2. Feelings

6.2K 878 67
                                    

Jungkook memindai adik kelasnya yang kini tengah berbicara di podium. Mata bulatnya terpaku, tidak berkedip barang sekali. Ada sirat rasa kagum di baliknya.

Setelah beberapa menit di dalam aula, Jungkook keluar dan duduk di sebuah kursi plastik di samping pintu. Kepalanya menunduk, mendengarkan bagaimana cara anak itu berbicara, terdengar elegan dan menarik. Gaya bahasa yang ia sampaikan benar-benar santai dan lugas. Tidak bertele-tele namun memiliki makna yang dalam, tapi ada satu poin penting yang membuat Jungkook sempat terkejut. Suaranya yang---damn! membuat Jungkook bertanya-tanya.

Anak itu puber sejak TK atau bagaimana?

Jungkook kembali berdiri ketika tepukan riuh dari dalam aula terdengar. Ia mengintip sedikit dan melihat anak itu tengah tersenyum ramah sebelum kembali ke barisan. Attitude-nya terbentuk sekali. Sikapnya itu tulus, memang sudah bawaan sejak kecil. Bukan sekedar pencitraan belaka.

Ah sial. Jungkook lupa namanya.

"Jisoo-ah!" Jisoo berjalan menuju Jungkook yang memanggilnya.

"Apa?" Tanya Jisoo penasaran.

"Kelas 10 yang baru saja beri sambutan siapa namanya? Aku lupa."

Jisoo berpikir sejenak sebelum menjawab. "Kim Taehyung maksudmu?"

"Oh Taehyung, ya sudah terima kasih" Jungkook tersenyum.

Kim Taehyung ya? Sepertinya cocok menjadi penggantiku,

Menjadi ketua osis.

Menjadi ketua osis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Remaja itu duduk asal-asalan di ruang kepala sekolah. Sesekali mengusak rambut cokelatnya ke belakang untuk mengurangi rasa gerah. Sepuluh menit lagi ia akan memberikan sambutan sebagai perwakilan dari angkatannya. Namun kepsek yang ia tunggu malah pergi entah kemana.

"Sialan! Aku lapar!"

Taehyung mengerang dengan umpatan sebagai senjata. Sedikit menyesal karena tidak sarapan. Sebenarnya dia bawa bekal, tapi tidak enak makan di ruangan ini. Bau bapak-bapak! Dia tidak selera, takut gumoh.

Jangan salah. Kim Taehyung ini good boy. Tipikal pemuda bersih yang menganut mazhab higienis. Diajari untuk disiplin sejak masuk taman kanak-kanak. Jarang membeli makan di luar, kecuali jika sudah menjadi langganan.

Yeah, Good boy walau kadang khilaf mengeluarkan kata-kata kasar jika sedang kesal.

Ketika suara pintu terbuka memasuki pendengarannya, Taehyung yang tengah guleran di sofa langsung berdiri tegak. Tersenyum kepada pria dengan usia kepala 5 tersebut.

"Sudah lama menunggu?" Tanya Hwang Shi Hyuk, kepala sekolah di Seoul National School.

"Tidak apa-apa, Ssaem." Taehyung hanya tersenyum simpul. Sedikit merasa kesal namun rasa hormat lebih mendominasi.

Mereka terlibat pembicaraan serius yang memakan waktu cukup lama. Sejak tadi Taehyung gelisah. Tiga menit lagi ia harus sudah berada di aula. Tapi kepala sekolahnya ini belum menyudahi bicaranya.

Hingga tepat setelah 9 menit berkutat, Taehyung diizinkan untuk kembali mengikuti kegiatan. Membuat Pemuda Kim berlari kencang menuju aula.

---

MOS hari pertama selesai. Kegiatan hari ini hanya sekedar pengenalan lingkungan sekolah dan sedikit permainan. Belum ada kegiatan berat yang dilakukan.

Pemuda Jeon masih sibuk. Bergotong royong membereskan sisa kegiatan hari ini sekaligus mempersiapkan untuk kegiatan esok hari. Besok akan di adakan demo ekstrakurikuler sehingga osis harus mempersiapkan tempat dengan matang.

Menyiapkan berbagai lapangan dan alat musik itu membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Jangan remehkan anak osis, kalian yang terima jadi tidak perlu banyak komentar karena rasa lelah mereka hanya bisa dibayar dengan raut bahagia penghuni sekolah.

Jungkook memberikan arahan pada pengurus kelas 11 untuk menyiapkan lapangan, sedangkan dirinya dan pengurus kelas 12 mengangkut alat-alat musik dan sounds system.

Jungkook sedang mengangkat sounds yang beratnya bukan main seorang diri. Hal itu sudah biasa Jungkook lakukan sehingga tidak ada yang bisa memberikan bantuan. Karena setiap ada yang berniat membantu, Jungkook selalu menolak dengan halus. Mengatakan jika ada hal lain yang lebih penting untuk di lakukan oleh banyak tangan.


Jungkook meletakkan barang bawaannya itu di tengah koridor. Akhir-akhir ini tubuhnya gampang lelah. Padahal biasanya ia akan lembur hingga malam demi menciptakan kegiatan yang sempurna.

Pemuda Jeon mengelap peluh yang sudah banjir di sekitar leher hingga tulang selangka. Saat kembali mengangkat benda tersebut, Jungkook tersandung kabel yang menjuntai sehingga bunyi keras yang terdengar mengundang perhatian orang sekitar.

Jungkook memejamkan matanya. Ia merasakan ada beban berat yang menimpa tubuhnya. Jungkook benar-benar lemas kali ini, tidak sanggup lagi bahkan untuk membuka mata. Tidak peduli jika sounds rusak dan menimpa tubuhnya. Hal terakhir yang ia rasakan itu,

Seperti ada orang yang mencium pipi kirinya.

---

[Fin] Remedy | tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang