21. Euphoria

3.5K 631 41
                                    

Play the bgm before reading

---

"Tak apa,Junsoo. Jungkook ingin bertemu denganmu. Kau tidak merindukan dia?" Somi berkata lembut. Berusaha membujuk Junsoo yang enggan menemui Jungkook. Dirinya malu sekaligus takut. Malu akan perilakunya dulu dan takut jika Jungkook akan membencinya. Ada Yura juga disini, tengah terdiam sembari memperhatikan Somi dan Junsoo.

"Jungkook tidak akan membencimu,Soo-ah."

"Aku malu,noona."Junsoo bergumam pelan. Pipinya masih terasa nyeri bekas tamparan ibunya kemarin sore.

" Jungkook akan bersedih kalau kau tidak menemuinya. Kau mau membuatnya kembali merasa sakit?" Junsoo menggeleng. Berusaha memantapkan hati untuk menemui Jungkook.

"Baiklah." Junsoo bangkit dari duduknya. Memandang pintu ruangan Jungkook yang tertutup rapat. Setelah merasa yakin, dia membuka pintu dan mendapati semua orang di ruangan itu menoleh ke arahnya.

"Hyung!" Jungkook berseru riang. Menampilkan senyum manisnya ketika melihat Junsoo di ambang pintu. Junsoo tersenyum tipis. Rasa bersalahnya semakin membuncah. Paman dan bibi Jeon rupanya paham. Mereka sengaja keluar dari ruangan untuk memberikan waktu bagi anaknya.

"Hyung kenapa tidak mau menemuiku? Hyung masih membenci aku ya? Maaf," Junsoo menggeleng. Kedua matanya berkaca. Berakhir mendekat dan memeluk Jungkook dengan perlahan. Mencium dahi Jungkook seraya mengucapkan kata maaf berkali-kali.

"Hyung,berhenti--- apa maksudmu?" Jungkook bertanya bingung. Menatap Junsoo dengan mata bulatnya yang begitu indah setelah sekian lama tertutup.

"Aku minta maaf Jung, dulu a-aku.."

Jungkook paham. "Tak apa hyung. Tanpamu, aku tidak bisa seperti sekarang. Memiliki banyak teman, meraih banyak penghargaan, di kenal banyak orang. Itu semua berkat dirimu juga,hyung."

"Penyakitmu ini juga karena diriku kan?"

"Eh bukan. Kalau ini sih akunya saja yang tidak makan dengan teratur."

Di luar ruangan, Taehyung baru saja datang dengan sekresek susu pisang di tangannya. Wajahnya bahagia sekali, tidak berhenti tersenyum sedari tadi. Ia menunduk singkat pada Paman dan bibi Jeon kemudian menghampiri Somi. "Kenapa diluar? Jungkook hyung sendirian?"

"Sebentar ya, adik sepupuku sedang bicara dengan Jungkook di dalam." Somi menjawab dengan sedikit senyum gemas. Memperhatikan kresek di tangan Taehyung yang penuh dengan susu pisang kesukaan adiknya. Disaat para penggemar Jungkook membawakan bunga,boneka,dan barang-barang mahal,Taehyung begitu sederhana dengan membawakan minuman murah kesukaan Jungkook.

"Hei apa itu untukku?" Yura bertanya sambil berusaha mengambil satu buah di kresek Taehyung.

"Enak saja!" Taehyung sontak memeluk kreseknya. Mendapat tawa kecil dari bibi Jeon yang memang sudah memperhatikannya sejak tadi.

"Kau adik kelas Jungkookie yang kemarin itu ya? Siapa namamu? Bibi lupa," Tanya bibi Jeon.

"Taehyung bibi, hehe. Iya, aku adik kelasnya. Terpaut dua tahun dengan Jungkook hyung."

"Sudah akrab sekali ya? Yakin cuma sekedar adik kelas?" Bibi Jeon bertanya dengan raut menggoda. Bonus tatapan yang sama dari Yura dan Somi. Paman Jeon malah sibuk bertelepon dengan rekan bisnisnya.

"Sesuatu yang rahasia. Urusan negara." Jawab Taehyung sambil tersenyum kotak. Terkesan begitu hangat saat melihatnya.

Tak berselang lama, Junsoo keluar dari ruangan. Mempersilahkan semua orang untuk kembali masuk ke dalam. Entah kenapa Taehyung merasa perasaannya begitu meletup. Antusiasme berlebih ketika melihat Jungkook tersenyum lebar pada mereka berempat. Paman dan Bibi Jeon tetap menunggu di luar katanya, mengurus beberapa pekerjaan yang mereka tunda selama ini.

"Jungkoooookk-----" Yura terlihat bersemangat saat menghampiri Jungkook. Menggenggam tangan pemuda Jeon dengan begitu gemas. Tangan yang tadinya keras, sekarang menjadi lebih empuk. Gemas sekali pokoknya!

"Tanganmu kenapa jadi kenyal begini? Tidak ada lagi aura si manly ketua Jeon!" Seru Yura.

"Cih, bawakan aku preman. Aku masih bisa menghabisi orang." Jungkook mencibir. Matanya menangkap entitas Taehyung yang berdiri kaku di belakang Yura. "Tae?"

Taehyung tersenyum lebar. Dia mendekat ke arah Jungkook, Yura yang sadar diri langsung mundur dan memberi ruang untuk mereka berdua. Gadis itu memiliki tingkat kepekaan yang tinggi, ia tentu paham makna dari setiap perilaku Taehyung untuk Jungkook. Terlalu mudah ditebak!

"Ekhm, kalau begitu aku akan ke ruangan dokter Seokjin saja." Kata Somi sambil menyeret Junsoo yang tidak tau apa-apa.

"Aaahh,aku--- haus. Aku ingin ke kantin dulu. Hehe," Yura berujar dengan senyum canggung di bibirnya. Mendelik diam-diam pada Taehyung yang sedang menjulurkan lidah padanya.

Sepeninggal Yura, Taehyung kembali menatap Jungkook. Pemuda Jeon itu masih memandangi pintu sebelum akhirnya mengalihkan fokus pada Taehyung. Wajahnya sudah tidak sepucat kemarin, bibir mungilnya makin terlihat kemerahan. Manis sekali.

"Apa liat-liat,huh?" sewot Taehyung.

"Heh? Kau yang pertama menatapku." Jungkook berucap sebal. Bibir bawahnya maju dan enggan menatap Taehyung.

Taehyung terkekeh. Pertama kali dia melihat Jungkook sebegini manja. Taehyung mengangkat tangan kanannya, menampilkan sekresek penuh susu pisang tepat di hadapan Jungkook. Pemuda Jeon tentu senang, raut wajahnya begitu girang saat menerima bingkisan spesial dari Taehyung. Ia langsung menumpahkan semua isinya di atas selimut yang membalut kaki. Menghitungnya satu per satu.

"Lima belas!! Woah!" Gemas sekali melihat Jungkook mengumpulkan semuanya, di bungkus dengan selimut dan meletakannya di samping bantal. Sebagai usaha agar tidak ada yang akan memintanya.

"Taehyung sini!"Seru Jungkook supaya Taehyung semakin mendekat ke arahnya.

"Iya sama-sama." Kata Taehyung tanpa menunggu ucapan terimakasih dari Jungkook.

"Hih! Aku mau peluk, sini!"

Berakhir dengan Taehyung yang menggigit pipi dalamnya gemas. Merasakan pelukan Jungkook yang begitu erat.

"Taehyung, terimakasih."

[Fin] Remedy | tkWhere stories live. Discover now