Sumpah Darah

23.8K 1.5K 144
                                    


'Prolog

 

 

Siddhatitam hamvan vari avai

Kandrakayet ni paihumpaan namuha ulu lavan Tandrun luah

MakamataiTandrun luah vinunu paihumpaan

Hakairumuah Kayet ni humpa unai tunai

Umentembhakti niulun haraki unai tunai

Kitasavanakta  devata maharddhika sannidhanamamraksa yam kadatuan srivijaya. Kita tuvi tandrun luah vanata devata mulanayam parsumpahan *

....

Tengku Raja memejamkan matanya untuk sesaat, sekalipun demikiankata demi kata itu bagai muncul dari layar pengial baca sehingga dirinya tidakbisa mengabaikan begitu saja.

Bagi kebanyakan orang, kata-kata itubahkan tidak pernah mereka ketahui tujuan dan artinya.

Sementara bagi beberapa yanglain—yang jumlahnya sangat sedikit—teks yang terukir pada obelisk mini yangtersimpan dalam Museum Jakarta dengan nomor identifikasi D.90 adalah artefakberharga peninggalan Kekaisaran maritim adikuasa di abad ke-7 Masehi yangmenguasai bagian barat Nusantara, Semenanjung Malaysia dan Thailand bagianselatan.

Namun baginya itu  bukanlah  tulisan tak bermakna yang bisa diabaikannyaseperti angin lalu atau artefak yang harus di teliti tujuan pembuatannya.

Itu semua tidak perlu ... karenaTengku Raja sudah hafal isinya diluar kepala.

Apa yang tertulis di sana adalahsumpah.

Sumpah perlindungan Sang Dapuntapada pendukungnya yang setia, pembalasan bagi yang mencuranginya dan janji yangtidak terhenti pada satu garis keturunan. Ada kisah balas dendam dalam sumpahberisi ancaman dalam prasasti yang dibuat untuk mengabadikan pemberontakanKandra Kayet dan pembunuhan yang merenggut nyawa Tandrun Luah.

Dan sekarang hal yang sama menimpasekutu pentingnya di perairan.

Sang penguasa Batanghari.

Raja buaya putih, Ombak Banyu.

*****

AuthorNote:

 

Okeh,karena baru pemanasan aja jadi isinya dikit dulu deh ya hehehe ....

Tapi saya maucerita dikit deh tentang proses dibuatnya bagian 2 pengantin bunian ini.

Jauhhari, saat saya masih memiliki konsep cerita Pengantin Bunian (PB) tetapi belummenulis kisah ini secara lengkap. Saya sudah memiliki sub judul untuk bukukedua PB; SUMPAH DARAH.

            Jujur, saja saya sempat beberapakali berusaha mengganti judulnya, akan tetapi tidak pernah menemukan judul yanglebih tepat dan pas selain judul di atas untuk cerita yang membahas tentangsiluman buaya air Ombak Banyu. Ada kegalauan terselubung dalam hati saya(ecieeee), tentang ide mentah waktu itu yang terlalu melenceng dari judul. Akantetapi saya tahu saya kadang suatu cerita dapat memilih sendiri kisahnya dantugas penulis hanyalah menuangkan apa yang diinginkan oleh cerita tersebut (iniabsurd yah ... tapi pada kenyataannya ini sering kejadian di saya)

            Karena tahu saya nggak akan bisamengganti judulnya maka saya mulai mencari-cari 'sesuatu' yang berhubungandengan mitologi bunian air di Sumatera. Tidak banyak, tapi saya menemukan satunama yang dalam catatan sejarah nyaris dihubungkan dengan kekuasan maritim Sriwijaya,sumpah seorang 'datu' untuk membalas kematiannya (ini suatu hal yang langka)dan bahkan namanya dipahat dalam prasasti sebagai pengingat bagi para musuhyang ingin menentang Kekaisaran Maritim terbesar di Nusantara. Dan saat itulahsaya rasanya ingin berteriak 'Bingo!!' akhirnya kumenemukanmu

            Tanpa maksud memelintir ataumenyimpangkan suatu bagian dalam sejarah saya mencantumkan isi prasasti KotaKapur di dalam kisah ini. Di mana prasasti itu dibuat oleh Maharaja Sriwijayapada suatu masa di abad ke tujuh yang mengawali ekpansi militernya ke Jawauntuk membalaskan kematian salah satu penguasa mandala bawahan, sahabat, juga panglimaperangnya, Tandrun Luah ( yang konon katanya masuk dalam spesies bunian air)yang dibunuh penguasa setempat Kandra Kayet.

            Salah satu teman editor pernahcerita kalo menurut salah satu budayawan yang banyak menulis kisah dengan latarsejarah mengatakan; fiksi sejarah menyajikan fakta atau kejadian sesuai denganpandangan pribadi penulisnya.

Jadinanti kalo ada yang bertanya, 'Loh kok malah nyantumin bagian dari kerajaansriwijaya di PB? Apa hubungannya?' atau 'Walah nggak bener ini masak sejarahdipelintir jadi begini, mengada-ada ini,' hehehehe ... karena memang saya bukannulis buku sejarah melainkan fiksi yang ada sejarahnya (dikit) jadi sah-sah ajayah readers

            Dan karena itulah di awal buku keduaini saya menyelipkan isi sumpah itu di awal pembuka cerita. Dan bersiaplahuntuk masuk ke dalam kisah para mahluk yang menguasai air ... mahluk-mahluk yangmenjadikan kita manusia sebagai salah satu makanannya kalo laper ... danmahluk-mahluk yang secara statistik kemakhluk halusan paling banyak diceritakansebagai yang paling doyan menghamili wanita manusia :p

Ohya, kalo nanti ada yang penasaran apa hubungan kerajaan Dhamna-nya Tengku Rajadengan Sriwijaya ... mungkin nanti baru akan dapat jawabannya di buku ke -3

            Selamat membaca all readers, love u.

Tambahan:      

·        Banyak ahli sejarah, biasanya tidakmencantumkan terjemahan di bagian awal kutukan prasasti Kota Kapur karenabanyak sekali perbedaaan pengartian menurut ahlinya. Tapi karena dalam buku 2PB bagian ini saya cantumkan jadi saya ingin pembaca mendapat sedikit garisbesar dari isi sumpah tersebut. Dan saya mencomot salah satu terjemahan yangmencantumkan isi bagian awal dari Prasasti Kota Kapur.

"Seorangpembesar yang gagah berani, Kandra Kayet, di medan pertempuran. Ia bergumuldengan Tandrun Luah dan berhasil membunuh Tandrun Luah. Tandrun Luah matiterbunuh di medan pertempuran, tetapi Kayet yang membunuh itu berhasil ditumpas. Ingatlah akan kemenangan itu. Kamusekalian dewata yang berkuasa dan sedang berkumpul menjaga kerajaan Sriwijaya, DanKau Tandrun Luah,  dan para dewata yangmengawali permulaan segala sumpah."*

*Bagianyang ditebelin ... kapan2 bakal dibahas J

Pengantin BunianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang