Bandung

29 3 0
                                    

Darian berharap saat mulai kuliah Bandung, ia bisa move on dari Noah. Darian sengaja tidak memberi tau Noah jika ia akan kuliah di Bandung.

Saat ia sudah sampai di kosan nya di Bandung, ia mendapat suasana baru. Dan keluarga nya mulai pamitan untuk kembali pulang.

"Dar, jaga diri baik baik kalo ada pa apa bisa bilang sama bibi kos ya." Baba memeluk putrinya yang cantik itu.

"Iya Darian gaboleh bandel disini sama bibi kos harus nurut." Mama memeluk Darian dan meneteskan air mata.

"Kakak nanti kangen Bilim pasti." Ucap Bilal, adik Darian.

"Dih males banget kangen sama Bilim." Sambil mencubit pipi Bilal adiknya yang biasa ia panggil Bilim.

"Dadar baik-baik disini, jangan nge-bucin terus kuliah yang bener ya dek. Jangan cengeng karena kakak kan jauh haha." Ujar Hamza sambil mengusap kepala Darian.

"Ih, kak Aam." Sambil mencubit tangan Hamza.

Saat keluarga Darian sudah kembali ke rumah. Dua hari kemudian tiba tiba seorang lelaki tinggi dengan paras manis ke rumah Darian.

Tok tok tok.

"Permisi, Dar.."

"Iya sebentar." Suara Hamza.

"Eh kamu.. Noah ya?" Tanya Hamza, Hamza tau Noah karena Darian pernah memberi tau fotonya.

"Eh, iya Bang. Ini abang nya Darian ya?" Tanya Noah polos.

"Iya, btw cari Darian?"

"Iya bang, ada?"

"Darian sekarang di Bandung dek, kuliah." Ujar Hamza.

"Bandung?!" Noah mengerutkan alisnya dan memasang muka bingung.

"Iya, mau apa dek?" Tanya Hamza.

"Mau ngasiin ini fd nya Darian, aku udah coba hubungin Darian tapi kayanya hp nya dimatiin jadi, aku kesini aja ternyata Darian ke Bandung." Ujar Noah yang memberikan flashdisk milik Darian.

"Oh, iya nanti abang kasiin ke Darian kalo dia pulang."

"Ok bang, makasih yaa. Aku pergi dulu." Kata Noah sambil meninggalkan Hamza.

Noah bingung mengapa Darian tidak memberi tau nya.

Darian sangat sibuk hingga ia kelelahan, sakitnya kambuh. Ia langsung menenangkan diri dan istirahat. Kepalanya sangat pusing. Deg, tiba-tiba irama jantungnya melambat dalam waktu satu detik. Darian sangat kaget karena sebelumnya belum pernah merasakannya. Ia mencoba mencari informasi di artikel-artikel, ternyata itu bisa di rasakan oleh penderita anemia karena kurangnya darah. Kemudian Darian langsung meminum suplemen nya dan tidur.

Saat Darian bangun, ia merasa lebih baik. Dan ia mulai membuka hp nya yang sudah empat hari tak ia buka. Banyak sekali pesan masuk dari Noah. Dering notifikasi yang berkali-kali bunyi Darian hiraukan, ia pergi ke dapur untuk mengambil segelas air minum.

Dan tiba-tiba hp Darian berdering dengan ringtone marimba. Ternyata Hamza menelfon Darian.

"Halo kak." Sapa Darian sambil membereskan barang miliknya yang masih berceceran setelah kegiatan ospek.

"Halo dek, apa kabar?" Tanya pria yang memiliki roti sobek pada perutnya itu.

"Baik ka, tapi kemarin sedikit kambuh pusing sama lemesnya."

"Tukan ih, adek gaboleh cape-cape sama banyak pikiran." Jawab Hamza khawatir.

"Iya kak, kan yang penting Dadar udah baik lagi." Jawab Darian santai sambil yang kemudian meneguk air.

"Iyasi, awas ya jangan cape cape lagi. Dek, tau ga?"

"Ya gatau lah kan belum diceritain ih." Jawab Darian.

"Hahaha, jadi gini dek. Kemarin si Noah kerumah, nyariin adek." Cerita Hamza.

"Hah masa?! Ngapain dia ka?" Darian kaget.

"Nyariin kamu, terus kasiin fd. Dia gatau ya kalo kamu kuliah di Bandung?" Tanya Hamza.

"Oh gitu, iya ka ga aku kasih tau. Mau tau aja reaksi nya gimana pas aku tinggalin ke bandung. Ternyata dia kaget juga." Jawab Darian polos.

"Dih yaa.. dasar dodol, yaudah si kakak cuma mau cerita itu doang. Udah dulu mau ngerjain tugas. Baik-baik disana ya, adik cengeng." Jawab Hamza.

"Ish dasar kakak kurang garem." Jawab Darian sebal.

Darian merasa agak senang karena Noah kaget saat tau Darian ke Bandung. Ia pun melihat pesan dari Noah sangat banyak. Tak lama kemudian Noah menelfon Darian.

"Halo?" Sapa Darian.

"Ish Dar gila lo yaa! Lo kuliah di luar kota kaga ngabarin gue!" Lelaki yang memiliki gigi kelinci itu mulai ngegas.

"Aelah emang harus ya gue bilang ke lo kalo gue mau kuliah di luar kota? Hahaha." Darian mempermainkan Noah.

"Ish parah lo, gue kan sahabat lo!" Jawab Noah yang masih dengan nada kesal.

"Maafin Darian ya, hehe." Jawab Darian dengan nada rendah.

"Hm.. iya.. kalo mau apa apa kasih tau dong kita kan sahabatan, biar tau tentang sahabatnya. Mana ga on berhari-hari gada kabar." Noah menghela nafas kasar dan nadanya mulai turun.

"Iya.. iya maaf ya." Jawab Darian lembut.

"Iya.."

"Tumben si jadi segitunya sama Darian, apa karna sekarang Darian jauh dari Noah? Hahaha." Tawa Darian yang kini nyaring.

"Eee.. masasih emang gue segitu jutek nya ya sama lo?" Tanya Noah polos.

"Hahaha iya lo tu.. jutek."

"Eh btw udah dulu yaa aku lagi sibuk hihi maklum anak maba." Jawab Darian sombong.

"Wih maba aja soms lu. Yaudah, semangat yaa! See u pas pulang." Jawab Noah dengan nada sweet.

"Idih haha, see u." Jawab Darian, sambil menutup telpon dari Noah.

Darian sangat senang tiba-tiba Noah menelfonnya. Dan sikap Noah kepada Darian mulai berbeda, ia tak lagi sedingin dulu dan Noah mulai memperhatikan Darian.

Sekarang Noah mulai bekerja di pabrik yang gaji nya sangat besar. Dan hubungannya dengan Aya masih aman. Darian juga di Bandung sambil bekerja di tempat les ternama, ia menabung dengan keras untuk mencapai keinginannya yang ingin pergi ke menikmati matahari terbenam di masjid Sultan Ahmed bersama Noah. Ia juga menyisihkan uangnya untuk keperluan lain.

DarianWhere stories live. Discover now