Obat Patah Semangat

47 2 0
                                    

Saat sejak kelas sebelas Darian sering kali sakit dan tidak masuk sekolah. Ia sering mengeluh sakit kepala dan lemas. Padahal saat Darian SMP ia jarang sekali sakit, bahkan terkadang dalam satu tahun tidak sakit. Walaupun ia pernah sedikit sakit-sakitan saat kelas delapan.

Saat kelas sebelas ia berpikiran bahwa ia mengidap Anemia, walaupun dia belum tau pasti. Kemudian saat kelas dua belas diadakan test hemoglobin dan hasilnya sangat mengejutkan, hemoglobin Darian sangat rendah. Dokter bilang ia sangat Anemis, dokter menyarankan untuk rutin meminum obat penambah darah dan memakan daging. Sayang sekali Darian tidak suka daging, sebagai pengganti ia mengusahakan sering memakan sayuran berwarna hijau.

Darian tidak langsung bercerita pada orang tuanya, karena orang tuanya pasti akan khawatir meskipun tanggapannya biasa saja. Darian memang sedikit pucat sejak kelas sebelas. Tapi ia tak peduli. Ia sering kali jatuh tiba-tiba saat berjalan karena pandangannya tiba-tiba menghitam dan tak bisa merasakan kakinya. Tapi, Darian tidak ingin Noah tau jika ia mengidap Anemia. Mungkin Noah tidak terlalu peduli meskipun ia tau, karna Darian bukan orang yang spesial untuknya.

Darian berusaha meminum obat penambah darahnya setiap hari, meskipun ia tak ingin karena rasanya sangat aneh. Hazal sering kali menemani Darian minum obat di sekolah. Karena ia teman sebangkunya.

"Gila ga si ini obat, gue kaya minum darah campur besi karatan, bau banget." Keluh Darian yang sedang duduk di mejanya.

"Udah minum aja buru, biar cepet sembuh." Sahut Hazal yang sedang menulis tugas.

"Ish gila, ga kuat gue yaAllah." Ucap Darian lagi sambil membuka kapsul obat. Ia tak bisa minum obat kapsul ataupun tablet, payah.

"Gausah lebay deh Dar, lebay banget hahaha." Hazal menertawakan Darian yang sikapnya lebay.

Setelah menelannya Darian langsung mengambil delapan butir kismis di meja nya dan melahapnya sambil tahan nafas. Ia melakukannya untuk meminimalisir rasa aneh dan bau yang sangat menyengat.

Beberapa hari kedepan Irene yang sering memperhatikan Darian minum obat memberikan saran pada Darian, agar tidak membuka kapsul obatnya saat minum obat.

"Dar lo kalo minum obat gausa dibuka kapsul nya pasti bikin lo eneg, lah." Ujar Irene sambil jongkok di depan meja Darian.

"Andai gue bisa ren, gue udah nyoba gue muntahin tu obat. Buang-buang obat kalo gue minum nya begitu." Jawab Darian sambil mengambil obatnya.

"Nih ya lo taro tuh obat di ujung noh deket tenggorokan terus lepasin terus lo langsung minum." Saran Irene sambil memperagakan.

"Iya, nih gue coba."

Darian mulai mencobanya. Ia hendak meletakkan obatnya di ujung tenggorokan, tapi ia tidak melepas obat dari tangan mungilnya. Darian malah tertawa karena sudah berulang-ulang kali melakukannya namun tak kunjung bisa.

"Lepasin Dar lepasin!" Irene memaksa.

"Hahaha gabisa woi tolong." Darian mengeluarkan genggaman obat dari mulutnya.

"Dah ah ren, cape mending di buka aja." Darian sudah pasrah.

"Gampang nyerah banget lo sama obat." Ujar Irene sambil memberikan minum padanya.

Ujung-ujungnya Darian meminum obatnya dengan cara lamanya dengan terpaksa.

Darian sangat tidak ingin meminum obatnya lagi, tapi ia selalu mencoba meminumnya lagi. Salah satu motivasi besar yang Darian miliki adalah Noah walaupun ia tidak memberikan motivasi apapun untuk Darian agar semangat untuk meminum obatnya. Jika Darian merasa tidak ingin meminum obat ia selalu mencoba membayangkan hal buruk akan terjadi padanya.

DarianWhere stories live. Discover now