1] Kabar buruk

28K 1.9K 433
                                    

Udah pada siap ketemu Abang Banyu!?

Udah pada siap ketemu Abang Raja!?

Cuuus hyuuk sebelum bobok baca dulu 😘😘😘

Traya Adikara melangkah terburu-buru diantara petak kubikel karyawan.

Pada pukul lima sore, suasana kantor itu sangat sibuk hingga tidak banyak karyawan yang memperhatikan ketergesaan itu.

Dalam hirarki kekuasaan TD Holding, lelaki berusia di awal tiga puluhan itu memegang posisi orang penting keempat, setelah Tengku Raja dan sepupu kembarnya kesayangannya, Saga dan Jingga.

Akan tetapi karena kedua kembar tidak turun langsung menangani perusahaan, maka secara de facto Traya Adikara menjadi orang kedua dengan jabatan tertinggi setelah Tengku Raja.

Hanya ada sedikit orang yang dibiarkan hidup untuk mengetahui beberapa kebenaran yang dirahasiakan juga misteri-misteri milik ras selain manusia yang keberadaannya dianggap sebagai mitologi oleh kebanyakan orang. Dan Traya Adikara termasuk diantaranya.

Banyak bunian di luar petinggi TD Holding yang mengenalnya mengasumsikan jika kepercayaan Tengku Raja dan dua kembar Saga dan Jingga pada lelaki itu dikarenakan garis keturunan yang sama, dengan kata lain, Traya Adikara termasuk dalam garis keturunan bunian yang tidak memiliki kekuatan supranatural. 

Akan tetapi apapun asumsi yang beredar jelas sekali jika Traya Adikara sangat dipercaya penguasa trah bunian Sumatera untuk bekerjasama dan memegang rahasia para ‘Tengku’ pemilik TD Holding dan sekutu-sekutunya.

Ada saat-saat di mana Traya Adikara merasa merasa bekerja sama dengan bunian setengah manusia itu mudah dan menguntungkan. Namun apa yang dia ketahui kali ini sama sekali bukanlah satu diantara banyak hal itu.

Terutama jika menyangkut sekutu penting mereka yang menguasai perairan Sumatera.

Secara tidak langsung para Bunian membagi klasifikasi besar bangsanya berdasarkan tempat tinggal asli leluhur mereka.

Siluman merupakan bahasa kasar untuk menyebut para bunian yang mendiami daratan termasuk hutan belantara, pegunungan, maupun padang pasir.

Merkayangan mendiami langit di atas daratan, pegunungan, dan lautan, sub ras paling cerdas diantara yang lain … konon ilmu falak dan teknologi berbasis gravitasi dan cahaya terlahir dari trah bunian yang satu ini.

Yang terakhir disebut sebagai Merman atau Mermaid—manusia laut. Jenis yang satu ini adalah trah bunian primitif, barbar dan paling sulit dikendalikan.

Dan meski Merman identik dengan manusia ikan atau manusia duyung, faktanya mereka terdiri dari beragam sub ras lain yang bergantung pada domisili mereka masing-masing.

Dan di Sumatera, buaya berada pada puncak rantai makanan ras ini—apa yang menjadikannya sebagai penguasa perairan Nusantara. 

Pada setiap rapat tahunan pimpinan ras bunian yang tergabung dalam TD Holding—yang sebenarnya lebih mirip versi baru imperium bangsa bunian—Traya  sangat berharap dirinya tidak harus ikut mendengar isu sensitif tentang ketahanan pangan kaum bunian air.

Bukan hanya karena dirinya termasuk sebagai bagian dari komoditi pangan utama makhluk air itu, atau karena Traya tidak pernah ingin tahu apakah manusia dalam kondisi rare, medium, atau well done yang lebih menyenangkan untuk disantap, melainkan karena Traya terlalu gentar untuk berada dalam satu ruangan dengan penguasa terkuat bunian air di Sumatera.

Keturunan panglima legendaris Sriwijaya Tandrun Luah, raja buaya putih, Ombak Banyu.

Tapi sayang sekali, kali ini dengan berat hati dia membawa kabar buruk tentang buaya yang satu itu pada atasannya.

Di depan pintu ruang rapat pribadi, Traya Adikara menghela nafas panjang sebelum mendorongnya.

Lima orang di dalam ruangan menatapnya terheran-heran. Termasuk pemuda yang berdiri di bagian kepala meja menghadap maket pencakar terbaru yang akan menjadi invansi imperium bisnis, berkedok proyek pembangunan, terbaru TD Holding di Jakarta.

“Raja,” kedekatan pribadinya membuat Traya diijinkan untuk memanggil atasannya hanya dengan nama dalam kondisi paling formal sekalipun. “Aku ingin bicara empat mata denganmu,” katanya begitu mendapat perhatian penuh dari Tengku Raja.

Dengan satu lambaian singkat Tengku Raja membubarkan tim arsiteknya.

“Kuharap ini bukan tentang kebocoran identitas salah satu sepupuku di salah satu tabloid misteri,” gumamnya sambil memijat dahi seraya memasang ekspresi seolah-olah dirinya lelah dan tertekan dengan apa yang akan disampaikan sahabatnya itu.

Traya tersenyum tipis, “Lebih buruk lagi.”

“Katakan saja, aku sudah siap?”

“Pemberontakan pecah di perairan Batanghari, para selingkup* memberontak terhadap raja buaya putih karena beberapa hari yang lalu Banyu menghukum mati dua selingkup yang nyaris memangsa seorang wanita manusia.”

Tarikan nafas dalam Tengku Raja menjadi satu-satunya indikasi jika apa yang dilaporkan oleh Traya adalah situasi genting yang butuh perhatian khusus.

“Korban terus berjatuhan meski Ombak Banyu masih bisa mempertahankan kediamannya, posisinya semakin terjepit.”

“Bagaimana kondisinya sekarang?”  

Pengantin BunianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang