𝐌𝐞 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑 𝐘𝐨𝐮

Chapter 23 • Bermain dengan Api

WIHI UPDATEEEE
•
•

Jangan lupa ya kasih 🔴 VOTEEEE 🔴 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ dulu sebelum baca. Nggak bakal rugi kok!

⭐️💬. Untuk menambah suasana coba dengarin lagu ya biar makin mantep 🥰🥰

Maaf kalau masih banyak TYPO nya. Diusahakan kedepannya akan jauh lbh baik! 🙏🏻🙏🏻

Selamat membaca 🐻🦥

now playing:
Us The Duo - No Matter Where You Are

•••

Jatuh cinta padanya adalah hal terakhir yang akan kulakukan saat dunia ini hancur.
- Noah Diwatama

•••

Hampir berjalan seminggu setelah Noah mengajak Senja ke tempat rahasianya. Awalnya Noah bermaksud untuk kencan bersama perempuan itu, namun, ia sama sekali tidak bisa berharap lebih pada perempuan berotak suci dan polos itu.

     Pasti yang Senja anggap kemarin hanyalah jalan-jalan semata, tidak lebih. Padahal, sudah berkali-kali Noah memberikan kode pada perempuan itu yang hanya dibalas dengan wajah bodoh khas Senja. Hah, kini ia terdengar seperti lelaki yang mengejar-ngejar perempuan. Menjijikan.

     Selain itu, sudah berjalan seminggu juga sejak Senja mengucapkan kalimat keramat itu. Ya, kalimat yang selalu berhasil mengganggu Noah selama seminggu belakangan ini. Masih tertempel jelas di benaknya bagaimana wajah Senja saat menceritakan orang tersebut. Mengingat itu Noah seketika meradang.

Flashback.

"Kungkang ... lo pernah suka sama cowok?" tanya Noah. Sedetik kemudian ia mengumpat ke dirinya sendiri. Tunggu, untuk apa Noah menanyakan hal ini? Kini bukan hanya Noah yang terkejut, Senja sendiri pun terlihat terkejut. Tatapan perempuan itu kosong dengan dahi mengernyit.

Noah mendesah kesal. Apa juga yang ia harapkan? Perempuan seperti Senja pernah suka dengan seseorang? Hah, dunia pasti sudah terbalik. Tidak mungkin, apalagi mengingat betapa besarnya cinta perempuan itu pada keluarganya. Sepertinya sangat mustahil untuk Senja meluangkan waktunya hanya sekedar suka dengan seseorang.

Tapi, jawaban yang diberikan Senja berikutnya berhasil membekukan tubuh Noah. Terhitung setengah detik Noah langsung menoleh dengan cepat pada Senja yang kini sedang tersenyum lebar. Untuk pertama kalinya Noah begitu benci dengan senyuman indah milik Senja. Ya, untuk pertama kalinya.

"Pernah dong, Noah," jawab  Senja diikuti kekehan pelan—seakan jika pertanyaan Noah bukanlah sesuatu yang mustahil untuk ia lakukan. Pikirannya langsung berkecamuk saat melihat senyum dari wajah perempuan itu.

Nggak mungkin.

Noah terdiam sebentar. Kedua matanya memandang perempuan itu ragu. Tapi, kedua manik Senja berbinar terang—mengatakan jika ucapan perempuan itu memang benar. Masih mencoba menyangkal, Noah mengusap rambutnya ke belakang dengan gusar. "Sama cowok?!" tanya Noah lagi hampir memekik.

Menyadari itu, Noah mengusap wajahnya pelan. Gila! Noah sudah benar-benar gila. Kenapa juga ia bertingkah seperti ini? Tapi jika dipikirkan lagi-lagi, menyukai seseorang bukanlah sesuatu yang salah, bukan? Justru bagus. Artinya Senja tidak sekaku yang Noah kira. Ya. Itu hal yang bagus ... bukan?