•Silentkiller 01•

Start from the beginning
                                    

"Kenapa, Nay?"

"Silentkiller itu ternyata anak sekolah kita!"

"Oh ya? Lawak lo, kan udah gue bilang bapak-bapak."

"Stella, nggak mungkin bapak-bapaklah. Justru malah bapak-bapak pada kagak bisa maen game gituan," balas Naya.

"Terus lo percaya? Lagian juga emang banyak banget yang suka ngaku-ngaku jadi silentkiller. Secara ya emang si orang itu udah dapet banyak banget penghargaan, ya karna event-event gitu." Naya heran kenapa Stella tahu banget soal Silentkiller.

"Tapi tadi Naya liat gosip di mading, terus kak Madona tadi ngomong juga," ungkapnya.

Adam menoleh.

"Eh serius, Stell. Dia emang anak sekolah kita, jadi ada yang ngechat Silentkiller nanyain nama sekolahnya, dan silentkiller jawab di Habits, eh sumpah ya gila gue nggak nyangka." Adam yang emang selalu excited banget soal game langsung antusias dengan berita ini.

"Gila ya, siapa anjir?" tanya Stella.

"Lagian ngapain sih jadi orang misterius banget," ucap Stella lagi, Naya mengernyit sedang membuat teorinya sendiri.

"Kenapa ya Naya kok malah berpikir yang pegang akun silentkiller itu cewek?" gumamnya terdengar oleh telinga Stella dan Adam.

"Nay, gausah gitu deh. Yang jago maen game cewek di sekolah ini kan gue doang," ujar Stella angkuh, karna dulu waktu event sekolah semasa SMP, Stella memang juara soal game dan jadi juara satu perempuan di antara perempuan yang lain, tapi tidak tahu pas di SMA.

"Hm tapi kan kita nggak ada yang tau."

"Udahlah, gausah bahas silentkiller." Naya mengangguk lalu segera membuka tasnya, tidak lama guru datang dan akhirnya memulai pembelajaran pertama hari ini.

•••

Naya, Stella dan Adam kini berada di kantin dan tiba-tiba saja kantin hening saat seseorang lewat. Siapa lagi kalau bukan Naja Mahatma dan kawan-kawannya, Naya yang hendak memasukkan sendoknya ke dalam mulut mesti terhenti di udara. Dan parahnya Naja dan teman-temannya duduk di bagian kursi belakang di mana Naya, Stella, dan Adam berada.

Naya menelan salivanya.

"Mereka di belakang kita?" tanyanya berbisik pada Stella, dan Stella mengangguk.

"Pindah tempat yuk," pintanya pelan. Stella tertawa kecil.

"Rileks, babe," bisik Stella hampir saja tertawa ngakak. Adam menceritakan kepada Stella bahwa Naya menyukai kakak kelasnya tersebut, dan Stella mewajarkan sih sebab Naja memang ganteng, awal masuk sekolah yang paling bersinar dari kakak kelas lainnya ya cuma Naja.

"Please!" Naya memasang wajah melas.

"Oke-oke," ucap Adam lalu bangkit di ikuti Stella. Dengan cepat Naya bangkit dan hendak berlari tetapi malangnya kakinya harus tersandung kaki meja dan membuatnya tersungkur di lantai.

Naya memejamkan matanya merasakan pipinya memanas di tambah seketika kantin kembali hening dan semua mata mengarah pada Naya saat ini. Terdengar suara tawa beberapa orang, terlebih kawan-kawan Naja yang melihat adegan terdekat langsung tertawa.

Saat Stella hendak membantu, Naya sudah berlari menuju kelas. Dengan cepat Adam dan Stella mengejar Naya.

Lain dengan Naja hanya menatap heran lalu kembali menyeruput es-nya.

SILENTKILLER (Naja Mahatma)Where stories live. Discover now