Dari Bayangan Hutan (15)

15.6K 1.3K 248
                                    

Hai ... hai ... ada yang kangen Abang Dewa sama Kana nggak sih?
Nih yang ditungguin dateng.

Btw Emak mau ngucapin happy earth day ya, pas banget kan dihari bumi Emak unggah cerita yang berlatar lingkungan kayak gini 😋😋😋

Oh ya, Emak mau kasih info yang mungkin gak terlalu baik nih.

Jadi, selama bulan suci Ramadhan demi kekhusukan dan kemurnian ibadah Emak nggak akan unggah DBH dulu gaeys, habis Ramadhan baru balik lagi yah.

Jangan sedih banget ya ... kan maaih ada Bang Cenayang, Bang Mafia sama Bang Jambret untuk hiburan, doain aja yang itu lancar jaya updatennya.

Kalo bisa lancar jaya juga update short story yang gemesin kayak yang udah-udah.

Emak juga mau kasih tau kalau Palembang kemungkinan bakalan melakukan PSBB juga dalam beberapa hari kedepan ... isunya santer begitu sih. Kita saling mendoakan aja ya supaya daerah yg memberlakukan PSBB sikonnya tetep kondusif.

Emak agak sedikit khawatir soalnya, taulah PSBB juga membawa ancaman kelaparan bagi sebagian warga tak mampu. Dan perut yang laper bisa jadi akan berujung pada maraknya aksi kejahatan. Apalagi kayaknya kebanyakan daerah menerapkan PSBB lebih keperkara teknis aturan do sama don't aja.

Emak ngomong gini sih karena belum liat usaha pemkot sini selain ngerancang aturan apa udah bergerak untuk mendata dan menyediakan pasokan bantuan pokok untuk warga masyarakat yang bener-bener membutuhkan 😔😔😔.

Emak hanya berharap, jangan sampai PSBB tanpa persiapan malah memunculkan bencana baru, yaitu kematian dari orang-orang yang kelaparan.

Bagi masyarakat yang daerahnya udah masuk fase PSBB tingkatkan kepedulian sesama ya gaeys ... pedulilah sama lingkungan sekitar, sama tetangga dan keluarga. Insya Allah warga +62 tetep sehat dan positif selama menghadapi bencana ini, aamiin.

Aku tidak tahu sudah berapa lama hitungan waktu yang kuhabiskan selama di Belantara Aroma, hanya saja ketika rasa bosan melanda selama menunggu ‘utusan khusus’ yang menjemput pasporku di Bandung, Bang Dewa memutuskan untuk membawaku menjelajah rimba di luar istana.

Seperti yang dijanjikannya saat kami baru merencanakan datang ke Dumai, Abang membawaku melihat langsung jenis kerusakan yang mempengaruhi kawasan konservasi harimau sumatera di tepi hutan Senepis.

Beda dari arah kedatangan kami yang masuk melalui Sungai Buluhala, kali ini Bang Dewa membawaku kearah lansekap hutan Senepis di kabupaten tetangga yang bersebelahan dengan kawasan kota Dumai, Rokan Hilir.

Terik cahaya matahari jatuh tanpa penghalang kanopi pohon begitu kami memasuki batas terluar wilayah desa terdekat.

Aroma lembut racun tanaman yang kugunakan untuk mengusir ‘tamu tak diundang’ yang datang ke Belantara aroma tercium samar dari jejak darah yang menetes ditanah basah dan tak akan bisa dilihat oleh mata awam, cukup membuatku paham kalau para tamu itu masuk dan keluar dari belantara melewati tempat ini.

Aku hanya bisa menghela nafas panjang saat melihat luasnya lahan terlantar dengan ratusan batang pohon hasil pembalakan liar.

Aku pernah membaca tulisan seorang arkeolog yang fokus pada peradaban budaya di era Majapahit, beliau menuliskan bahwa luas tanah yang dimiliki taipan perkebunan masa kini bahkan melebihi luas tanah yang dimiliki imperium Majapahit pada masanya.   

Rasa miris menggelayuti hatiku saat memikirkan betapa jiwa serakah manusia tidak akan pernah mampu terpuaskan walau telah menghancurkan satu ekosistem besar tempat dimana banyak nyawa bergantung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pengantin BunianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang