XXX. Surprize Preparing

Začít od začátku
                                    

Bola mata Zeka memburam oleh gairah yang selama ini ditahan, ia dengan pelan memulai permainannya malam itu penuh kelembutan. Memperlakukan Cashya sebagai istri dan ratu dalam hidupnya. Begitu pula Cashya yang menyambut suami sekaligus imam dalam hidupnya penuh cinta. Lalu malam itu menjadi panjang untuk  mereka berdua setelah malam-malam sebelumnya yang sulit dalam mahligai rumah tangga mereka.

***

"Oza pahamkan?" Allova bertanya di dekat sebuah papan tulis sambil membawa tuding logam  panjang pada Xochiquetzal yang duduk diantara Bora, Dinar, Aleah, Jinan dan suaminya Gera.

Gera hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala di sofa single yang ia duduki sembari melihat ke arah sang Istri. Gera tak mengerti, semenjak Cashya mengenalkannya pada para sahabat-sahabatnya seketika tingkat kebawelan Allova meningkat.

Gera sampai takut jika anaknya menolak lahir karena dari dalam kandungan sudah tahu bahwa ibunya adalah calon ibu-ibu bawel.

Contohnya saja hari ini, mendadak Allova menjadi koordinator kejutan di ulang tahun Zeka dan Cashya hanya karena ia yang diajak kerjasama Zeka dengan rencana kejutannya untuk Cashya dan Cashya dengan rencana kejutannya untuk Zeka.

Persiapan Zeka untuk memberi kejutan ulang tahun Cashya harus sedikit melenceng dari rencana, karena pada akhirnya Allova yang merengek pada Gera untuk membujuk Zeka melibatkan kelima sahabatnya yang lain. Jadinya ya begini.

"Oke, aku paham. Jadi kita dateng ke rumah Cashya sama Om Zeka dari sore, pada saat Cashya ngajak Om Zeka nge-date dari siang sampai akhirnya malam sekitar jam duabelasan di hotel orangtuaku, kita prepare kejutan di situ. Lalu eksekusi kejutan dilakukan pada jam setengah satu malam usai mereka candle light dinner. Gitukan?" Xochiquetzal memberi kesimpulan dari ucapan Allova.

Allova tersenyum, mengacungkan jempol. Seusai diskusi waktu kejutan, mereka mulai mendiskusikan konsep dan dengan cepat bisa diputuskan. Tepat setelah semua rencana selesai, Cashya menelepon Xochiquetzal.

"Hallo, Za. Gimana bisakan, aku booking jam segitu?"

Xochiquetzal meminta semuanya untuk diam, agar rencana mereka berhasil. "Bisa kok, Shya. Tenang aja. Pokonyamah beress, desain juga udah bagus kok. Tinggal dateng aja."

"Oke, makasih banget ya. Za!"

"Anytime, Shya."

Telepon terputus, sementara yang lain tersenyum. Bora berucap lirih. "Belum pernah aku denger, Cashya bicara sesemangat ini. Biasanya kita selalu denger apapun curhatan kita setiap kali kita deket sama cowok. Nyesek juga kalau diingat, selama ini Cashya jatuh cinta sama lelaki yang belok."

Yang lain mengangguk, sementara Allova hanya bisa menghela napas. Berpikir bahwa ini saat yang tepat untuk Cashya memulai bahagianya, sama seperti Cashya yang mengatakan jika menikah dengan Gera adalah saat yang tepat untuk Allova akhirnya bisa bahagia.

Cashya benar, hidupnya kini penuh dengan cinta dan kebahagiaan dari Gera. Hal yang dahulu hanya sebagai pemanis buatan pada bunga tidur Allova, sempat pesimis karena melihat cerminan rumah tangga orangtuanya yang berantakkan.

***

Dokter Airin menjelaskan jika kondisi kandungan Cashya baik, posisi bayi mereka juga baik setelah menyentuh perut Cashya. "Oh iya. Bapak, Ibu sudah dapat mengetahui jenis kelaminnya. Pada mau tahu tidak jenis kelaminnya apa? Biasanya ayah dan Ibu baru akan antusias menyambut anak pertama mereka, namun Bapak dan Ibu sepertinya cukup unik untuk tidak melakukan USG."

Bersamaan Cashya dan Zeka berucap dengan lantang, membuat mereka saling menoleh dengan senyuman. "Kami antusias kok, Dok. Tapi jangan, Dok."

Dokter Airin sedikit terkekeh pelan. "Loh kenapa?"

Keduanya kembali menjawab bersamaan. "Biar jadi kejutan saat lahir nanti."

"Oh begitu, si dedek pasti seneng nih. Punya orangtua yang satu visi misi." Dokter Airin memuji kekompakkan Cashya dan Zeka.

Dalam hati sang Dokter, sebetulnya ia merasa begitu iri melihat kecocokkan yang terjalin diantara Cashya dan Zeka. Walau ia tahu perbedaan usia mereka terbentang cukup jauh. Namun saat melihat keduanya, Dokter Airin percaya jika Zeka dan Cashya memang sudah ditakdirkan bersama melalui tangan-tangan Tuhan sebagai perantaranya.

"Baik, cukup kontrol hari ini. Pesan saya, Ibu Cashya harus menjaga kesehatan, jangan stres dan tetap rajin berolahraga agar persalinannya lancar." Akhir kata dari Dokter Airin.

Zeka tersenyum. "Baik, Dok. Terima kasih."

Keduanya menjabat tangan Dokter Airin dan berpamitan untuk segera bergantian dengan pasien lain.

Saat mereka keluar dari ruang periksa, Cashya mengamit lengan Zeka. "Kamu siap, Mas?"

"Siap dong, mau kemana dulu kita sekarang?" Tawar Zeka.

Cashya mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, mengeluarkan dua kertas dan salah satunya diberikan pada Zeka. Zeka tentu saja ternganga, ia tidak tahu kapan istrinya menyiapkan daftar kencan mereka.

"Are you ready, Mas?" Cashya bertanya.

Zeka justru sekarang yang bertanya. "Are you sure, Cashya? Ini padat banget."

"Aku yakin, Mas." Cashya meyakinkan.

Tidak ada pilihan lain, Zeka akhirnya menuruti permintaan Cashya.

***

Jangan lupa taburan kalimat dan bintangnya 🌟

Istri Muda Kde žijí příběhy. Začni objevovat