01. Semua berawal

70 7 0
                                    

Waktu itu berlari, bila ingin mengimbangi jangan jalan ditempat, setidaknya melangkahlah walau lambat..

#Dhada

🎗🎗🎗

Padahal sudah tahun ke-2 akan tetapi senyumnya selalu mengembang setiap kali menginjakkan kaki ditempat ini, seakan-akan tidak pernah menyangka seorang gadis biasa bisa kuliah dan bertahan dengan kerasnya hidup dikota,

"Huft, hush" menarik napas dan menghembuskannya perlahan selanjutnya ia berjalan menuju kelasnya, namun ditengah perjalanan Dhalia tidak sengaja mendengar percakapan mahasiswi yang tengah asyik bergosip ria bersama-sama, ia berhenti senjenak ingin tahu gosip terupdate...

"Kak Dimas ternyata sekarang pacaran sama kak Clara, parahnya kak Clara bukan satu-satunya padahal kan udah cantik, pinter, modis, kurang apa lagi coba" ucap mahasiswi itu kepada ke 2 temannya yang dengan senang hati mendengarkan,
"Masa tadi kak Clara mau nampar kak Dimas gara-gara kak Dimas ketahuan selingkuh" tambah mahasiswi itu lagi.

"Yah gantengnya ilang dong kalo ditampar, tapi kalo menurut gua sih pantes aja siapa suruh mainin perempuan mentang-mentang ganteng, huh" ucap salah satu temannya menambahi,

"eits, eits, eits, mereka itu ganteng-ganteng tau menurut gue wajar aja, apalagi kak Daffa meleleh gue, kak Danny, kak Dimas, kak Dika gak kalah ganteng ya walaupun kak Dika termasuk paling biasa aja diantara mereka, tapi kalau gue diajak jadi pacarnya, gue mau banget, sumpah gk akan nolak" ucap teman satunya lagi dengan nyerocos tanpa jeda sambil mengibas-ngibaskan rambutnya sedangkan kedua temannya memutar bola matanya malas,

Oke kembali ke Dhalia
"Oh tentang mereka lagi" Batin Dhalia tidak perduli, walaupun satu kampus Dhalia tidak pernah bertemu atau mengenal dengan 4 pria yang selalu ia dengar gosipnya itu. Apa yang didengar ataupun dilihat selama tidak ada sangkut paut dengannya selalu di bodo amat.

Sesampainya dikelas Dhalia langsung duduk, tak ada yang menyapa karena sibuk dengan dunianya masing-masing (main handphone) tapi tunggu....
Biasanya ada satu orang yang menyapa, pantas saja temannya itu belum datang

"Dhalia" Sapanya dengan senyum lebar sambil melambaikan tangannya di pintu masuk ternyata baru datang, itu Nadira teman baik Dhalia, mereka berteman sejak pertama kali menginjakan kaki di kampus ini.

"Nanti pulang mau kemana" tanya nadira cepat yang entah sejak kapan sudah duduk di sebelah Dhalia

"Baru juga dateng udah nanya pulang aja, dasar" jawab Dhalia

"Gua nanya jawab aja sih" ucap nadira sambil mengerucutkan bibirnya

"Aku? Ya ketempat biasa emang kemana lagi" Merespon seadanya, "emang kenapa?" tanya Dhalia

"Enggak tadinya gue mau ngajak lo ke mall, temenin gue, Bisa kan? Gua traktir deh" Nadira penuh harap

"Em, maaf kayanya gak bisa deh, lain kali aja ya, Dira tau kan gimana aku" Dhalia dengan tidak enak hati mengatakannya bisa dilihat raut wajah Nadira berubah kecewa tapi ya mau bagaimana lagi ia memang tidak bisa..

"Ya udah deh gak papah, tapi lain kali kalo gua ajak harus mau ya,  kali-kali" ucap Nadira dengan menarik turunkan alisnya

"Oke deh" keduanya kemudian tersenyum, tidak lama kemudian dosen datang dan bla-bla-bla....

Setelah selesai kuliah, Dhalia tidak langsung pulang akan tetapi ketempat biasa untuk menjemput rezeki mencari sesuatu nasi, dan disinilah dia sekarang..

"Terus-terus-terus, kiri dikit, oke sip"

"Nitip ya Mba"

"iya bu siap"

itulah yang dilakukannya menjadi tukang parkir di pasar tradisional mengisi waktu luang sebelum jam 16:00 untuk bekerja paruh waktunya, sebenarnya Dhalia mempunyai teman yang sudah menetap menjadi tukang parkir disini ada 2 orang lagi bang kay, sama bang zak, tapi karna disini udah ada Dhalia jadi mereka cari makan dulu..

Dan datang lagi sebuah mobil, berwarna hitam terlihat asing bukan seperti orang-orang yang sering belanja kesini, tapi biarlah yang penting parkirannya penuh biar dapet uang banyak,, huhuhu

"Sebelah sini" ujar Dhalia menunjukkan tempat yang masih kosong

"Terus-terus-terus, dikit lagi,lagi, kiri-"Ucapan Dhalia terhenti saat melihat kay melambaikan tangan sambil menenteng plastik berisi makanan yang sudah pasti untuk Dhalia tentunya..

"Bang Ka-"
"DUKK"
Belum selesai membalas sapa dari bang kay, Dhalia di kejutkan dengan suara yang Otomatis membuatnya melotot, ia lupa kalau parkir mobil nya belum selesai, bagaimana ini?

Turun lah 4 orang laki-laki dari mobil dengan terburu-buru untuk menghampiri Dhalia..

"Becus gak sih, mobil gua ampe penyok gitu" ucap lelaki yang memakai baju hitam
"Gak mau tau, lo harus ganti"

"Maaf" itulah yang bisa Dhalia ucapkan

"Neng nya kalau gk bisa kerja diam aja di rumah, rebahan"
Ucap teman satu nya lagi, "kalau udah gini kan lo harus ganti rugi" tambah teman satu nya,

Sedangkan kay yang dari tadi memperhatikan mereka segera menghampiri Dhalia untuk membantu,.

"Ada apa ini lia?" tanya kai
"Mas ada apa ya?  Bermaksud bertanya kepada salah satu laki-laki ya

"Tanya aja ke bocah itu" jawab salah satu dari 4 laki-laki itu

"Hey, lia, liat abang" Ucap kay sambil mengusap kepala Dhalia, tak lama kemudian Dhalia mendongak melihat ke arah kay,
"Tenang ya, masih ada abang, oke" ucap kay lagi diiringi seulas senyum di bibirnya
Dhalia hanya mengangguk dan kembali menunduk
"Maafin lia bang" ucap nya pelan

"Jadi berapa" ucap kay bermaksud kepada 4 laki-laki itu,

"Gue berurusan sama lo, gue cuma mau yang salah lah yang bertanggung jawab" Ucap laki-laki berbaju hitam sambil melihat ke arah Dhalia
"Jangan jadi pengecut" Tambahnya lagi, diiringi dengan senyum miring nya

"Jaga omongan lo, lo tau kan ini dimana" kay sambil menunjuk ke arah lelaki itu, ia sudah tersulut emosi

"Gua tau, dan gua gak takut" balas lelaki itu enteng

Memuncak lah amarah kay kali ini, ia sudah tak tahan lagi tanganmu sudah terkepal siap melayangkan bogeman, namun sebuah tangan mungil mengusap nya kay menengok ternyata Dhalia, membuat kay sadar ini bukan saatnya adu jotos, akan ada lain kali mungkin,

"Oke aku tanggung jawab, aku harus bayar berapa" tanya Dhalia melihat kearah lelaki itu, ia sungguh tidak terima disebut pengecut,,,

Sedangkan 3 laki-laki hanya menyimak saja tidak ingin ikut campur,

Lelaki berbaju hitam itu hanya tersenyum miring seolah mengejek, "Kalo lo bukan pengecut, besok datang ke alamat ini,jam 2 jangan coba untuk kabur, karna kemanapun lo pergi gua pasti bisa nemuin lo, sela urusan belum selesai" kemudian lelaki itu menyerahkan kartu nama dan berlalu dari situ,,

Sedangkan Dhalia segera melihat kartu nama, ia ingin tahu siapa orang tadi dan kemana besok harus datang,
Dan betapa terkejutnya, ia melotot seolah tak percaya..
Jadi kartu nama ini atas nama: Daffa Mulya Bagaskara

           🎗🎗🎗

Salam manis dari gadis kecil yang berharap bisa rebahan dihari libur

#Dhada

Ku Genggam DuniakuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora