16. Surpriseee!!!

1.7K 221 31
                                    

"Jadi beberapa hari yang lalu kamu diculik?"

Zahra terkejut. "Raga, kamu disini?" Tanyanya saat melihat Raga yang melipat tangannya di depan dapa.

"Jawab pertanyaan aku" Ujar Raga.

"Iiiyaa" Balas Zahra terbata-bata.
Raga menatapnya lekat membuat Zahra takut hingga menundukkan kepalanya.

"Kenapa?" Tanya Raga.

"Kenapa apa?" Tanya Zahra, ia mendongakkan kepalanya dan memberanikan diri untuk menatap Raga.

"Kenapa nggak bilang kalo diculik?" Tanya Raga menjelaskan pertanyaannya.

"Maafff" Hanya itu yang bisa keluar daru mulut Zahra saat ini.

"Aku tanya kenapa nggak bilang kalau diculik?" Ujar Raga sedikit melembut.
"Jadi, Karin yang culik kamu?" Tanya Raga.
Zahra hanya mengangguk lemah.

Raga mengepalkan tangannya kuat. Ternyata, firasatnya satu hari sebelum pertandingan basket itu benar bahwa ada apa-apa dengan Zahra.
Zahra segera mengenggam tangan Raga yang mengepal, ia membuka kepalan tangan Raga lalu mengusapnya lembut.

"Aku nggak papa" Ucap Zahra lembut.

"Kamu diapain sama Karin?" Tanya Raga.

Zahra hanya menggelengkan kepalanya. "Aku nggak diapa-apain, Ga. Kamu tenang aja" Jawab Zahra.

"Jangan bohong" Ujar Raga.

"Aku nggak bohong, Ga" Balas Zahra.

"Mulai hari ini, aku bakal jagain kamu dari semua orang yang mau ganggu kamu" Ujar Raga.
Zahra hanya tersenyum dan mengangguk.
Senyuman itu, senyuman yang selalu Raga rindukan. Senyuman yang selalu membuat hatinya tentram, seperti senyum milik mamanya dulu.

*****

Chintya

Aku tunggu kamu di gerbang sekolah kamu saat pulang sekolah. Jangan sampai gak datang atau kamu akan menyesal.

Raut muka Radit berubah menjadi muram. Lagi-lagi, gadis ini selalu menganggu ketentraman hidupnya, baru saja kemarin ia berterima kasih kepada gadis itu karena telah menyelamatkan adiknya, tetapi sekarang dia mulai membuat ulah lagi.
Radit sebenarnya tak pernah takut dengan ancamannya, tetapi jika tidak menuruti keinginnya, bisa-bisa semua orang yang ada di dekat Radit, semua orang yang Radit sayang akan terkena imbasnya. Radit tak mau jika itu terjadi.

"Mau apa lagi lo?" Tanya Radit yang kini sudah menemui Chintya yang menunggunya di depan sekolah Radit.

"Kamu pasti tau mau aku, Radit" Ujar Chintya.

"Gak usah basa-basi deh lo. Gue gak punya banyak waktu" Ujar Radit.

"Aku cuma mau kamu balik sama aku. Gampang kan?" Ujar Chintya.

"Gue gak mau" Jawab Radit cepat.

"Oke. Kalo lo gak mau, selain perusahaan papa lo yang akan bangkrut tapi cewek yang diseberang sana akan mati" Ujar Chintya menunjuk cewek yang berjalan ke tepi jalan dan sedang tertawa bersama teman-temannya.

Rahang Radit mengeras, kedua tangannya mengepal kuat. Andai saja yang ada di depannya ini adalah cowok, maka Radit akan membunuhnya sekarang juga.

"Jadi gimana? Lo pilih balikan sama gue atau dia mati?" Tanya Chintya.

"Lo bener-bener udah gila" Ujar Radit.

ZAHRAGA Where stories live. Discover now