Welcome My Angel

12.2K 324 38
                                    

Flashback on

Raisa : "Sayang, kamu ingin anak laki-laki atau anak perempuan?"

Nicho : "Hmm, laki-laki atau perempuan yang penting anak kita sehat sayang."

Raisa : "Sebenarnya kita bisa saja tes usg untuk mengetahuinya, tapi aku ingin ini menjadi kejutan."

Nicho : "Sama, kalau kita tahu lebih awal nanti sudah tidak penasaran lagi."

Raisa : "Jika seandainya anak kita perempuan, aku akan memberikan nama belakangku. Angelina adalah nama ibu."

Nicho : "Begitu juga nama belakangku, nama turun temurun dalam keluargaku."

Percakapan Raisa dan Nicho saat Raisa hamil muda.

Flashback off

9 bulan kemudian lebih beberapa hari.

Nicho meminta istrinya untuk memberikan jatah malam padanya. Sebenarnya Raisa sangat lelah dan mengantuk. Tapi entah mengapa suaminya semakin sering meminta itu dan sangat agresif selama kehamilannya. Nicho hanya mengatakan, istrinya terlihat seksi saat mengandung. Apalagi saat hamil tua. Keinginan Nicho semakin menjadi.

Menjelang pagi setelah malam itu, Raisa terbangun karena merasa ada yang aneh dalam perutnya. Perasaan itu hanya datang sesaat kemudian hilang, akan tetapi akan muncul lagi dan hilang lagi, begitu seterusnya.

Apa aku akan melahirkan sekarang?

Raisa segera membangunkan suaminya, Nicho pun terbangun, dia melihat istrinya yang terlihat kesakitan.

"Sayang, kamu kenapa? apa sudah mau melahirkan?" tanya Nicho cemas

"Aku tidak tahu sayang, tapi rasanya sakit sekali." jawab Raisa sambil memegangi perut bagian bawahnya.

Nicho langsung menggendong istrinya keluar kamar, lalu menuju ke mobil untuk ke rumah sakit. Kedua pelayannya dengan cekatan membawa barang-barang yang dibutuhkan nanti setelah persalinan, karena sebelumnya semua sudah dipersiapkan Nicho.

Sampai di rumah sakit, dokter kandungan mengatakan jika Raisa masih bukaan lima. Nicho tidak banyak bertanya, karena dia sudah mempelajari tentang wanita hamil sampai cara merawat bayi.

Jam setengah 7 pagi, keluarga Raisa sudah datang ke rumah sakit. Begitu pula keluarga Nicho.

Emily membawa bekal makanan karena semua orang belum sempat sarapan. Namun tak ada satupun dari mereka yang selera makan, mereka sangat mencemaskan keadaan Raisa yang tengah kesakitan.

"Sayang, aku tahu saat ini kamu sedang menderita. Tapi kumohon makanlah walau sedikit. Setidaknya nanti kamu punya tenaga untuk melahirkan anak kita." bujuk Nicho lembut

Raisa tersenyum saat Nicho menyuapinya. Nicho tak menyangka, disaat Raisa sedang kesakitan tapi dia masih memiliki nafsu makan tinggi, Nicho merasa lega. Raisa memang sudah bertekad, jika dia ingin melahirkan bayinya secara normal.

"Sayang, kamu juga makan ya, jangan buat aku khawatir." pinta Raisa lemah, karena menahan kontraksi diperutnya yang semakin kuat.

Nicho tak ingin membuat istrinya cemas, dia memaksakan dirinya sendiri untuk makan. Kemudian mereka makan sepiring berdua.

Beberapa detik kemudian, dokter datang lagi untuk mengecek. Kemudian menyuruh orang-orang yang sedang menunggu untuk segera keluar kecuali suaminya, karena Raisa siap melahirkan.

Nicho berdiri disamping ranjang Raisa, dia terus menggenggam tangan Raisa, menyalurkan kekuatan padanya.

Nicho sudah hampir tidak sanggup lagi mendengar suara dokter dan bidan yang membantu persalinan Raisa. Nicho sangat tegang, dia baru sadar bagaimana perjuangan seorang ibu untuk melahirkan anaknya.

Nicho menangis, seakan dia ikut kesakitan melihat istrinya yang sedang mempertaruhkan nyawa. Keringat Nicho sudah membasahi tubuhnya, dan hatinya terus berdoa.

Ya Tuhan, berikanlah kelancaran untuk istriku..
Semoga bayi kami segera lahir dengan selamat..
Agar istriku tidak terlalu lama kesakitan..
Ya Tuhan, seandainya bisa, limpahkan rasa sakit istriku kepadaku..

Tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi yang keras, lima menit kemudian disusul suara tangisan bayi lagi.

Nicho merasa lega, dia semakin terharu dan berlinangan air mata.

"Sayang, kamu adalah wanita yang sangat hebat! Terima kasih atas semua pengorbananmu. Lihatlah, kedua anak kita sangat tampan seperti ayahnya." bisik Nicho sambil mencium kening istrinya.

Raisa tersenyum, dia merasa terhibur dengan sikap suaminya yang sangat percaya diri.

"Sayang, aku haus.." bisik Raisa lirih. Nicho segera mengambil teh hangat untuknya.

Raisa mendengar suara ramai orang-orang dari luar ruangan menyambut bayi kembarnya yang sudah lahir.

Lalu datang seorang dokter yang hendak memeriksa keadaan Raisa. Nicho sama sekali tidak mau meninggalkannya, dan dokter tersebut tidak berani mengusir Nicho.

Setelah para suster membersihkan bekas persalinan, kedua bayi kembar Raisa dibawa untuk diberi asi pertama.

Raisa terharu saat menyusui kedua buah hatinya, suaminya yang membantu disampingnya juga tidak bisa membendung air mata. Mereka sekarang telah menjadi ayah dan ibu. Mereka belum pernah merasakan kebahagiaan yang melebihi saat ini. Kedua anak mereka terlahir dengan sehat dan sempurna.

Lalu datang seorang suster yang masih muda, membawa buku catatan kelahiran.

"Permisi, siapakah nama kedua anak kembar kalian?" tanya suster itu

"Anak pertama Jason William dan anak kedua Glen William." jawab Nicho mantap.

"Bagus sekali namanya! Terima kasih, saya pamit undur diri dulu." kata suster tadi segera keluar ruangan.

Semua sudah selesai, Raisa beserta kedua anaknya segera dipindahkan ke ruang inap.

Steven yang baru muncul menghebohkan ruangan.

"Hallo adik iparku, selamat ya sekarang sudah menjadi seorang ayah." kata Steve merangkul Nicho.

"Iya terima kasih, sebentar lagi kakak juga." jawab Nicho tersenyum riang.

"Aku tak mengira, Raja Singa yang dulunya ganas sekarang berubah menjadi seorang pria sejati." sindir Steve

Nicho hanya tersenyum saat semua orang mentertawakannya.

"Raisa, bagaimana rasanya melahirkan?" tanya Laura penasaran.

"Rasanya enak sekali." jawab Raisa lemah

Para wanita yang pernah melahirkan tertawa lirih, sedangkan Laura bingung sendiri.

Benarkah rasanya enak? Masa iya Raisa membohongiku.

batin Laura.

"Kak, aku sarankan! saat istrimu melahirkan nanti kau harus ikut mendampinginya." ucap Nicho.

Steve yang seperti di tantang Nicho menjawab dengan bangga.

"Tentu saja, aku ini seorang suami dan calon ayah yang bertanggung jawab."

Jason William - Glen William

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Jason William - Glen William





Tbc
22 Mei 2020

Jadi Pelayan Tuan Muda✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora