41. Sebelum jadi terkenal.

3.8K 256 24
                                    

𝗧𝗮𝘂 𝗴𝗮𝗸? 𝗦𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗮𝗿𝗲𝗲𝗻 𝗺𝗮𝘂 𝗮𝗽𝗱𝗲𝘁 𝗽𝗮𝘀𝘁𝗶 𝗻𝗮𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗱𝗶𝗿𝗶 𝘀𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶 𝗱𝘂𝗹𝘂, 𝗴𝗮𝗹𝗮𝘂 𝗱𝘂𝗹𝘂..

"𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀𝗸𝗮𝗵 𝗮𝗿𝗲𝗲𝗻 𝗮𝗽𝗱𝗲𝘁??" 𝗴𝗶𝘁𝗰𝘂𝘂😆



𝗘𝗻𝗷𝗼𝘆 𝘁𝗲𝗺𝗮𝗻-𝘁𝗲𝗺𝗮𝗻☺️💛✨
ini fluffy gitu ya, yang ringan-ringan aja.
♥︎♥︎♥︎

"Udaah tidur lagi aja," lagi lagi kepalanya didorong kebelakang, kembali menempel dengan bantalnya.

Bibir byan mengerucut tak suka. Sebenarnya ada apa sih dengan orang-orang rumahnya??

Dari ia sampai ke kediaman ini siang tadi, tak seorangpun mengijinkannya beranjak barang sesentipun dari kasurnya. Menyebalkan.

Sedangkan mereka asyik mondar-mandir sana sini diluar kamarnya, bagaimana ia tahu? Jelas, suara berisiknya sampai kedalam.

"Kak genta, liat hape by gak?" Tanyanya masih dalam keadaan berbaring. Genta disebelahnya yang sedang sibuk dengan hape bermode landscapenya hanya meliriknya sekilas lalu menggeleng, kembali fokus dengan benda persegi ditangannya.

"Kaak!"

"Gak tau byanice, kakak lagi pushrank nii, bentaran lagi kelarr.." byan memutar bola matanya jengah.

Apa gunanya sih meletakkan kak genta disini? Tapi mending kakaknya yang satu ini sih, jika yang lain.. ia yak yakin masih diperbolehkan membuka mata.

Ini pukul 10 malam, btw.

Tapi kakak paling pengertiannya itu sama sekali belum melirik jam. Jadi byan masih bebas melebarkan matanya.

Tapi ia bosan.. sejak siang tadi ia hanya makan-tidur-makan-tidur. Mau jadi apa bentuk badannya kedepannya. Ha.

"Kak gentaaa.." Genta tak berdecak, tapi menatapnya malas. Memperlihatkan ponselnya yang sudah menampilkan tanda game over. Bagus sekali.

"Kenapaa, hm?" Genta meninggalkan ponselnya dinakas, ia meringsek mendekati byan sekedar mengendus atau bahkan menciumi tangannya.

"Risih ih kak gen!"  Genta mendengus, tapi tak melepaskan tangannya. dalam hatinya ia menggerutu.. tadi ia acuhkan karena bermain diteriaki, sekarang ia sudah kalah dan mendekat diteriaki juga. Genta lelah, mau jadi sean aja~

'Clek'

"OwMAYGAD. Kak gentaa.." Noh kan, panjang umur.

"Apa? Ngapain kamu kesini, udah beres-beresnya?" Sean mengangguk cepat, dan tersenyum sampai menampilkan gigi-gigi putihnya. Ah— Sean yang terbebas dari setelan jubah dokter itu benar-benar sosok adiknya.

Apa lagi dengan piyama motif yang sama dengan milik genta.

"Kak, byan tau gigi kakak yang paling putih diantara kita, kata papah juga byan udah cukup putih kok. Byan gak bisa seputih kakak soalnya dari kecil dah kenal obat-obatan kimia."

"Hehe, maaf.. Tapi kakak mau ikutan." Kening byan berkerut mendengarnya. Ikutan? Ikut apa?

Tanpa aba-aba sean melompat ke arah kasur, menempati space kosong disisi Byan dan memeluknya—mengikuti apa yang sudah dilakukan Genta.

"KAKAK YAA! SEMPIT TAU."

"TAU TUH! SEAAN, RANJANGNYA CUMA BUAT GEN SAMA BY TAU."

"II GABOLE PELIT, INI MASI MUAT KALO SEAN MIRING-MIRING."

BYANICE ✓Where stories live. Discover now