Chapter 23 • Bermain dengan Api

Start from the beginning
                                        

Meraih tasnya, Senja mulai mengeluarkan kertas-kertas yang harus ia revisi. Hembusan napas panjang keluar dari bibirnya bersamaan dengan tangannya yang terulur, menggulung lengan bajunya. Tatapannya membara, bersiap untuk perang.

Benda-benda terakhir yang ia keluarkan dari tasnya adalah reglet, styllus dan buku tulis braille. Namun gerakannya langsung terhenti saat sebuah pikiran terbesit di benaknya. Seseorang yang bisa membantunya sedang tidak ada. Senja selalu membutuhkan seseorang yang juga bisa membaca dan menulis braille. Jika Noah tidak bisa, maka semuanya sia-sia.

Senja menelan ludahnya kasar. Seketika kepalanya penat memikirkan itu. Satu-satunya orang yang selalu membantu Senja mengerjakan tugasnya jika dalam kelompok itu sedang sakit beberapa hari belakangan ini. Oleh karena itu juga Senja melakukan banyak kesalahan dalam mengerjakan tugas kemarin. Senja tidak memiliki alat braille untuk laptop atau komputer. Ia tidak mempunyai uang untuk membeli kedua barang itu. Baik laptop dan alatnya.

Selama ini Senja selalu mengerjakan tugasnya di warnet atau di kampusnya. Itupun bersama dengan temannya yang mengerti braille. Kini perempuan itu tidak ada, siapa yang harus Senja andalkan?

"Ada apa?"

Tubuh Senja tersentak begitu suara berat milik Noah terdengar. Untuk beberapa detik Senja hanya diam tanpa menjawab, namun akhirnya suara seraknya terdengar—membalas ucapan Noah, "Aku perlu orang yang bisa terjemahin kesalahan aku di kertas ini..." balas Senja dan melanjutkannya dengan senyum pahit, "orang yang mengerti braille."

     Braille? Untuk sejenak Noah tidak begitu mengerti apa yang perempuan itu maksud. Namun karena ia pernah mendengar kata itu, Noah mengerti. Seingatnya Alex pernah berkata jika braille adalah tulisan orang tunanetra. Mereka yang tak bisa melihat.

     Seketika perasaan campur aduk menghujaminya. Noah merutuk dalam hatinya. Ia tidak pernah belajar braille, mengerti pun tidak. Tapi Noah tidak langsung putus asa. Dengan cekatan lelaki itu beralih mengambil ponselnya, mengetikan kata kunci braille di mesin pencarian. 

     Secepat kilat juga Noah mendapatkan alphabet dan bagaimana cara menulisnya. Sebuah senyum sombong terbit di wajah tampan lelaki itu. "Easy. Kayaknya lo harus bersyukur punya pacar kayak gue. Because your boyfriend has everything. Brain, money, face, and kindness. Hm, mungkin yang terakhir pengecualian," tukasnya dengan nada penuh kesombongan.

Kapan lagi Noah bersikap baik seperti ini?

     Mendengar itu Senja tidak bisa menahan dirinya untuk tak tertawa. Yah, sepertinya ia harus bersyukur. Noah adalah teman pertamanya, dan Senja sangat bersyukur dengan itu. Kenyataan bahwa lelaki itu tidak sejahat dan sedingin yang orang-orang kira membuat Senja ingin membuktikan kebaikan Noah yang diberikan lelaki itu padanya selama ini. Seperti saat ini.

      Mengangguk pelan, Senja membalas, "Ya, aku sangat bersyukur kamu pacar sekaligus temanku. Terima kasih ya, Beruang Galak," balasnya dengan senyum tulus yang menghiasi wajah tirusnya yang sedari dulu tidak pernah berubah menjadi tembam.

     Noah diam mendengar itu. Tanpa sadar ada sebuah rasa ganjil yang menyelimutinya. Apa ini? Rasanya aneh namun menyenangkan. Membuat Noah haus dan menginginkannya terus-menerus.

     "Kalau begitu ayo kita mulai!"

     Noah teralihkan, lelaki itu sontak tersenyum geli melihat semangat tak kasat mata yang membara perempuan itu. Sejujurnya Noah tidak bisa dibuat berhenti takjub dengan perempuan di sampingnya itu. Rasanya Noah ingin terus menggali lebih dalam seluk beluk kehidupan Senja.

      Noah ingin mengenal Senja sampai ia puas. Sampai rasa penasaran ini hilang. Setelah itu mereka selesai. Itulah kehidupan, bukan?

      Noah akan meninggalkan perempuan itu. Karena sejak awal mereka bukan apa-apa. Dan sejak awal Noah tidak pernah percaya dengan cinta, kefanaan yang menyesatkan.


•••


TBC...
( VOMMENT YAKK )

Sangkal aja teros sampe matiii. Uhuy! Nanti kalau Senja beneran menghilang baru nangis darah. HAHAHAHA.

Jangan sampai hingga waktu perpisahan tiba
Dan semua yang tersisa hanyalah air mata
- Jikalau Kau Cinta (Judika)

HAHAHAHHAHA. Kalau dipikir", seru jg ya ngeliat cowok nakal satu ini nangis darah muehehehe 😈 Mustahil nggak ya?????

OH ya, kalau menurut kalian setelah 23 episode ini,

siapa yang jatuh cinta duluan?

A. Senja
B. Noah

aku sih #timC yaitu aku duluan yang jatuh cintah

Kalau begitu segitu dulu ya. Makasih sudah mau baca cerita ini.

Ingat jangan jadi pembaca mistis.

Ayo jangan malu kasih 👺 VOTEE 👺⭐️⭐️⭐️ buat cerita ini yaa.

Udah?! Terima kasih banyak ❣️❣️

Ini hadiah untuk kamu.


yang paling kusuka dari sosok Noah adalah alisnya yang tebal dan tajam. HAAHHAHAHA

geromm, annyeong!!
love, NDalyss 🐻🦥
#penulisyangpemalu




















VOTE TERLALU WAJIB!
👇🏻👇🏻

𝐌𝐞 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑 𝐘𝐨𝐮Where stories live. Discover now