•Dansa•

1.6K 150 76
                                        

ReadyOrNot

Tubuh mungil seorang gadis berbalut sweater pink pastel tengah bersandar pada sebuah tembok bata merah yang belum tercat. Hembusan angin jatuh menerpa wajahnya yang tengah menatap langit orange yang sebentar lagi akan berubah menjadi gelap.

"Lixie!"

Yap, dia adalah kamu. Karena Merasa terpanggil, lantas kamu memalingkan wajahmu menjadi lurus kedepan, lalu mengulas senyum semanis mungkin.

"Apa kalian udah selesai?" Tanyamu.

Mereka mengangguk. "Ayo pulang lix," ajak Detha.

Kamu berbalik badan lalu menatap langit. "Kalian duluan aja."

Fahri menatap Detha seolah bertanya 'Kenapa?'.

"Lu balik aja Ri," tutur Detha.

"Gapapa nih?" Tanya Fahri yang sedikit merasa tidak enak.

"Iya, biar gue bareng Lixie," jelas Detha.

Fahri mengangguk, mengambil tasnya lalu berlalu pergi dari rooftop, tapi sebelumnya dia berpamitan terlebih dahulu pada kamu dan Detha.

"kenapa gak pulang?" Tanyamu saat Mengetahui Detha tengah berada disampingmu.

"Kan bareng Elu lah." Detha melirik kearahmu, lalu tersenyum.

"Dia nggak akan datang Lix," sambung Detha.

"Aku tau."

Detha mengernyitkan dahinya. "Terus kenapa masih nunggu?"

Kamu berbalik badan, lalu menyenderkan punggungmu kembali pada tembok. "Aku cuman betah disini aja, Ta."

Detha mengikuti pergerakanmu, Lalu melipat kedua tangannya didepan dada. "Kecewa?"

Kamu menggeleng, dan beranjak mengambil tasmu. "Ayo pulang," ajakmu.

🌸

Kamu merebahkan tubuhmu diatas ranjang sembari sedikit memijat pelipismu. Hari sungguh melelahkan, melelahkan karena harus menunggu yang tidak pasti. Pasalnya Andre tidak datang ke rooftop tadi, padahal kamu sudah menunggu lama.

Bahkan saat tiba dirumahpun kamu tidak melihat keberadaan Andre. Entah kemana perginya suamimu itu. Yang menjadi masalahnya adalah bagaimana dengan dansamu besok, jika latihan saja tidak.

Kamu menejamkan matamu.

Selang beberapa menit, pintu kamar terlihat terbuka. Andre masuk, melempar tasnya kesembarang tempat lalu duduk disebuah kursi. Dia merundukan kepalanya sembari mengacak-acak rambutnya. Andre meluruskan pandangannya menatap ranjang. Ditautkannya kedua halisnya ketika melihat kamu tertidur menggunakan seragam.

Dia mendekat kearahmu, menatap wajahmu lalu berlalu pergi kearah kamar mandi.

Telingamu terganggu oleh suara kucuran air dari dalam kamar mandi. Matamu terbuka, lalu melirik pada jam weker. Pukul 19.00. Sontak kamu bangkit sembari menepuk dahimu. Bagaimana bisa kamu tertidur seperti ini.

Ready Or Not! [COMPLETED]Where stories live. Discover now