Dealing with The Jerk | Part 60 - Two Side of Life

73.1K 3.4K 97
                                    

Coba yang udah nungguin absen dulu disini!🥰🥰🥰🥰🥰

SELAMAT BERBUKA BAGI YANG MENJALANKAN IBADAH PUASA! AYO SEMANGAT!✨❤️

tolong juga jangan pelit komen ye hehe....

Tidak semua orang merasakan hal yang sama, di satu sisi merasakan kebahagian yang membuncah. Di sisi lain, merasakan kesakitan dan sesak hingga ingin mati saja rasanya. Itu yang disebut dengan kehidupan, dimana kebahagian dan kesedihan bisa berjalan seirama dengan makna yang mereka miliki masing-masing.—mel.

"Jadi

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Jadi..." Sean menggantung ucapannya. Tatapannya begitu mendamba pada wanita di pelukannya itu, menutup sebisa mungkin jarak mereka berdua.

Sean menginginkan Gwen untuk berada dibawahnya, di pelukannya, saling menyentuh dan berbagi kenikmatan yang mereka inginkan satu sama lain.

"Jadi apa, Sean?" Tuntut Gwen dengan bisikan sensualnya.

Sean tersenyum miring, gairahnya sudah benar-benar ingin meledak.

"Let's make a love tonight, because I'm all yours baby."

Dealing with The Jerk

Part 60 – Two Side of Life

______________

Suasana di pagi hari itu terlihat lebih hangat dari sebelumnya. Di dalam selimut gelap itu, Sean dan Gwen berbagi pelukan diantara tubuh telanjang mereka. Hingga akhirnya, Gwen menggeliatkan sedikit tubuhnya. Pemandangan pertama yang dia lihat ada dada telanjang tangannya yang berada di atas dada telanjang Sean.

"Eungghh, tidurlah lagi." Sean yang tahu Gwen akan bangun dari tidurnya itu semakin mengeratkan pelukannya.

Gwen tersenyum mendengar nada manja itu keluar dari mulut Sean. Gwen diam, begitu menikmati dirinya yang berada dalam dekapan Sean. Sampai akhirnya, Gwen memutuskan untuk melirik jam dinding besar yang tergantung di dinding depan ranjang besar itu.

Pukul 9 pagi.

"Sean," wanita itu memanggil Sean pelan, wajahnya sedikit mendongak saat melihat mata pria itu yang masih tertutup rapat.

"Hmm, apa? Aku masih mengantuk, Gwen." Sean berujar kesal. Namun, gerakannya berbanding terbalik karena pria itu semakin menepelkan tubuhnya, bahkan wajah mereka berdua ikut menempel juga. Gwen tersenyum pelan melihat kelakuan pria itu, Sean yang berusaha mencari-cari bibirnya dengan mata tertutup.

"Nakal..." Gwen mengangkat tangannya yang semula berada di dada pria itu—mengarahkannya ke hidung mancung Sean dan mencubitnya gemas.

"Apa kata Daddy jika kita belum keluar kamar di jam seginii?" Tanya Gwen gemas.

"Uhh, sakit. Kau mulai berani, huh?" Sean langsung membuka matanya malas.

"Salah sendiri kau tidak mau bangun." Kekeh Gwen geli.

DEALING WITH THE JERKWo Geschichten leben. Entdecke jetzt