31. Kevin

1.1K 150 50
                                    

Jason benar-benar sudah tak sanggup menyimpan rahasia yang dipendamnya lebih lama lagi. Awalnya ia ingin menikmati perannya sebagai tunangan dan ayah dari putra Ann. Akan tetapi bayangan wajah pria yang menangis pilu memohon bantuannya lebih dari setahun yang lalu terus menghantuinya. Ia merasa bersalah dan tak pantas mendapatkan ini semua.

Terlebih Ann yang tampak kian tersiksa saat bersama dengannya. Memang wanita itu sendiri yang mengajukan pertunangan mereka. Dan sampai saat inipun Jason belum bisa menemukan alasan yang membuat wanita itu tiba-tiba saja bersikukuh membangun komitmen dengannya.

Sejak kecelakaan yang menimpa Ann di Spanyol waktu itu, sikap Ann berubah semakin aneh di mata Jason. Wanita itu tiba-tiba saja menjadi agresif dan manja padanya. Selayaknya memang seorang kekasih. Namun Jason dapat merasakan bila Ann tengah memaksakan diri. Tapi mengapa?

Banyak teka-teki yang sulit dipecahkan olehnya. Hingga ia memilih untuk membiasakan diri sebagai jalan keluarnya. Ya, mencoba beradaptasi dan menerima semua perlakuan manis Ann serta keluarganya yang sudah menerima dirinya sebagai bagian dari mereka.

Namun ada satu hal yang sangat mengganggu pikirannya. Ah. Bukan hanya pikiran saja, batinnya juga amat tak menerima hal ini. Meskipun ia menyukai Ann yang sepertinya telah memiliki perasaan untuknya. Akan tetapi semua itu tidak ada artinya bila dibandingkan dengan tersingkirnya Kevin, bayi laki-laki yang terlahir dari rahim Ann enam bulan lalu.

Kevin Javiero, bayi mungil tak berdosa yang entah mengapa harus menerima penolakan dari sang ibu. Sejak terlahir ke dunia yang fana ini, sekalipun ia belum pernah merasakan lembutnya sentuhan dan kasih sayang ibu kandungnya.

Entah mengapa Ann membenci bayi tak bersalah itu. Ia bahkan tak sudi meskipun hanya sekedar melihat wajah anaknya. Ann juga menolak memberikan ASI-nya kepada putra kandungnya, dia lebih memilih merasakan nyeri dan bengkak pada payudaranya daripada harus menyusui putranya.

Satu-satunya hal baik yang diberikan Ann kepada putranya, hanyalah nama. Wanita itu sendiri yang memberi nama putranya, meskipun dengan nada ketus dan enggan.

Dulu Jason berpikir bahwa Ann akan sangat menyayangi anaknya. Mengingat bagaimana Ann menangis pilu seraya memeluk perutnya, memanggil calon buah hatinya sebelum ia kehilangan kesadarannya karena seseorang mencelakainya lebih dari setahun silam.

Akan tetapi, dugaan Jason salah. Sesaat setelah Ann membuka kedua kelopak matanya. Wanita itu menangis dan memukul-mukul perutnya. Berteriak histeris, mengatakan tidak menginginkan anaknya.

Demi melindungi janin itu, Jason membohongi Ann dan bekerja sama dengan dokter yang merawatnya. Mengatakan wanita itu telah keguguran karena minuman yang dikonsumsinya. Padahal nyatanya, janin dalam kandungan Ann masih tertolong. Jason melakukan hal ini agar Ann berhenti menyakiti tubuhnya sendiri, janin dalam kandungannya.

Tentu kebohongan Jason tidak dapat bertahan lama. Sebab sebagai pemilik tubuh, tentu Ann akan menyadari perubahannya seiring bertambahnya usia kandungannya. Sempat ia ingin mengakhiri nyawanya, beruntung Jason berhasil mencegahnya.

Ann akhirnya mau berdamai dan mempertahankan bayinya, dengan syarat Jason yang harus mengambil tanggung jawab penuh atas anak tersebut. Mengurus segala keperluannya, Ann hanya bertugas melahirkannya dengan selamat ke dunia ini. Jason tidak memiliki hak untuk mengomentari perlakuan Ann terhadap bayinya nanti.

Jason mengalah, memenuhi keinginan Ann asalkan bayi itu terlahir ke dunia. Dia tidak ingin Ann menyesali perbuatannya kelak. Sebab menurutnya saat ini Ann mungkin tengah tergoncang karena belum siap menjadi seorang ibu. Itu saja.

A Prince For AlannaWhere stories live. Discover now