Melepaskan

8 0 0
                                    

Darian duduk termenung di teras, sayup-sayup angin malam yang sejuk membuatnya meminum teh hangat yang berada diatas meja. Beberapa pikiran kini merasuki kepalanya. Ia pun mulai memikirkan tentang perasaan Malik.

Apa aku coba buka hati ke kak Malik aja, ya? Siapa tau emang kak Malik ditakdirin buat aku.

Darian merasa dirinya terlalu memaksakan perasaannya pada Noah. Ia benar-benar ingin mengikhlaskan Noah untuk Eleena.

Noah emang cinta pertama aku, tapi mungkin sekedar cinta pertama. Maksa banget sih kamu, Dar.

Bisa ga ya aku lepas Noah?

Ok! Aku gaboleh maksa, aku mau aku ikhlasin Noah. Aku harus belajar dari sekarang.

Darian berbincang dengan dirinya sendiri diantara angin malam. Ia senang berbicara dengan dirinya sendiri, baginya dengan berbicara dengan dirinya sendiri dapat menghilangkan rasa kesepian. Ia ambil sebuah buku yang berada diatas meja –buku kesayangannya. Ia mulai menulis kata demi kata sambil sesekali menatap langit malam yang menenangkan.

♥ ♥ ♥

Keesokan harinya, seperti biasa Malik sudah menunggu di depan gang pagi-pagi. Kali ini Darian berpakaian culottes denim setengah tiang dan kemeja hitam, kebetulan Malik memakai celana denim dan kemeja hitam juga.

"Lah..." Ujar Darian yang nampak kebingungan.

"Lah... kamu ngikutin aku, ya haha." Malik tertawa.

"Dih, ngapain aku ngikutin kakak. Ogah." Cetusnya sambil menggulingkan matanya.

"Ah kamu, gausah malu-malu jujur aja." Ujar Malik sambil memakaikan helm ke Darian.

"Apaan, dih. Siapa juga yang ngikutin kakak, gausah ke pd-an deh." Darian menyeringit.

"Bercanda." Malik tersenyum karena tingkah Darian.

Tok-tok.

Malik mengetuk helm Darian seperti biasa.

Sepanjang jalan mereka pun bercanda, tertawa. Lagi-lagi Malik meraih tangan Darian dan melingkarkannya ke pinggangnya. Sampai di kampus mereka pun berpisah gedung beberapa saat. Sampai akhirnya bertemu kembali saat jam istirahat. Malik pergi ke gedung Darian. Langkahnya besar penuh semangat, sesekali ia tersenyum sipu.

"Dar, ke taman rooftop yuk." Tiba-tiba sapa Malik dari belakang Darian yang tengah menikmati angin sepoi-sepoi di depan kelas.

"Ngap-" Belum selesai gadis itu berbicara, Malik menggengam tangan Darian kemudian menariknya untuk pergi ke taman rooftop.

Saat berjalan Malik tak melepas genggamannya ia tetap menggengam tangan Darian semakin erat, hingga di taman rooftop.

"Mau ngapain?" Tanya Darian.

"Mau berduaan sama kamu." Jawab Malik dingin. Ia masih menggenggam erat tangan mungil Darian.

Darian tersipu pipi memerah, ia pun menundukkan kepalanya. "Apaan, sih."

Malik yang masih menggengam tangan kanan Darian, ia mengankat dagu Darian dengan tangan kanan nya.

"Kok, merah? Hahaha." Goda Malik yang kemudian tertawa kecil.

"Ih." Darian membuang mukanya.

"Duduk disitu, yuk."

Mereka pun duduk berdua, kemudian Darian menempatkan kedua telapak tangannya diatas sebuah bangku taman.

"2 kilan ya." Ia mengatur jarak duduknya dengan Malik.

"Apaan sih, gamau." Malik meraih pinggang Darian dan menggeser lebih dekat kearahnya.

OMOOOO!

Ia berteriak dalam batinnya.

"Terus mau apa?" Tanya Darian.

Tiba-tiba Malik melendehkan kepalanya di pundak Darian. Ia meletakkan tangan Darian yang ia genggam di pipinya.

"Malik lagi cape, pinjam pundak sebentar boleh?"

Darian kebingungan, sangat jarang Malik bersikap manja. "B-boleh." Darian menjadi sedikit gugup.

Hm.

Malik menghela nafas kasar.

"Kenapa?" Tanya Darian sambil mengelus pipi Malik.

"Cuma ngerasa cape aja." Wajahnya lesu.

"Pasti ada alasannya, tell me."

Hm.

Malik hanya membalas dengan menghela nafas kasar.

Darian tak ingin memaksa Malik untuk bercerita, mungkin memang tidak bisa diceritakan pada gadis beriris coklat itu.

"Kakak harus berjuang, jika letih menepilah sebentar. Berdoa kepada Tuhan, minta bantuan-Nya. Merunduklah. Tanamkan dalam hati hingga mengakar, bahwa Tuhan selalu ada bersama hamba-Nya. Setelah dirasa letih nya hilang, mulailah berjalan lagi untuk berlabuh pada tujuan yang diimpikan. Jika lelah memasung diri, menepilah kembali." Ucap Darian spontan.

Malik terbangun dari pundak Darian, ia menatap Darian dalam. Ia pun memeluk Darian erat.

"Malik mau terus berjuang. Kamu, adalah salah satu alasan kenapa aku harus berjuang dengan keras." Bisiknya di telinga Darian.

Darian, kamu pasti tau rasanya mencintai seseorang yang tidak mencintai kita. Menyakitkan, terkadang merasa lelah juga. Hal itu yang kini aku rasakan, namun tak apa aku akan berjuang semampuku untuk dirimu. Jika memang kamu bukan dilahirkan untukku, tak apa aku pun akan melepas dirimu dari dekapku.

Batin Malik.

Sedangkan Nakula, sibuk mencari Malik yang tak tau berada dimana. Ia pun pergi ke gedung sebelah. Alya, yang ia temukan di depan koridor gedung.

"Woi, Al!" Teriak Malik yang tengah berlari kearah Alya.

"Naha!" Sahut Alya.

"Malik kemana, sih?" Nakula sedikit terengah-engah, tubuhnya bertopang pada tangan yang ia taruh di lututnya.

"Sama Darian, lah. Ke taman rooftop."

"Samper yuk. Hampa hari-hari gue kalo ga sama Malik." Ujarnya.

"Dih." Alya menyeringit.

Nakula langsung menyeret Alya untuk ke rooftop. Kemudian, ditemuilah Malik dan Darian di taman rooftop. Kala itu kepala Malik tengah bersandar pada paha Darian, mereka tengah membicarakan sesuatu.

"Woi! Berduaan mulu, awas yang ke tiga setan!" Ujar Nakula dari pintu taman.

Malik pun terbangun dan menengok kearah Nakula. "Iya, lo setan nya!" Sahut Malik.

Darian pun terkekeh.

Nakula dan Alya pun mendekati mereka. "Bisa ga sih lo berdua sehari aja ga ganggu gue berduaan sama Darian?" Ujar Malik kesal.

"Sorry, brodie. Tapi kita berdua dilahirkan untuk itu." Ujar Alya yang tertawa puas sambil menepuk pundak Malik.

"Cih, kampret lo pada." Decih Malik.

"Yaudah balik yuk sudah sore." Ajak Nakula.

Mereka pun pulang, seperti biasa Darian diantar Malik. Saat sudah berada di bibir gang, Darian yang sudah berpaling dari Malik membalikkan kembali badannya. Ia menunduk.

"Kak..."
"Hm..."
"Semangat ya!"
Malik tersenyum. "Semangat juga ya!" Sahut Malik balik dengan senyumnya yang menawan.

Iya, semangat untuk melepas Noah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DarianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang