3

536 40 6
                                    


Bagaimana dengan mencintai sendiri ? Mencintai setiap luka dari mencintai sendiri. Menanggung setiap rindu yang datang tanpa mengenal waktu. Bagaimana dengan rasa sakitnya ?

KIANDRI

" Aku ingin bicara padamu "  tangannya menahan pintu lift. Aku menatapnya bingung, entah apa yang ingin ia katakan padaku.

" Apa ? " Kataku. Bian melangkahkan kakinya menuju kelantai paling atas digedung ini. Aku mengikutinya dari belakang, perasaanku tidak enak. Aku harap ia tidak mengatakan hal yang membuatku sakit. Setidaknya jangan sekarang.
Kami sampai ditempat teratas gedung ini. Bian menatap langit, membelakangi ku tanpa sepatah katapun yang aku dengar.
Langit sudah mulai rintik, sebentar lagi pasti hujan akan turun.

" Jadi.. apa yang ingin kau katakan ? " Aku memberanikan diri untuk membuka topik pembicaraan. Sebab aku sangat penasaran dengan apa yang akan ia katakan padaku.
Bian memalingkan tubuhnya, menatapku sangat tajam. Aku semakin bingung.

" Aku tidak ingin melihatmu lagi " Deg, jantungku tiba - tiba saja sakit saat mendengar ia mengatakan itu.
" Aku pikir setelah aku pergi jauh aku tidak akan pernah melihatmu lagi. Tapi ternyata aku salah, salah karena telah kembali ke Indonesia dan harus bertemu denganmu kembali. " Aku mencoba menahan air mataku. Bagaimana bisa ia mengatakan hal itu padaku. Apakah ia benar - benar telah melupakanku.

" Kenapa ? Kenapa kau mengatakan itu ? Apa kesalahanku padamu bi ? " Aku masih berusaha menahan air mataku. Aku tidak ingin ia melihatku menangis tapi perkataannya barusan membuat hatiku sakit.

" Kau pikir aku mencintaimu ? Aku memilihmu hanya karena aku ingin membuatmu terluka. Dan aku sama sekali tidak menginginkanmu " aku menatapnya, mencoba meyakinkanku kalau ia memang telah mengatakan itu.

" Janji, lalu untuk apa kau membuat janji padaku ? Kau meyakinkanku untuk tetap bersamamu seakan - akan kau akan tetap tinggal bersamaku. Membiarkanku tetap singgah dihatimu lalu meninggalkanku begitu saja. Kau tahu ? Setiap hari aku menunggumu kembali, menahan sakitnya merindu. Aku hanya ingin meminta penjelasan darimu karena kau meninggalkanku tanpa kejelasan dan kau ? Dengan mudahnya mengatakan hal itu "  aku mencurahkan semua kekesalanku padanya.
" Setiap hari aku selalu teringat denganmu. Terus melukai diriku dengan mencintai orang yang bahkan tidak peduli padaku. Mengabaikan banyak hal hanya karena sebuah janji Tapi kau ? "

" Kalau begitu lupakan semua janji yang telah aku buat. Lupakan semua tentangku. Selesaikan ? " bian.

" Kenapa bisa - bisanya kau.. "

" Aku membencimu, sangat membencimu. Aku tidak punya alasan untuk itu tapi yang jelas aku sangat membencimu " air mataku akhirnya jatuh mengalir saat mendengar kalimat itu terucap dari bibirnya. Pertahanan Ku sejak tadi akhirnya telah hancur. Orang yang selama ini selalu aku cintai telah melukai hatiku lagi. Aku tidak pernah menyangka kalau ia akan mengatakan hal itu padaku. Hujan akhirnya turun dengan lebatnya, seakan langit juga turut berduka.

" Terimakasih karena telah menjelaskannya padaku " kataku kemudian ia pergi meninggalkanku sendiri disini, lagi. Aku memeluk lutut ku, menangis sejadinya. Menangisi semua kebodohan ku. Bagaimana bisa aku sangat yakin kalau bian akan mencintaiku. Seharusnya dulu saat ia meninggalkanku, aku mengakhiri semua perasaanku. Tapi karena janji yang ku pegang akhirnya aku tetap menunggunya kembali. Dan seharusnya aku tidak pernah mencintainya, harta serta fisik ku tidak akan setara dengannya mungkin itulah sebab mengapa ia meninggalkanku begitu saja. Aku sangat bodoh ! Tapi atas dasar apa ia bisa membenciku. Apakah karena sikapku ? Aahhh maafkan aku bian.

" Hei ki, bukankah aku sudah bilang kalau kau tidak boleh menangis lagi.
Tidak ada air mata lagi, ada aku disini. "  Suara jojo mengejutkanku. Membuatku berhenti mengingat kejadian semalam.

Memeluk dukaWhere stories live. Discover now