Chapter 11

79 8 0
                                    


Gais, sebenernya kalian bingung ga si sama rentang waktunya? Jadi waktu mereka pertama pacaran itu, Jae dan Haera lagi kuliah di tahun ketiga. Mereka lulus bareng satu tahun kemudian. Haera lanjut kuliah 2 tahun, sekalian magang. Jae sibuk manggung.  Ditahun ke 4 mereka pacaran mereka mulai kerja di perusahaan yang sama. Satu tahun kemudian, Jae di angkat jadi menejer. Pas kan 6 tahun :))

Jangan lupa vote dan komen ya :') biar aku tidak mager melanjutkannya.
So, here we go! -JaE

......

Now playing : Sorry-The Rose

Jae terbangun ketika alarm nya berbunyi nyaring, ia masih mengenakan baju yang sama dengan yang ia gunakan kemarin. Ia diusir oleh Haera, dengan keadaan mengenaskan. Awalnya gadis itu menangis dalam pelukannya, namun saat ia tersadar ia segera menyuruh Jae untuk pulang. Jae awalnya menolak, namun gadis itu kembali terisak. Sembari berkata.

"Je pulang, kamu tau gimana susahnya aku buat lupain kamu?" Haera melepaskan dirinya dari pelukan Jae, mundur beberapa langkah. Mata Jae mengunci Haera agar tak mundur lebih jauh.

"Ra kasih aku alasan kenapa kita harus berakhir?" Suara jae melemah, berusaha mendekati Haera. Gadis itu semakin mundur.

"Kamu beda. Kamu bukan Je yang dulu aku kenal." Langkah Jae terhenti.

"emang Jae yang dulu kamu kenal gimana? Jae yang gak bisa apa apa selain manggung serabutan?" Suara Jae sedikit meninggi, sedikit membuat Haera terkejut.

"Itu Je yang bikin aku jatuh cinta. Je yang bahagia cukup dengan cara nyanyi di atas panggung, Je yang jadiin aku dunianya. Je yang gak pernah bikin aku nunggu cuma karena kerjaan. Je yang selalu ada kapan aku butuh,bukan Je yang ada kalo dia lagi butuh." Jae terdiam, benarkah dia melakukan itu semua?

"Kamu tau berapa lama aku nunggu kamu dihari kita harusnya nentuin tanggal pernikahan? Kamu tau berapa lama aku nunggu kamu didepan pintu sebelum aku berani masuk ke kantor kamu? Berapa kali aku pura pura tidur duluan, karena aku gamau kamu nungguin aku tidur, karena aku tau kamu capek seharian. Kamu tau Je? Gak kan?"

"Kenapa kamu gak pernah bilang? Kalo kamu capek nunggu."

"karena aku masih berharap kamu bakal berubah." Jae diam.

"Hari kita harusnya nonton. Sampe hari ini kamu gak sadar itu hari apa kan?" Jae terdiam, mengingat kembali hari itu. Kala hujan turun, dimana ia meninggalkan Haera. Atau tepatnya hari dimana Haera melepaskan tangannya.

"Nata Je. Itu hari dimana Nata pergi selamanya. Kamu lupa itu. " Jae terdiam. haera berbalik pergi, masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Jae yang merasakan sesak di dadanya. Tidak ada jalan kembali untuknya.

Hati Jae tersayat mendengarnya, pria itu akhirnya memilih untuk benar benar pulang. Takut semakin lama mereka semakin saling menyakiti.

ㅂㅈㅎ

Disinilah Jae, berdiri di depan sebuah makam yang cukup terawat. Natasyania Almira, itu nama yang tertera disana. Sejujurnya hanya sedikit kenangan yang tersisa di ingatan Jae tentang gadis itu. Gadis yang selama ia kuliah selalu mengikutinya, hadir disetiap panggungnya, berdiri di sebelah Haera. Gadis itu separuh hidup Haera. Keduanya selalu bersama kemanapun, sampai Jae hadir diantara mereka. Siapa sangka bahwa Nata adalah penggemar berat Jae, ia begitu senang ketika mendengar bahwa sahabatnya berkencan dengan Jae. Sejak itu selalu ada Nata yang menjadi penengah mereka. Nata penggemar Jae, sekaligus manusia nomor satu yang selalu mendukung hubungan mereka. Sampai suatu hari gadis itu menghilang, entah kemana. Seperti hilang ditelan bumi.

Break Up After LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora