Kenapa harus kembali?

103 38 39
                                    

Keelolakan hati muncul dari kebaikan sikap yang senada
__

•••

Jika meninggalkan hanya untuk kembali, jangan pernah berniat untuk berpaling. Karena satu kali berpaling, maka akan dapat seribu kali penyesalan yang akan menghantui pikiran.

________

~Happy Reading~

"Zya awas!" teriak seseorang dari arah samping yang membuat Zya tersungkur karena dorongan yang ditujukan padanya, samar-samar suaranya terdengar sangat familiar di telinganya.

Brughh…

Suara benturan keras tersebut membuat pikiran Zya kembali fokus pada keadaannya sekarang. Tanpa disadari dia melihat begitu banyak darah di sana. Di salah satu tubuh seseorang yang rupanya sudah menyelamatkan nyawa Zya tadi. Saat mendekati orang yang sudah ditabrak tersebut, lebih tepatnya salah satu kecelakaan tabrak lari itu, seketika mata Zya membulat, air matanya yang sudah lama terbendung sudah tidak bisa ditahan lagi, rasanya dunianya kini telah hancur, dan yang bisa dia lakukan saat ini adalah menangis dan berusaha untuk membangunkan orang tersebut. Namun nihil, darah semakin banyak yang keluar di kaki orang itu membuat Zya sangat khawatir, sekilas dia belum siap kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya itu. Lima puluh kali lebih kata tolong  yang telah dilontarkan, namun tetap saja dia belum bisa mendapatkan bantuan juga. Seketika hati Zya di gerogoti rasa bersalah, karena telah pulang mengambil jalur yang sepi, seperti saat sekarang ini.

"Afka … Af- Afka bangun hiks…" jika ada yang beranggapan bahwa Zya cengeng, mungkin memang iya. Tapi jika berada di posisi tersebut, bukannya memang wajar jika hal yang paling utama dilakukan adalah menangis?

"Afka, ayo buka matamu. Lihatlah aku di sini,"

"Astagfirullah, kenapa darahnya jadi semakin banyak? Aku takut Afka, Ya Allah tolong aku, tolong buat Afka bangun, hiks…”

“Kamu harus bertahan Afka, aku akan selalu ada di sisimu, sekarang aku akan telpon Ayah dan Bunda ya. Hiks…” dengan sesenggukkan dan air mata yang terus turun mengalir membuat Zya rasanya ingin menyakiti dirinya sendiri, karena kejadian ini terjadi karena keegoisannya.

Selang beberapa menit, akhirnya Afka sudah dilarikan ke Rumah Sakit, dan langsung ditangani di ruang UGD oleh Dokter. Semua bisa terjadi atas bantuan dari Bunda dan Ayahnya Zya yang saat mendengar putrinya menelpon, mereka lebih tepatnya Bunda saja dengan Pak Iyan alias Sopir rumahnya itu. Kebetulan saat itu memang Ayahnya Zya sedang menjalankan meeting dengan perusahaan luar negeri, hal itulah yang membuat Ayahnya Zya tidak ikut datang bersama Bundanya.

“Bunda Afka akan baik-baik saja kan?” dengan segera Bundanya mengangguk tanda meyakinkan Zya.

“Dia pasti akan sembuh kembali kan Bunda?” tanya Zya lagi, yang lagi-lagi hanya dibalas anggukan oleh Bundanya itu.

“Aku tidak ingin kehilangannya, hiks…” seketika air mata Bundanya juga turun membasahi pipinya, karena tidak tega melihat putrinya telah menangis lagi dan lagi, akhirnya Bundanya segera memeluk putri semata wayangnya itu. 

“Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri bila sampai Afka kenapa-kenapa karena aku,” menggeleng keras, Bunda Zya benar-benar tidak menyangka bahwa Zya sungguh se sayang dan se cinta itu pada Afka.

Pergi Hilang Dan Lupakan [ ON GOING ]Where stories live. Discover now