17. BAD LIAR

1.2K 179 70
                                    

Keynal POV

Setibanya di rumah, gue pergi ke dapur buat ambil minum. Nggak disangka, ternyata di sana ada Kak Ve, duduk sendirian di meja makan.

Sepiring nasi putih dengan kuah sup jamur yang melimpah tersaji di depannya. Tiga irisan udang goreng, ikut mewarnai piring Kak Ve yang hampir penuh.

Segelas susu mengepulkan uap panasnya di dekat piring. Sementara bunga kering yang menjadi hiasan meja, disingkirkannya sedikit menjauh.

Akhirnya, Kak Ve melahap habis isi piringnya. Saat suapan terakhir dia melirik gue melalui ujung matanya. Gue pura—pura nggak liat, sial! mana ketahuan lagi.

Alhasil, gue menarik kursi lalu duduk di depannya. Lantas dia pun bertanya, Lo, kenapa lesu gitu, ada masalah di sekolah?

Sotoy, lo! kata gue sekenaknya.

Udah, sini cerita sama kakak!

Kenapa dia yang maksa. Ogah! Gue males!

Tak!

Eh dia malah melempar sebungkus roti ke arah gue. Repleks, tangan ini menangkapnya.

Gue robek bungkusnya lalu gue makan. Perpaduan selai—selai menghasilkan rasa berry yang asam—manis. Cokelat yang sedikit pahit, dan rasa kacang lezat sedikit menyenangkan perasaan.

Kak Ve menoleh mendengar bunyi keriuk dari perut gue. Gue tergoda setelah menghirup aroma orek tempe yang tampak menggiurkan di atas meja. Nyatanya roti barusan belum cukup mengenyangkan.

Nih makan!

Kak Ve membalikkan piring di depan gue, dia menuangkan nasi lengkap beserta lauknya.

Sesaat setelah berdoa, gue langsung melahapnya. Suapan pertama, sebuah kombinasi rasa asin dan gurih rempah merambati lidah.

Siapa sih yang nggak tau orek tempe atau sambal goreng tempe ini? Yupz, orek tempe biasa disandingkan dengan nasi kuning.

Tapi meskipun nggak ada nasi kuning, orek tempe ini mau dimakan sama nasi apapun tetap enak kok.

Bahkan ada juga orek tempe yang dicampur ikan teri dan juga kacang. Ada pula versi orek tempe yang emang beneran kering.

Namun, dari sekian banyak macam varian rasa, buat gue pribadi tetap enakan yang versi basah. Bumbunya itu lho, beneran meresap ke dalam tempe.

Masakan Mami emang paling nikmat. Rasanya nggak jauh beda dari catering ala restoran bintang lima.

○●○●

Veranda POV

Selesai makan, Keynal meletakan kepalanya di atas meja makan. Dalam—dalam dia menyembunyikan wajahnya dari lesatan mataku.

Kuberanikan diri menatap matanya. Mata itu terasa redup, seperti bulan purnama yang hampir tertutup awan.

Kerapian pakaiannya nyaris luar biasa. Aku percaya, setitik debu akan membuat Keynal lebih sakit, daripada kena busur panah.

Better With You [VENAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang