32. Tentang Ego

2K 160 41
                                    

Jason tidak menyangka hari itu akan tiba secepat ini. Hari di mana ia dapat memiliki Ann dan Kevin seutuhnya. Dia akan mengemban tanggung jawab sepenuhnya untuk melindungi keduanya. Ia berjanji akan memastikan keselamatan kedua orang yang amat disayanginya itu dengan segenap jiwa raganya.

Ya, bila suatu saat nanti ia harus menukar nyawanya sendiri demi Ann dan Kevin, maka Jason dapat memastikan bila ia akan merelakannya. Sebesar itu kasih sayangnya terhadap kedua makhluk yang beberapa bulan ini menjadi pemilik hatinya. Cinta? Jason belum bisa memastikan apakah perasaan itu sudah hadir atau belum. Akan tetapi, semenjak menyandang status sebagai tunangan Ann, ia sudah menghentikan kebiasaannya bermain dengan para wanita di luar sana. Ia tidak mau suatu saat nanti kelakuan buruknya ini menjadi contoh untuk putranya, Kevin. Ah. Bolehkah ia memanggil bayi menggemaskan itu putranya?

Tiga hari lagi. Dalam waktu tiga kali dua puluh empat jam, Ann akan menjadi istri dari seorang Jason Huang. Seharusnya Ann bahagia akan hal ini. Namun entah mengapa ada ketidakrelaan di hatinya. Apalagi kata-kata kakak ipar sekaligus sahabatnya, Angel beberapa waktu lalu terus terngiang di benaknya.

"Jangan sampai egomu menghancurkan kehidupan kalian!"

Ann bukanlah wanita naif yang tidak mengerti siapa saja yang dimaksudkan Angel dengan kata "kalian" di sini. Tentu saja keputusan ini hanya akan berimbas kepada kehidupannya nanti dengan Jason dan juga.... anak mereka, Kevin.

"Biar bagaimanapun Jason tetaplah pamanku. Aku tidak terima bila kamu mempermainkannya seperti ini. Dia tidak pantas kamu jadikan pelarianmu saja."

Jason? Pelarian? Ann tidak pernah berniat menjadikan Jason, sang penyelamat hidupnya itu sebagai pelarian. Ia hanya ingin melupakan bayang-bayang pria brengsek yang telah mencampakkan dirinya itu. Dengan cara mencoba membuka hatinya kembali untuk pria itu. Salahkah?

Memang Ann terkesan memaksa dan terburu-buru. Ini semua ia lakukan untuk mencegah hatinya yang lemah. Mungkin saja kan pria yang merupakan ayah biologis dari... hmm. Kevin kembali, memberikan sedikit penjelasan mengapa ia tiba-tiba pergi. Kemudian ia yang bodoh ini pasti akan memaafkan pria itu dengan mudahnya. Ann tidak mau itu.

●●●

"Bodoh! Tidak berguna!" Maki wanita cantik berusia 40 tahunan itu.

Catalina Niguel. Wanita berambut sebahu dengan pakaian elegan dan memukau di usianya yang sudah menginjak 44 tahun itu memandang sinis pada pria kuyu di hadapannya. Ia baru saja menggagalkan usaha bunuh diri yang dilakukan pria itu untuk kedua kalinya. Bila saja ia tidak datang di waktu yang tepat, mungkin pria ini sudah tinggal nama saja.

"Bangun!!" Titahnya dengan sedikit membentak.

Pria itu hanya menatapnya tanpa ada niatan untuk bangkit dari posisinya saat ini. Ia terlalu lemah dan juga malas meladeni wanita yang mau tidak mau harus ia akui sebagai bibinya, adik dari ibu kandungnya.

Geram karena perintahnya diabaikan, Catalina memerintahkan salah satu pengawalnya untuk menarik paksa Tristan hingga pria yang baru saja siuman akibat menenggak cairan pembersih lantai itu berdiri di hadapannya. Ya, pria itu adalah Tristan. Ia sudah putus asa. Meskipun berkali-kali ia menyatakan pada dirinya sendiri akan berbahagia hanya dengan melihat Ann bahagia. Tetap saja hatinya pedih setiap kali membayangkan senyum manis Ann dinikmati oleh pria lain.

Tristan menepis tangan pria bertubuh kekar yang menahan tubuh kurusnya agar tidak lunglai. Meski sadar dirinya tidak memiliki cukup tenaga untuk meladeni wanita itu, ia tetap saja bersikeras menunjukkan perlawanannya. Setidaknya melalui sorot matanya saja sudah tersampaikan betapa bencinya ia pada wanita itu.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jan 03, 2021 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

A Prince For AlannaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora