Chapter 13

79 10 0
                                    

PLAYLIST : NCT 127-NO LONGER
Chapter kali ini agak sedikit panjang kawan-kawan.

Brian menepuk pelan pundak Jae, pria itu berusaha membangunkan sahabatnya yang tertidur dengan posisi duduk. Tak ada respon dari Jae. Brian kembali menepuk pundaknya, kali ini sedikit lebih keras. Jae terusik, namun tak sampai terbangun. Ia malah menyandarkan tubuhnya ke sudut tembok ruang latihan mereka yang bernuansa cokelat. Tangannya semakin memeluk Haru -gitar kesayangannya- dengan erat. Brian menggeleng pada ketiga pria dihadapannya.

"kasian si Jae, dia baru balik kantor trus bukannya pulang malah langsung kesini. Biarin dulu aja." Kata Brian, duduk disebelah Jae yang pulas.

"tapi kita latihannya gimana? Bang said juga harus pulang kan?" Danu menatap Said yang sibuk bersama gitar akustiknya.

"cukuplah latihan hari ini, kalian juga udah pada capek pasti." Said meletakkan gitarnya,  berjalan ke sebuah lemari besar di studio mereka. Mengeluarkan selimut bergambar salah satu klub sepak bola.

"yaelah bri,masih aja nyimpen ni selimut disini. Ketauan lu sering tidur di studio kan?" Tanya Said, sambil memakaikan selimut tersebut ke badan Jae yang hanya menggunakan kaos polos abu dan celana selututnya. Tak lupa ia melepaskan Haru dari pelukan pria itu.

"Gabut gua kalo di rumah, jadi sering disini. Aduh gua masih gak nyangka kalo kita bakal kumpul gini."

"gua juga masih kaget karena Jae mau gabung lagi. Gua kira dia emang bakal ninggalin panggung." Sambung Said

"kalo dipikir-pikir kita emang bener2 berhenti pas lagi dipuncak. Kita semua juga tau kalo Jae yang minta berhenti duluan. Dilanjut Said yang gamau lanjut kalo gak ada Jae." ketiga pria itu mengangguk setuju dengan perkataan wahyu.

"tapi gua waktu itu milih buat gak lanjut karena gua juga paham posisinya Jae gimana. Dia mau mulai hidup yang stabil, terutama dia mau ngejar Haera, dia harus mantasin diri. Kita juga harus akuin pendapatan kita dulu emang gak seberapa dibanding sekarang." Said menatap satu persatu rekan yang sudah ia anggap sebagai saudaranya tersebut.

"gua gak tega bang liat bang jae kecapekan gini." mereka beralih menatap Jae karena ucapan Danu.

"dia pasti sengaja ngelakuin ini buat Haera. Dia cuman mau Haera balik." Jawab wahyu.

"semoga aja Haera emang dateng, gua takut semua yang udah Jae siapin sia-sia."

Mereka melanjutkan percakapan mereka cukup lama, kemudian Brian berdiri mendekati Jae, menepuk pundak pria itu. Berkali-kali sampai akhirnya jae mengerjapkan wajahnya.

"Astaga gua ketiduran?" Tanya Jae panik.

"iya udah setengah jam lebih. Badanlu gak kaku apa tidur duduk gitu?" Brian menarik selimut dari badan Jae, melipatnya rapih.

"kenapa gak bangunin gue?"

"ya gimana. Lu tidur kaya orang mati." Jawab wahyu.

"yaudah yuk latian lagi." Jae bergerak meraih gitarnya, namun tangannya terlanjur ditampar Said.

"kita istirahat aja. Balik semua kerumah. Lusa kita tampil. Gua gamau muka lu semua kusut kaya baju gak disetrika sebulan."

"sekali lagi deh id, gua gamau ada yang  salah." Jae memohon, said menggeleng tegas.

"ini udah jam 1 malem Jae." Wahyu ikut di dalam perdebatan. "lu gak liat mukalu udah dekil gitu? Kantong matalu udh kaya panda. Gua tanya kapan terakhir lu tidur nyenyak di kasur lu? Lu mau sakit trus gak bisa manggung?" semua diam mendengar suara Wahyu yang tinggi. Wahyu paling jarang marah, pria itu selalu lembut, melucu dan tenang. Namun melihat tingkah sahabatnya yang mulai menggila, ia juga mulai lupa diri.

Break Up After LoveWhere stories live. Discover now