2

186 62 19
                                    

" Woy Nepir* cepet ke bawah. Lama amat lo di kamar. Ngendok lo?!" Teriakan Riska membahana ke penjuru rumah.

*Nenek Lampir

" Apaan sih lo jerit-jerit! Gak pernah diajarin tata krama lo ya." jawab Ailen sambil menuruni tangga bersama ibunda tercinta.

" Eh Alien dari planet tak di kenal gue tuh ngomong sama nepir bukan sama lo." ucap Riska menunjuk kepala Ailen dan menekannya berkali-kali.

" Kurang ajar banget sih kamu!" Rina mencekal tangan Riska dan menghempaskan dengan kasar.

" Berani banget lo ya nyentuh tangan gue!!" ucap Riska langsung menyambar rambut Rina dan ditariknya dengan kuat.

" Heh apa-apaan lo lepasin tangan lo dari rambut mami gue!!" Ailen yang tidak terima langsung mencoba melepaskan tangan Riska dari rambut mami nya.

Ctakk

Bunyi tulang kering yang beradu dengan sandal swallow milik Riska. Yap, tulang kering Ailen di tendang oleh Riska sampai berbunyi.

" Ahh.." Ailen terjatuh dengan pantat lurusnya menyentuh lantai.

" Ailenn!! Lepasss!" Rina yang melihat putrinya terjatuh langsung memberontak. Riska langsung melepaskan jambakannya. Tapi bukan berarti Rina bebas tetapi badan Rina malah terdorong hingga menabrak badan Ailen.

" Cihh... Kalau kalian berani berontak sama gue atau nyentuh gue tanpa seijin gue. Kalian akan mendapat lebih dari ini. Jangan semena-mena sama gua. Disini ga akan ada cerita cinderella yang dianiaya ibu tirinya tapi sebaliknya!!" Ucap Riska penuh penekanan dan mencekik kedua orang itu.

Riska langsung berlalu pergi. Tapi baru beranjak 6 langkah dari tempat awalnya ia mendengar desisan Alien ups Ailen maksudnya.

"Sialan tu anak. " desisan Ailen sambil memegang lehernya yang lumayan sakit.

Prangg

" Astaga.." Rina dan Ailen kaget setengah mati ketika melihat guci berukuran sedang pecah di dekat kaki mereka. Alhasil beberapa pecahan mengenai mereka berdua.

Ulah siapa lagi kalau bukan Riska. Riska langsung melempar guci ke arah mereka ketika ia mendapat umpatan dari dua orang itu. Untung Riska baik hati dan tidak sombong jadi dia tidak melempar ke arah kepala mereka. Kalau mereka mati bagaimana Riska bisa bersenang-senang

" Padahal gue pergi mau mengambil hadiah untuk kalian berdua. Ya sudah deh besok aja. Udah gak mood gue." ucap Riska tiba-tiba duduk di sofa.

"Oh ya jangan lupa ya bersihin semua pecahan itu, takutnya kalian kena" ucap Riska penuh perhatian. Gue udah kena sialan-Batin Ailen.

" Ooooo kalian udah kena ya? Yahh gue telat dong ngasih taunya. Kalian juga bodoh udah tau pecahan kaca kenapa malah duduk disitu?" ucapan Riska dengan wajah polos nan imut seakan tau batin Ailen.

Riska memang bisa membaca pikiran tapi ia tidak akan lancang membaca semua pikiran orang yang agak privasi. Kecuali si Rina dan Ailen ,Riska akan selalu membaca pikuran mereka.

"Lo..." geraman Ailen di halang oleh cengkraman lembut dari Rina.

" Wah wah baru aja gue kasih pelajaran sekarang lo udah berani geram ke gue. Hebat."ucap Riska diiringi tepuk tangan.

Riska langsung ke dapur.

" Kalian cepet ya beres - beresnya." Riska melenggang ke dapur dan terdengar suara dentingan sendok seperti mengaduk di gelas.

" Gue kasihan liat kalian. Jadi gue buat minuman nih dua gelas lagi. Segar lho." Riska membawa gelas yang berwarna agak putih.

" Kamu baik banget. Kamu anak yang berbakti." Rina berucap sambil tangannya ingin meraih gelas itu tapi...

BYURR

"Cih... Pencitraan"

" Akhhh...perihhh" pekikan ibu dan anak itu terdengar ke penjuru rumah. Minuman yang ada di gelas di siram ke luka kaki Rina dan Ailen

" Gimana? Perih? Padahal gue tadi buatnya pakai perasan jeruk nipis dan garam. Harusnya kasih bubuk cabai nih baru mampus lo berdua. Hahaha" Riska tertawa mengerikan. Tawanya terhenti saat ada pecahan kaca yang mengarah ke arahnya.

Srett

" Rasain lo. Mampus. " Ailen sangat puas sudah membuat Riska walaupun sangat sedikit. Catat SANGAT SEDIKIT.

Para pelayan mengintip dari balik kamar mereka. Mereka mendukung Riska yang menyiksa ibu dan saudranya tirinya.

" Haduh... Itu kenapa non Ailen berani sih. Dia gatau apa yang terjadi setelah ini" cerocos salah satu pelayan.

" Husss diam" pelayan lain melotot. Oke kembali ke Riska.

Riska tersenyum melihat lukanya.

" Dasar gila. Kau malah tersenyum." ucap Rina kepada Riska. Lihatlah anak ini pasti gila - batin Rina

" Hahahahha. Kalian hahaha . Berani melukaiku ya ha ha ha" Riska menyeka air mata yang keluar di sudut matanya.

" Hah sudah cukup tertawanya. Kalian menyebalkan." Ucap Riska

Aku yakin anak ini gila - batin Rina

" Aku tidak gila sebenarnya. Mungkin kalian yang akan gila." Ucap Riska.

Tiba-tiba Riska menyeret rambut kedua orang itu ke arah pintu bercat coklat.

"Cukup senang-senangnya. Kalian akan merasakan yang lebih dari ini hahaha." Sungguh suara Riska sungguh mengerikan.

***

Tertanda

Author imoet😽

••Typo bertebaran••

TBC.

DeefWhere stories live. Discover now