Pagiku Cerahku

172 59 59
                                    

Awali pagimu dengan senyuman dan sarapan. Karena tersenyum itu ibadah, dan menunggu kepastian itu butuh tenaga dan kesabaran.

__

~*Pergi Hilang dan Lupakan*~

🍃🍃🍃

*Happy reading*


Pagiku cerahku.

Matahari bersinar.

Seorang gadis cantik yang tengah bersenandung kecil menyanyikan sebuah lagu anak Sekolah Dasar yang biasa dinyanyikan ketika akan berangkat ke sekolah, padahal umurnya sudah terbilang dewasa lho. Aneh bukan? Nampaknya gadis itu memang tengah berbahagia. Seorang gadis cantik yang sekarang tengah berada di taman sekolah, yang memang akan menuju ke kelasnya itu di kagetkan dengan suatu suara yang sangat cempreng dan sangat terdengar bising di telinganya, tapi tunggu suara itu tidaklah asing baginya.

"Zya! Zyarika ... tungguin aku, huftt capek." ucapnya sambil berusaha mengatur nafasnya.

"Kamu kenapa Sya? Olahraga? Eh atau jogging pagi? Astagfirullah sampai lupa, kalo jogging pagi juga termasuk olahraga ya? Huhh pagi-pagi malah jadi kek gini kan," desis Zya seketika, sambil tersenyum kecil dan canggung pada Misya sahabatnya itu, pasalnya Misya sungguh membuat pagiku berbelit akan suatu perkataan dan ucapanku tadi.

"Ishh... kamu itu Zya! Aku mengejarmu dari depan gerbang sekolah, huftt rasanya capek sekali. Kamu tau kan seberapa jauhnya letak depan gerbang sekolah hingga ke kelas kita itu," tunjuk Misya, pada satu titik dan arah kelas yang letaknya hanya beberapa langkah lagi untuk sampai ke sana. "Lagian kamu itu! Aku rasa kamu harus segera memeriksakan dirimu ke dokter spesialis telinga deh,"

"Hah?! Apa maksudmu?"

"Ya iyalah, asal kamu tau dari saat tadi aku melihatmu. Aku sudah berulang kali memanggil namamu. Tapi, huftt... hasilnya nihil. Kamu tidak mendengarkan sedikitnya teriakan dan panggilanku itu. Entahlah intinya kamu harus segera memeriksakan telingamu ke Klinik atau dokter spesialis terdekat. Sungguh Zya! Aku tidak bohong akan hal ini," bagaimana Zya dapat mendengar suara cemprengnya, jika Misya hanya memanggilnya dengan sebutan Hey dan Zya saja. Bukannya sebutan Hey itu dapat di tujukkan kepada siapa saja? Dan bukankah yang bernama Zya di sini itu banyak, bukan hanya aku yang memiliki nama Zya. Karena ada dua adik kelasku juga yang memiliki nama panggilan yang sama seperti Zya.

"Terserah apa katamu. Aku akan pergi ke kelas," baru selangkah aku berjalan, "Zya..." teriak salah seorang yang sepertinya hanya berjarak 5 langkah di belakang keberadaan Zya. Membuat Zya jadi mendesis dalam hati.

"Apa lagi ishh!" langsung menengok ke belakang dengan wajah kesalnya.

"Ko kamu marah gitu sih Zya, saat aku manggil?" dengan kecewa seorang tersebut yang di duga seorang pria itu langsung menundukkan kepalanya dan berniat untuk berlalu dari hadapan Zya, karena menurutnya Zya merasa terusik bila dia memanggilnya dengan teriak-teriak seperti tadi. Hal itu sontak membuat Zya kaget.

"Eh Adrian, nggak gitu maksudku. Maaf ya, aku kira tadi yang memanggilku lagi itu Misya. Ternyata kamu, hehe..."

"Makanya jangan suka suudzon sama teman sendiri. Aku suruh buat ke Klinik aja mood-mu berubah drastis huhh! Zya memang tidak asik sama sekali!" cibir Misya, yang sontak membuat Zya tertunduk malu karena merasa bersalah membuat temannya kesal di pagi hari ini.

"Hah? Ke Klinik? Memangnya kamu sakit Zya? Kamu sakit apa? Biar sementara ini aku bawa kamu ke UKS dulu ya, ayo."

"Ti-" baru saja akan berkata dan berusaha menjelaskannya. Adrian malah memotong pembicaraannya.

Pergi Hilang Dan Lupakan [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang