"Iya sayang, kamu juga ya."

Riska mengangguk tersenyum, padahal dalam hatinya ia sangat sedih. Jika Papanya tidak di rumah, bagaimana jika Mamanya selalu menyiksanya?

4 bulan kemudian...

Drt

"Hallo, apa benar ini dengan Ibu Sherly?"

"Iya Pak benar, ini siapa ya?"

"Saya Andri, rekan kerja Pak Weli. Saya ingin memberitahu bahwa Pak Weli telah meninggal dunia akibat jatuh dari proyek pembangunan."

"APA PAK? BAPAK JANGAN BERCANDA! SUAMI SAYA NGGAK MUNGKIN MENINGGAL!"

"Maaf Bu, saya hanya menginformasikan yang sebenarnya. Sekarang Pak Weli sedang berada di rumah sakit Kasih Ibu."

Tut..tut..

Riska menahan isakannya ketika mendengar bahwa Papanya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Hatinya benar-benar hancur, orang yang sangat sayang kepadanya kini telah pergi meninggalkannya.

Hari-hari telah dilewati dengan tangisan, semenjak Papanya pergi Mamanya selalu saja menyiksanya. Terlebih Mamanya selalu menyalahkan Riska atas kepergian Papanya, ia sudah tidak tahan dengan perilaku kasar Mamanya.

Kini ia harus kabur dari rumah, ia tidak boleh terus-terusan di rumah ini jika tidak mau disiksa. Ia harus pergi ke panti asuhan Pelita Anak, untuk menemui Fino-sahabatnya.

Ketika sampai di panti asuhan, ia melihat banyak anak-anak seumuran dengannya. Anak-anak itu terlihat sangat gembira, dengan raut wajah yang selalu menampakkan senyuman.

"Riska tumben kamu kesini? Mama kamu tau nggak kalo kamu kesini?" Tanya anak kecil itu yang tiba-tiba datang.

"Fin, aku boleh tinggal disini nggak?" Tanya Riska tanpa menjawab pertanyaan Fino.

"Kamu serius mau tinggal disini? Gimana kalau Mama kamu tahu?"

"Tolong aku Fin, aku nggak mau tinggal sama Mama."

"Papa kamu?"

"Papa aku udah meninggal,"

"Maaf Ris, aku nggak tahu. Kamu yang sabar ya."

"Iya nggak papa kok Fin,"

"Yaudah masuk yuk, kita ketemu sama Ibu panti dulu."

"Makasih ya Fin, kamu sahabat aku yang paling baik."

"Iya sama-sama Riska, kamu juga sahabat aku yang paling cantik."

Riska tersenyum senang, Fino adalah laki-laki yang baik dan perhatian seperti Papanya. Ia berjanji akan membalas semua kebaikan Fino suatu saat nanti.

Setelah beberapa bulan tinggal di panti asuhan, Riska akhirnya diadopsi oleh orang tua angkatnya. Ia senang bisa mempunyai orang tua baru, tetapi ia sedih harus berpisah dengan sahabatnya, Fino.

Selama tinggal di rumah orang tua angkatnya, Riska selalu tersenyum. Ia senang bisa mendapatkan orang tua baru yang sangat baik padanya.

"Riska, kamu ganti baju dulu ya sayang."

"Emangnya mau kemana Ma?"

"Ke panti,"

"Serius Ma?" Tanya Riska dengan semangat.

"Iya sayang,"

Setelah sampai di panti asuhan Pelita Anak, Riska heran dengan banyak orang yang sedang menangis.

XELLAWhere stories live. Discover now