Part 27

6.8K 975 180
                                    

New Story

###

Part 27

###

Guys, komen yang ga dibalas bukan berarti ga dibaca ya. Terima kasih untuk kalian yang udah sempet-sempeti komen atau vote cerita. Author seneng banget dan sangat terhibur bacain komen kalian.

###

Reynara terisak, meringkuk dengan kedua tangan memeluk kedua lututnya di balik selimut. Tubuhnya remuk, hatinya dunianya hancur, dan sprei yang berantakan di sekitarnya menjadi saksi bisu atas hilangnya kesucian yang selama ini ia pertahankan. Arga telah merenggutnya, dengan sangat kejam dan tanpa belas kasihan. Arga memperkosanya.

Tubuhnya menegang ketika mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Seumur hidup, ia belum pernah merasakan bagaimana rasanya ketakutan. Tidak pernah hingga di detik Arga merenggut mahkotanya. Ia merasa marah karena pria itu mengenalkannya rasa takut. Ketakutan hanya akan membuatnya menjadi lemah, dan ia benci menjadi lemah.

Pria itu mengatakan tak berselera menidurinya dengan pikirannya yang dipenuh Saga. tetapi, lihatlah. "Kau menjilat ludahmu sendiri," geram Reynara penuh kebencian.

"Well, saat kita bersetubuh, otakmu hanya dipenuhi kemarahan yang kautujukan padaku, bukan Saga." Arga melempar handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan rambut ke lantai. Menatap punggung yang masih bergetar di balik selimut dengan tatapan dinginnya. Lalu melangkah keluar.

Tepat ketika ia menutup pintu di belakangnya, pintu di sebelahnya juga terbuka dan memunculkan sosok kakaknya. Dengan rambut sama basah dan pakaian baru sepertinya. Seks di siang hari cukup menyenangkan juga, batinnya dalam hati.

Saga mengamati Arga selama beberapa saat. Pria itu mendekat dan tiba-tiba mernggumamkan pertanyaan yang terlalu cepat. "Apa anak yang berdarah Ganuo dan Cheng akan bagus untuk bisnis kita?"

"Kenapa kau bertanya?" Saga melirik pintu kamar Arga. Lalu menatap wajah Arga yang hanya muncul setelah mendapatkan kepuasan setelah seks yang hebat.

Arga menggeleng. "Hanya pemikiran yang melintas di kepala saja."

"Itu tujuan sebuah pernikahan disepakati."

Arga mengangguk-angguk. Lalu teringat sesuatu. "Aku butuh akses cctv di kamarku. Ada yang perlu kulihat."

Kerutan di alis Saga semakin dalam. Setiap kamar di rumah ini memang memiliki dua macam cctv di setiap sudutnya, dan salah satunya butuh akses khusus yang hanya Saga miliki. Saat cctv yang lain dinonaktifkan oleh pengawalnya, cctv khusus itu akan secara otomatis merekam. Dan hanya dia yang memiliki akses khusus tersebut. Saga mengangguk singkat pada Arga. "Sepertinya kau melakukan pekerjaanmu dengan baik," gumamnya singkat.

****

Dirga? Nama itu sekali lagi membayang di atas kepala Sesil. Apa pria itu masih memikirkan dirinya? Apa pria itu masih akan menerima dirinya yang sudah dihancurkan oleh Saga?

Sesil menggoyang kepala. Dirga pasti sudah menemukan seseorang sebagai ganti dirinya. Pria itu tampan, kaya, dan memiliki hati yang tulus. Tentu tak akan sulit menemukan wanita yang lebih layak dari dirinya.

Sesil mendesah, menatap pantulan wajahnya di cermin. Menemukan tanda merah yang memenuhi hampir seluruh kulit di lehernya. Tangannya turun ke bawah, menarik turun kerah kemeja milik Saga yang ia kenakan. Semakin banyak dan di seluruh dadanya. Jemarinya mengusap tanda merah itu dengan lembut. Tersipu, mengingat sentuhan dan belaian Saga yang lebih lembut, lebih berhati-hati, dan lebih memuja dari sebelumnya. Menciptakan kembali gelenyar-gelenyar yang merambati jemari di kaki dan memenuhi seluruh tubuhnya. Senyum muncul, melengkung begitu jelas di bibirnya. Ia tahu dirinya gila, tapi ia memang sudah terlibat terlalu jauh dalam permainan Saga. Dan merasa semakin jauh meninggalkan Dirga. Terlalu jauh.

New Story Saga and Sesil (Tersedia di Google Play Book & Kubaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang