Famiglia è per Sempre

4 0 0
                                    

Note : Word -> Someone's flashback.


Famiglia è per Sempre.

Ia sering mendegar kalimat tersebut. Heck, bahkan dulu selalu mempercayai kalimat tersebut. Dulu.  "Famiglia è per Sempre", kalimat itu sering diucapkan oleh 2 orang yang cukup berarti di hidupnya. Famiglia è per Sempre artinya adalah Keluarga selamanya. Kalimat semanis gula yang sering diucapkan untuk seorang anak kecil yang masih polos. Tetapi bisa berubah menjadi sangat perih seperti garam yang ditaburkan diatas luka yang terbuka seiring berjalannya waktu.

Ia selalu bertanya-tanya kenapa dirinya selalu mendapat ujian hidup yang berat. Belum selesai masalah yang pertama, sudah datang lagi masalah yang berikutnya.

Lelah. Dirinya sudah lelah lahir dan batin rasanya. Ingin rasanya Dia berkeluh kesah kepada seseorang. Tidak perlu memahami betapa susahnya, betapa pahit hidupnya itu. Hanya orang yang rela mendengar saja. Tetapi mustahil Ia temukan orang yang rela seperti itu.

Dia hanya ingin memiliki satu bulan yang tenang. Hell, bahkan jika dia mendapatkan 2 hari yang tenang saja. Dia sudah bersyukur. For heaven's sake, is that too much too ask ? Well, sepertinya begitu.

Masa kecilnya hilang begitu cepat. Sejak kecil Ia harus bersikap lebih dewasa daripada umurnya yang tergolong masih anak-anak. Anak-anak yang ketakutan terbesar mereka pada saat itu hanyalah pelajaran matematika. Tetapi dirinya berbeda dari anak-anak lainnya. Bahkan sebelum semua itu terjadi Ia sudah berbeda. Perkataan-perkataan''lembut" dari orang yang mengaku "keluarganya" sudah membuat mental anak kecil yang pernah Ia miliki. Terkadang Ia iri terhadap mereka yang tampak selalu bahagia dan tersenyum. Walaupun terkadang dirinya juga tak tahan untuk tersenyum juga jika melihat seseorang bahagia. Setindaknya orang lain tidak merasakan apa yang Ia rasakan.

Ia tampak seperti remaja pada umumnya, remaja yang selalu menikmati hidupnya. Orang-orang mencaci maki dirinya karena hal tersebut tanpa mengetahui jika itu semua hanyalah topeng yang selalu Ia kenakan untuk melindungi dirinya sendiri. Tidak ada yang mau melindunginya selain dirinya sendiri. Mereka semua selalu menyanjung 'leone'. Anak yang kemanapun Ia pergi selalu membawa kebahagiaan buat orang sekitarnya.

Sedangkan dia hanyalah 'volnus' yang kemana Ia pergi selalu membawa kesedihan. Dimanapun Ia berada orang-orang selalu memusuhinya, selalu membencinya tanpa memberikan alasan yang pasti.

Sampai pada akhirnya Ia berubah. Berubah untuk kebaikan dirinya sendiri. Sambil menahan sisa kewarasan yang masih ada dalam dirinya, Ia memaksa untuk berusaha menjadi yang lebih baik daripada 'Leone' . Itu tidak adil. Karena 'Leone' selalu mendapatkan apa yang Ia mau tanpa banyak usaha. Sedangkan dirinya mati-matian untuk mendapatkan pengakuan. Hanya kalimat "I'm proud of you" sangat berarti bagi dirinya. Tetapi takdir tampaknya tidak berbelas kasihan sama sekali kepada dirinya.

Then as the old saying goes : "Life isn't fair. It's never fair."

Akhirnya Ia menyerah. Ia menyimpan segala tenaga, segala kekuatan dan segala kewarasan pikiran yang masih dimiliki untuk memasang topeng perlindungan diri. Coz it's either killed or be killed.

Membunuh seseorang tidak perlu menggunakan pistol atau pisau ataupun meracuni orang tersebut supaya mati. Karena perkataan saja bisa melukai bahkan membunuh orang seefektif pisau. Just remember, Your Tongue is Fire.














Tbc
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan kupa beri vote dan comment yaa... supaya authornya semakin rajin menulis :)

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Sep 10, 2020 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

PERFIDIOUSTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon