This night

66 6 0
                                    

Langit jingga kini berubah menjadi gelap.
Lorong lorong di hiasi dengan cahaya gemerlap lampu.

Motor yang terus melaju membawa angin kesejukan malam itu.

Bintang-bintang dan bulan seakan mendukung suasana kala itu.

"Kamu dingin?" Ucap Toni sambil melihat ke arah spion.

"Nggak kok" jawabku singkat.

Saat itu Toni menarik tanganku dan menyilangkannya di antara pinggang dan perutnya.

Aku terdiam seketika seakan mengikuti perintah Toni.
Jantung yang semakin berdegub kencang tak bisa ku hentikan.
Saat aku ingin melepaskan untuk tidak memeluknya namun,tangan Toni semakin menggenggam tanganku dan dia berkata agar aku tak melepas pelukannya.

***
Hingga akhirnya motornya berhenti di depan rumahku.
Akupun turun dan tak lupa mengucapkan terimakasih.
Ia hanya mengangguk dan bulan sabit tampak di matanya saat ia tersenyum.

Akupun bergegas tuk memasuki pagar rumahku namun uluran tangannya memberhentikan langkahku.
Aku menoleh ke arahnya dengan menatap bingung tanganku yang di genggam erat.

"Besok pagi aku jeput kamu" ucapnya.

"Gak usahlah,aku besok naik angkutan umum" jelasku.

Ia menarik tanganku keras sampai wajahku berada sekitar 2cm dari wajahnya.
Aku terdiam di heningnya malam yang membuatku terpanah dengan ketampanannya.
Wajahnya semakin mendekati wajahku namun semuanya terhenti saat mama membuka pintu rumah dan menyuruhnya masuk.

Namun ajakan mama ia tolak dengan alasan sudah malam.
Dan ia pun pamit kepada mama dan aku tuk segera pulang.
Dengan segera ia membelokkan sepedanya dan melaju kearah rumahnya.

Akupun menghampiri mama yang katanya baru pulang tadi dari rumah sakit.

🌼🌼🌼

Rasanya aneh namun semua ini nyata,semuanya akan terlihat indah bila ada dirinya

@qorry_aini

Kesendirian Yang Nyata Onde histórias criam vida. Descubra agora