1-murid baru

136 29 18
                                    

06.00 WIB.

Pagi ini hari Senin. Pagi yang dibenci hampir semua siswa. Pasalnya mereka harus bangun pagi untuk melaksanakan upacara bendera.

Sebenarnya sama saja dengan hari-hari biasa. Tapi di hari Senin ia harus berbaris di lapangan yang membuat mereka kesal.

Namun beda dengan Lika. Ia masih terlelap di alam mimpinya. Hingga ia terbangun ketika seseorang paruh baya menghampiri kamarnya sambil berteriak.

"Lika, Bangun! Kamu mau sekolah atau ngga?!" ucap Riana ayu Anggeline. Yaitu Mama Lika.

"Eghh."

"Cepat Lika, kamu bisa telat nanti!" ucap Riana frustasi.

"Ngga bakalan telat kok Ma. Santai aja." Ucap Lika yang masih memejamkan mata.

"Kamu mau sekolah atau ngga?!" tanya Riana dengan nada agak tinggi.

"Mama tanya Lika?" tanya Lika yang langsung merubah posisinya menjadi duduk.

"Hmm."

"Serius Mama tanya Lika?" tanya Lika sekali lagi memastikan.

"Iya Lika." Ucap Mamanya lembut.

"Oke, Lika jawab. Lika ngga mau sekolah!" jawab Lika yang langsung melipat kedua tangannya di depan dada.

"Lho kok ngga mau sekolah?" tanya Riana bingung.

"Kan tadi Mama bilang 'mau sekolah atau ngga' yaudah Lika jawab aja ngga." Jawabnya polos.

Riana mulai hilang kesabaran, ia pun langsung berteriak. "Kamu mau mandi sekarang atau Mama guryur kamu sekarang juga!!" teriaknya frustasi.

Tanpa Ba-bi-bu Lika pun langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah kurang lebih 20 menit. Lika pun turun menggunakan seragam putih abu-abu lengkap dengan dasi, topi, gesper, kaos kaki putih panjang dan sepatu berwarna hitam dan putih.

Ya, memang Lika bukan bad girl. Ia sangat patuh terhadap peraturan sekolah.

"Pagi Mah, Pah, Kak!" teriaknya sambil mengembangkan senyum manisnya.

"Pagi juga sayang." Balas Papanya. Yaitu Juan Manuel Wilson.

"Pagi juga. Cepat kamu sarapan nanti keburu telat." Ucap Riana sambil menyiapkan nasi goreng untuk Lika.

"Lo bisa ngga sih satu hari aja ngga usah teriak. Sakit kuping gue masih pagi udah di tusuk-tusuk Sama teriakan lo." Protes Kakanya. Yaitu Rachel Nayyara Anggeline.

"Hehe. Ya maaf baru diisi bensin jadi kayak gini." Ucap Lika ngawur.

"Jadi, Lo minum bensin?!" tanya Rachel histeris.

"Gini nih, penikmat cerita tanpa tema." Ucap Lika.

"Yeee, dasar bego!" emosi Rachel, yang akhirnya menoyor kepala Lika.

"Lu kenapa sih ka? Dari tadi marah-marah terus."

"Ga perlu tau!" kesal Rachel.

Lika yang mendengar jawaban kakanya itu pun langsung mendesah kasar.

"Ohiya, si Adek kembar lacknut kemana?! Kok ngga ada?" tanya Lika, matanya menyapu seluruh ruangan. Ia tidak melihat keberadaan Adik kembarnya itu.

"Dia tadi berangkat pagi-pagi katanya ada urusan." Jawab Riana.

"Ck. Paling juga tuh anak berdua belum ngerjain PR. Mangkanya dia berangkat pagi-pagi buat nyontek ke temennya." Ucap Lika, yang mengetahui kelakuan Adik kembarnya tersebut.

BiMalika [On Going]Where stories live. Discover now