Luka Perpisahan

34 3 1
                                    

Suatu hari yang mendung saat hari libur. Darian, Caly, Lypsy dan Zila pergi kesekolah untuk sekedar kumpul dan ghibah. Tiba-tiba Puspa menghampiri Darian.

"Ada Darian ga, Zil?" Tanya Puspa yang mendatangi depan kelas Darian.

"Ada, bentar ya." Jawab Zila yang kemudian membalikkan badannya.

"DAAAAAAAAR DIPANGGIL PUSPA!" Teriak Zila dari depan kelas.

Darian bergegas keluar dan menemui Puspa. Tanpa sepatah katapun Puspa langsung menarik tangan Darian ke taman di depan kelas.

"Mau cerita." Ujar Puspa tiba-tiba.

"Boleh aja, sok cerita." Jawab Darian yang jemarinya mencoret-coret pohon yang berada didepannya dengan sebuah pena yang berada ditangannya.

Angin mulai berhembus dengan halusnya. Darian mengira Puspa akan bercerita tentang Rey yang sempat ia taksir, ternyata Puspa bercerita tentang Noah.

Puspa bercerita bahwa, saat itu Noah bersama dengannya di ruang organisasi. Mereka hanya berdua, saat itu Puspa sedang menangis karena ia merasa disakiti oleh Noah, Puspa tidak menyertakan alasan ia menangis kala itu. Saat itu Noah datang dan mencoba bertanya padanya. Puspa hanya mengelak, Noah mencoba untuk menenangkannya tapi Puspa masih nangis tersedu-sedu. Kemudian Noah mendekati Puspa dan jemarinya menghapus air mata Puspa yang jatuh dipipinya kemudian mencoba menenangkan Puspa. Sontak cerita itu membuat seorang Darian kaget. Cerita itu begitu mengiris hatinya. Matanya mulai berbinar-binar, ia langsung bersembunyi dibelakang pohon yang ada dihadapannya dan mengelap air mata yang hampir jatuh dipipinya. Darian terus menanggapi cerita Puspa seolah olah Darian tidak apa-apa. Sudah hampir tiga tahun Darian memendam semua ini, namun tak ada niatan untuk mengungkapnya.

Satu lagi luka yang Darian dapatkan. Ia merasakan sedih yang mendalam, namun tak ada yang bisa Darian perbuat. Darian hanya bisa menangis karenanya.

Kini ia berada di sudut tempat tidurnya dan berpikir apa yang sebenarnya Darian inginkan dari seorang Noah. Darian tidak ingin Noah menjadi kekasihnya tapi ia juga tak ingin hanya menjadi teman biasa. Setelah dipikir Darian hanya ingin menjadi orang yang dicari saat Noah butuh pertolongan dan ingin selalu ada di samping Noah dalam keadaan apapun. Si anak populer itu pastinya sudah punya banyak orang yang ada disampingnya. Tapi, Darian juga ingin menjadi orang yang Noah butuhkan dikala ia membutuhkan bantuan. Darian dengan senang hati akan membantunya. Ketika ia meminta bantuan Darian rasanya sangat senang dan menganggap Darian adalah orang yang ia butuhkan, meskipun Darian tidak tau kebenarannya, ia membutuhkan Darian atau tidak. Tapi Darian seringkali merasa cemburu saat Noah dekat dengan perempuan lain. Darian menangis hingga matanya sembab malam itu, ia tak berani keluar kamar karena ia takut baba dan mama nya akan menanyakan alasan mata Darian yang sembab. Darian orang yang jarang bercerita pada kedua orang tuanya, ia tak pernah bercerita pada mereka. Darian hanya berani menceritakan ceritanya pada kakak angkatnya Hamza dan sahabat dekatnya.

Dan dua hari yang akan datang adalah tiba hari perpisahan yang tepat pada tanggal dua puluh lima mei, hari ulang tahun Darian. 

Dua puluh lima mei, adalah ulang tahun Darian dan perpisahannya di smp ottoman. Ini hari dimana Darian merasa sangat sedih, mungkin ia dan Noah tidak bisa dekat lagi. Rasa nya belum rela Darian berpisah dengannya, mereka baru saja dekat belakangan ini. Rasanya waktu begitu cepat berlalu dan tiba waktu perpisahan.

Pada malamnya Darian tak lupa bilang kepada Noah untuk foto bersama.

"Woi, besok kita foto yaa!" Ucap Darian via whatsapp.

"Okay, siap." Jawabnya.

Darian tipe gadis yang kurang suka dirias wajahnya, ia lebih suka dirinya yang natural saja. Dan saat perpisahan make up Darian kurang bagus, ia sangat tidak nyaman dan ingin menangis. Yang ia pikirkan saat baru datang di sekolah sampai acara selesai adalah ingin pulang.

Saat perpisahan Noah duduk di belakang Darian. Dia tak berbicara sejak Darian datang. Dia hanya bertanya satu hal pada Darian.

"Ada yang ngasiin jam tangan ga, Dar?" Ujarnya yang berdiri didekat Darian.

"Ga ada." Jawab Darian.

Hanya itu. Yang tentu menbuat Darian sedikit kecewa.

Setelah itu Noah langsung pergi. Ia masuk dalam sepuluh besar anak yang sudah membanggakan sekolah, Darian sangat bangga padanya. Noah sibuk untuk sungkeman, ia tak lagi duduk dibelakang Darian. Darian mengerti dia sibuk. Darian hanya menunggu waktu tepat untuk berfoto dengannya. Sayangnya ia adalah anak populer di sekolah, banyak sekali yang ingin berfoto dengannya mulai dari adik kelas hingga alumni. Darian tidak mendapat kesempatan foto kala itu, ia merasa sedikit kecewa. Saat distudio foto, Darian juga seruangan dengan Noah, mereka sedang menunggu giliran. Ia bersama mama nya, Darian hanya diam. Setelah Darian foto bersama baba dan mama ia ditinggal pulang dengan baba dan mamanya. Darian pikir akan bisa foto dengan Noah tapi ternyata tidak. Darian langsung meminta Hamza untuk segera menjemputnya. Darian tidak tahan lagi.

Terlebih saat Darian melihat Noah foto bersama dengan Puspa saat Darian keluar dari studio foto. Noah melihat Darian juga, matanya mengatakan sebenarnya ia merasa tidak enak pada Darian. Darian langsung meninggalkannya dan menuju ke parkiran, Hamza kala itu sudah menunggu Darian. Ia pun langsung memeluk kakak angkatnya itu dan menangis, Hamza langsung membawa Darian kedalam mobil dan pulang.

"Jangan nangis dulu, Dar. Nanti baba sama mama nanyain kenapa make up luntur, lho." Ujar Hamza sambil menyetir sambil merangkul bahu adiknya itu.

Darian langsung berhenti menangis dan mengelap air matanya. Sesampainya dirumah ia tak tahan lagi ingin menangis lagi, ia memang cengeng. Kemudian Darian cepat-cepat ganti baju dan membersihkan make up. Darian berkata kepada baba dan mama nya bahwa Darian ingin tidur dan meminta untuk tidak membuka pintu kamar.

Darian langsung menangis dikamar, karena kecewa. Terlebih lagi ia melihat Puspa mengupload fotonya bersama Noah di story whatsapp. Air mata Darian mengalir di pipi dengan derasnya. Ia langsung berpikiran hari ini mungkin hari ulang tahun terburuk untuknya. Sekitar hampir satu jam ia menangis, tiba-tiba Noah mengirim pesan lewat direct message. Ia mengucapkan selamat ulang tahun pada Darian sangat panjang. Ia juga menyertakan pemanis di akhir paragraf berupa "({})". Darian yang tengah menangis tersedu sedu kala itu langsung terdiam sejenak dan kembali menangis, Darian mengira Noah akan lupa padanya.

"Dikira lupa lho." Ujar Darian.

"Ga laa, pangeran ma gabakal lupa." Jawabnya.

Darian kebingungan apa maksud dari kata "pangeran" disitu.

"Pangeran kodok ta wkwk." Jawab Darian.

"Ga laaa." Jawab Noah.

"Makasih yaa." Ujar Darian.

"Sama sama, istirahat sana pasti kamu cape." Ujar Noah.

"Hehe, kamu juga istirahat geh." Jawab Darian.

"Iya, selamat istirahat, Darian." Jawab Noah.

"U r too, Noah." Jawab Darian.

Mungkin Noah tau Darian pasti merasa sedih karenanya. Ia begitu mengerti Darian, dia selalu punya cara untuk membuat Darian merasa tenang setelah jatuh sekalipun itu karenanya.

Setelah itu Darian langsung tertidur lelap. Hingga saat bangun mata Darian sangat sembab.

Selang dua minggu setelah perpisahan, mereka benar benar dipisahkan. Darian mencoba untuk mencari seorang Noah yang baru, meskipun Darian tau tak akan ada yang sama seperti Noah.

DarianOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz