Chapter 3

990 61 3
                                    

"Kise, aku ingin berbicara sesuatu padamu" kata Reina yang muncul setelah dia menutup pintu ruangan tadi. Kise pun memandang ke arah Reina sekilas kemudian dia menyimpan handphonenya di dalam saku celananya.

"Ada apa, Nanase-san?" Tanya Kise. "Apa anda cocok dengannya?"

Teru sangat bosan. Dia pun memutuskan untuk keluar dari ruangan tersebut. Dia sudah memutar knop pintu, dilihatnya Reina dan Kise sedang mengobrol. Dia pun membuka sedikit celah dan mendengar pembicaraan mereka.

"Tidak. Aku tidak suka dengannya" jawab Reina tanpa basa basi.

Jawaban itu membuat Kise dan Teru pun terkejut.

"K-Kenapa?" Tanya Kise dengan terbata-bata.

"Dia sangat tidak sopan. Dia tidak sebagus Rui"

Kise menghela nafasnya dan menyandarkan badannya di dinding. Sementara itu Teru menutup pintu ruangan tersebut secara perlahan dan kembali duduk di kursi.
Apa yang terjadi.. kalau aku dipecat? Pertanyaan itu terngiang di kepala Teru. Dia benar2 menginginkan pekerjaan ini, demi keluarganya. Dia pindah ke Tokyo demi pendidikan dan keluarganya. Sebenarnya, kalau dia tidak pindah ke kota ini, Dia hanya menjadi seorang yang kerjaanya hanya menanam padi , membajak sawah dan sebagainya. Tak berapa lama kemudian, pintu ruangan tersebut terbuka. Teru cepat-cepat menghapus air matanya yang sudah terlanjut pecah itu.

"Sanaecchi, ayo kita pulang" ajak Kise dari balik pintu. Teru pun bangkit dari kursi dan keluar dari ruangan tersebut.

-----

Suasana di mobil Kise benar-benar hening. Suara di radio pun tak terdengar.

"Kise.." panggil Teru.

"Hm?" Sahut Kise.

"Bagaimana urusan dengan Manager mu itu? Apa aku ditolak?"

Pertanyaan itu membuat Kise terkejut sampai dia kehilangan kendali saat mengemudi mobilnya.

"A-A..I-Itu.." Kise masih belum bisa berkata apapun. Teru terus memandang Kise.

"Aku perlu membicarakannya lebih lanjut dengan Nanase-san" jawab Kise.

"Heh?! Kenapa?"

"Soalnya tadi aku ingin memperjelasnya. Lalu hpnya berdering dan dia bilang kita harus berbicara lagi besok. Begitu katanya"

Teru bisa bernafas lega. Tapi otaknya tetap  tidak lepas dari hal itu.

"Tadi Sanaecchi nguping ya?" Tanya Kise. Teru mengangguk.

"Coba tadi Sanaecchi gak dengar. Kamu gak akan mungkin mikirin ini kan?" Tanya Kise sambil melihat wajah Teru sekilas. Terlihat wajahnya yang sangat sedih.

"Sanaecchi benar-benar ingin pekerjaan ini?" Tanya Kise lagi.

"Tentu saja. Ini demi keluargaku! Walaupun awalnya aku sempat menolak. Tapi, ingat janji mu ya! Gajiku naik 4x lipat!" Kata Teru sambil memandang ke arah Kise. Kise terkekeh.

"Iya-iya." Jawab Kise.

"Ada yang lucu?!" Tanya Teru.

Kise menggeleng. "Enggak. Kalo Sanaecchi kayak gini kan lebih enak dilihat" kata Kise sambil tersenyum dan berhasil membuat Teru tersipu malu.

"Kita sudah sampai" kata Kise.

"A-Arigato"ucap Teru.

"Dou-i-ta" kata Kise sambil mengejanya. Teru pun membuka pintu mobil dan keluar dari mobil tersebut.

"Jaa nee, Sanaecchi. Sampai jumpa besok!" Kata Kise sambil melambaikan tangannya.

Teru pun ikut melambaikan tangannya. Kemudian mobil Kise melaju dengan kencang karena hari sudah larut malam. Teru memasuki apartemen yang dia tinggali. Dia mengambil kunci dari tasnya dan memasukkannya ke lubang pintu. Dia pun masuk ke kamarnya. Dia melempar tasnya di kasur begitu saja dan ikut merebahkan dirinya ke kasur. Benar-benar hari yang melelahkan.

Tbc

Huaa, gomeen! Aku suka lupa mau upload kesini-ssu >< Padahal ceritanya udah kubikin sampai belasan chapter '3' Selain itu, terima kasih kalian udah mau baca ff ini! =D

Say I Love You [✓] » Kuroko no BasketOnde as histórias ganham vida. Descobre agora