25. One day with you=gone wrong.

3.1K 208 33
                                    



Areen kembalii, cepet banget ya, uhuw ga nyangka bisa apdet triple semingguu~~

Sesungguhnya areen menyukai orang-orang yang mengevote ekwkke,

Selamat membacaa!!♥️♥️♥️







-

-papah-




Setelah puas terkaget-kaget, Byan menghela napasnya gusar, ia menatap Ares yang juga sedang menatap kearahnya seakan bertanya-siapa?-

Byan Berbisik pelaan sekali, tapi masih bisa terbaca oleh ares dari gerak bibirnya.

"Papah." Ares mengangguk-angguk paham.

"Angkat aja,"

Byan berdecak, ares mengatakan -angkat aja— tetapi jika masuk pemikirannya itu termasuk kedalam -nyerah aja—

Ia masih ingin makan mie instan tolong >~<

Panggilan pertama itu terhenti. tak lama, panggilan kedua masuk, byan tak ada pilihan.

Matanya mencari tempat yang sekiranya baik jika ia berbohong, badannya merosot kebawah meja tiba-tiba, sampai tak sengaja membuat ares menyemburkan soda yang sudah akan melewati kerongkongannya. Iew, joroks.

Ia ingin menghujat— tapi byan terlebih dahulu mengangkat panggilan telponnya.

Harus sekali ya menerima panggilannya dibawah sana.

"Ekhem— H-halo papa," byan sudah menyisir rapih rambutnya kebelakang, antisipasi jika terdeteksinya kebasahan pada dirinya.

Pahadal menurut areen mah percuma, rang dikolong meja gelap, gmn si by ;((

: bacot ih areen.

Oke.

"Hy, sayang— kok gelap?" Terlihatlah jelas tn. Andrew dengan setelan kantornya, biasa.

"Em— iya, ini dikamer, mau tidur siang— byan capek abis sekolah." Napas by napas, untung tadi ia sempat melihat jam dihp nya, jadi ia tahu sekarang sudah diluar jam sekolahnya. 14.30, btw.

"Oh— mau tidur nih ceritanya?" Byan mengangguk, meskipun ia tahu papahnya tak akan melihatnya jelas,

"Dari tadi papah telpon loh, byan gak kangen apa? Seminggu lebih gak ngabarin papah," byan menyengir, sedikit melupankan keadaannya yang sebenarnya sudah bisa dikatakan siaga maydey meydey.

"Byan kangen papaaah— kangen bangeeettt. Papah cepet pulang ya, byan nungguin,"

Tn. Andrew tertawa diseberang sana. Byan menatap penuh rindu lelaki yang sudah membesarkannya 16 tahun terakhir ini.

"Gemes banget papah sama kamu, nakal. yang ada juga papah yang nungguin kamu pulang, kamu dimana?"
Raut wajah itu berubah serius.

Byan terbujur kaku. Ap-apa? Papah menunggunya pulang? Coba tolong ren, keknya kuping byan congean deh.

Kagak elah, jan pura pura budek lu, kwalat.

"Byan,"

"Papah nungguin byan?" Byan mengulang kalimatnya.

Dan terkesikap, ia sadar "pap-PAPAH DIRUMAH?!"

"Ya, papah dirumah byanice. tepatnya dari satu jam yang lalu papah dirumah."

"Keluar dari sana, kamar byan kosong, dan robert sudah nyari byan berjam-jam, dimana kamu, byanice?" Rasa gelisah menyergap hati byan begitu saja. Ia tak menyangka akan tertangkap basah seperti ini.

BYANICE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang