Part 8 [Morning]

Mulai dari awal
                                    

"Hyun, siapa anak ini?" Tanya rektor itu ketika melihat Luna yang berdiri disamping Hyun.

"Dia adik perempuanku pak, dia baru lulus sekolah menengah atas tahun ini dan dia juga mengambil jurusan yang sama denganku" jawab Hyun begitu karena sudah ada perjanjian sebelumnya untuk tidak memberi tau siapapun mengenai pernikahan mereka.

"Oh, pantas saja aku baru melihatnya" angguk rektor itu.

"Mr. Lee tidak bisa datang hari ini, dan aku mau jika kau Hyun yang menggantikannya hari ini" perintah rektor itu pada mahasiswa kebanggaannya.

"Baiklah pak" Hyun setuju.

Selain dilahirkan dari keluarga yang super kaya, Hyun juga beruntung karena kepintaran yang dimilikinya membuat ia dengan mudah menyelesaikan pendidikannya. Tak hanya itu, saat masih ditingkat sekolah menengah atas Hyun pernah mendapatkan berbagai macam penghargaan, sebut saja pemenang olimpiade tingkat kota dan provinsi, cerdas cermat, cepat tepat bahkan pernah memenangkan olimpiade tingkat internasional , tentu saja semua prestasinya berkaitan dengan seni ya.

Tanpa disadari sebelumnya, kelas yang akan diambil alih oleh Hyun hari ini adalah kelas dimana Luna istrinya berada.

"Selamat pagi" sapa Hyun yang memasuki ruangan berukuran 21×30 m dengan 9 AC didalamnya.

"Selamat pagi" jawab seluruh mahasiswa yang ada didalamnya terkecuali Luna yang sedang duduk menatap buku kosong di mejanya.

"Dia kan mahasiswa terpintar di sini" bisik seorang mahasiswa pada temannya.

"Kau benar, selain pintar dia juga sangat tampan" sambung temannya itu.

Hyun yang baru menyadari keberadaan Luna di deretan bangku nomor 2 dari belakang hanya bisa meliriknya sebentar.


"Baiklah, perkenalkan nama saya Min Seok Hyun, saya ada disini untuk menggantikan Mr. Lee yang sedang dinas keluar kota" Hyun memperkenalkan diri dan saat itu Luna menyadari bahwa orang yang baru masuk itu adalah suaminya.

"Disini saya akan memberikan sedikit materi yang berkaitan dengan seni, sebelumnya saya ingin mendengar pendapat kalian mengenai seni itu sendiri dimulai dari belakang arah kiri" Hyun berlagak bak dosen sungguhan.

Di ruangan yang berukuran 21×30 m itu hanya terdapat sekitar 40 mahasiswa/i didalamnya. Saat Hyun meminta pendapat masing-masing mahasiswa, Luna merasa cemas karena saat itu otaknya tidak memberikan ide apapun ditambah lagi pendapat dari mahasiswa lain yang terdengar sangat bagus dan logis semakin membuatnya gugup, hingga tiba saatnya giliran Luna....

"Baik bagus sekali, selanjutnya..." Hyun melirik kearah istrinya itu.

"Mmmm... Seni....se....." Luna semakin gugup karena semua mata tertuju padanya.

"Dia tidak akan bisa menjelaskannya" cetus seorang mahasiswi.

"Iya itu benar, karena dia jarang sekali datang" timpal yang lainnya.

Seketika itu Luna hanya bisa menundukkan kepalanya karena malu dan Hyun yang melihat itu segera berusaha menghentikan hujatan mahasiswi lain yang semakin jadi menyoraki Luna.

"Cukup, jangan menciptakan suasana gaduh" Hyun berteriak agar semua mahasiswa/i mendengarnya.

Saat itu juga Luna yang tidak tahan dengan hujatan itu langsung pergi meninggalkan kelas. Hyun tidak bisa mengejar Luna saat itu karena dia harus menjalankan amanah yang telah dipercayakan padanya.

30 menit kemudian waktu mengajar sudah selesai dan Hyun segera mencari keberadaan Luna.


"Luna kau kenapa?" Tanya Hino yang sedang bersama Luna.

"Aku baik-baik saja" jawab Luna dengan air mata yang masih belum kering.

"Kau bisa menceritakan sebanyak yang kau mau padaku" Hino memberi perhatian pada Luna.

"Hiks... Hiks... Hikss..." Luna menangis lagi.

"Ada apa denganmu?" Hino mencoba mengambil posisi untuk memeluk Luna yang sedang bersedih dan saat itu juga Hyun datang.

"Luna" Hyun langsung mengambil alih tubuh Luna dari Hino yang mencoba memeluknya.

"Ayo kita pulang" Hyun mengusap air mata Luna dan mengajaknya berdiri.

"Aku tidak mau" Luna menolak dan menjauhkan tubuh Hyun darinya.

"Hino, rektor sedang mencarimu" Hyun mengatakan hal yang memang benar adanya.

"Kau mencoba mengelabui ku" tatap sinis Hino pada Hyun.

"Aku mengatakan yang sebenarnya" Hyun terlihat sedikit kesal.

Akhirnya Hino pun pergi meninggalkan Hyun dan Luna di taman kampus itu.

"Maafkan aku" kata Hyun yang mengambil posisi berlutut didepan Luna.

"Ayo kita pulang" Hyun bicara lagi walau Luna tidak memberikan jawaban dari tadi.

Melihat kondisi sekeliling kampus yang sepi, Hyun langsung saja menggendong Luna dan membawanya ke mobil dan segera pulang.


⬇️
Duh guys, Luna kan sebelumnya juga pinter kok tadi malah gak dapet ide buat ngejelasin ya...

Lain kali Luna harus lebih focus....

Itu temen-temen sekelas Luna kok pada nyinyir sihhh...hmm

Gimana guys?

Mulmednya buat author terlena🤣

Kalo suka jangan lupa voment 😊
Karena voment kalian buat aku jadi semangat buat nulis💜

Dimming Moon || Kim Seokjin x Kim Sojung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang