2-kenalan

91 25 12
                                    

Warning!!!

Budayakan vote sesudah ataupun sebelum membaca ya! Thx Gaiss><

Akhirnya bel pulang sekolah pun akhirnya berbunyi, Lika yang sedang memasukan buku dan juga alat tulisnya sesekali ia melirik wajah tampan milik Bima.

Tak lama. Lika pun hanya memandang wajah Bima hanya 3 detik, karena ia tak mau jika Bima mengetahui Bahwa ia sesekali meliriknya.

Lika pun berjalan bersama Syaikah sahabat gilanya itu.

"Eh Lik, Lo tau ngga?" tanya Syaikah yang memulai pembicaraan.

"Ngga, Lo aja belum cerita." Ucap Lika polos.

"Bodo amat!" kesal syaikah.

"Yaudah, apa?" tanya Lika.

"Kepo juga kan lu?!" goda Syaikah yang membuat Lika kesal.

"B.A.C.O.T!" eja Lika yang di setiap huruf penuh penekanan.

"Cih. Jadi Lo mau denger gue cerita ngga?" tanya Syaikah.

"Hmm."

"Tadi kan, ada anak baru kan?" ucap Syaikah mulai serius dan di angguki oleh Lika.

"Masa gue kayak ya, gimana ya?" ucap Syaikah yang bingung ia harus bilang apa.

"Lo ngomong apa si?" tanya Lika heran.

"Ya, ya, pokoknya gitu lah." Syaikah Sedikit gugup.

"Lo gagap kah?" tanya Lika.

"Lo gapapa kan?"lanjutnya dengan nada khawatir.

"GILA LO!" teriak Syaikah lantang. Hingga Lika di buat malu oleh Syaikah.

Tapi bagaimana dengan Syaikah? Ya, dia tidak merasa malu sedikit pun, sedikit pun tidak merasa malu. Mungkin urat malunya sudah putus.

"Gatauah kenapa, gue bego banget bisa punya sahabat gila kayak Lo!" ucap Lika dengan nada agak tinggi.

"Gila-gila gini gue cantikkan, Lik? tanya Syaikah dengan penuh semangat.

"Orang gila mana ada yang cantik si, bodoh." Ucap Lika penuh dengan kesabaran.

"Emang iya?" tanya Syaikah tak berdosa.

"Gatau ah, pusing ngomong sama lo Sya. Gue duluan ya! Tuh Kaka gue udah jemput."

"Kalo pusing ke UKS aja Dulu." Ucap Syaikah dengan ucapan konyolnya.

"Stresss!!!" ucap Lika yang langsung pergi meninggalkan Syaikah.

Syaikah pun hanya mendecak sebal.

****

19.00 WIB

Saat ini, di rumah Bima sedang makan malam seperti biasanya.

"Gimana Bim, sama sekolah barunya?" tanya Papa Bima. Yaitu, Arjuna Hendrad.

"Lumayan." Jawab Bima datar.

"Lumayan apa? Menyenangkan atau menyebalkan?" ucap Mama nya yang ikut nimbrung. Yaitu, Arabella Regatta.

Bima pun mendecak kesal. "Menyenangkan." Ucapnya masih dingin.

Orang tuanya hanya bisa sabar, dan mengelus dada sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Gimana?" tanya Arabella.

"Apa?" ucap Bima berbalik nanya.

Arabella pun hanya menghela napas kasar. "Gimana di sana udah ada yang tertarik?" tanya Arabella dengan sabar, "Ada yang cantik?"

BiMalika [On Going]Kde žijí příběhy. Začni objevovat