The Masquerade PRINCE | Chapter 27 - Puzzles (2)

Start from the beginning
                                    

Mengalah. Ini yang terakhir. Dalam hati Anna berjanji pada dirinya sendiri ini adalah kali terakhirnya menerima bantuan Claudia. Usai melambaikan tangan, Anna benar-benar pergi ke luar restoran. Gadis pemilik iris mata hijau itu menaikan penutup kepala dan memasukan tangan ke saku jaket. Berjalan sedikit cepat melewati trotoar yang terlihat ramai. Orang-orang saling berlarian mencari tempat teduh.

Anna terlalu fokus memerhatikan jalan, sampai tidak menyadari sebuah mobil mewah bergerak mendekatinya.

"Anna!"

Suara bervolume keras itu mampu melawan derasnya rinai hujan. Ketika menoleh, Anna terkejut mendapati Bugatti LVN sudah melaju pelan di sisinya. Dan gadis itu bertambah terkejut saat mengetahui sosok yang mengendarai mobil tersebut begitu kaca diturunkan.

 Dan gadis itu bertambah terkejut saat mengetahui sosok yang mengendarai mobil tersebut begitu kaca diturunkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa kau sudah gila, nekat menerobos hujan deras seperti ini? Berhenti dan masuklah ke mobil. Aku akan mengantarmu." Pemilik mata abu-abu terang itu menatapnya tajam, bahkan sebelum Anna sempat menolak. "Aku tidak menerima penolakan. Masuk sekarang atau aku seret paksa?"

Ugh, kapan ia akan terbebas dari semua laki-laki otoriter?

Anna mendengkus, namun tak urung berjalan malas masuk ke mobil. Kendaraan beroda empat itu langsung melesat begitu ia memakai sabuk pengaman.

***

Pria bernetra biru itu mengernyit saat petunjuk di ponselnya mengarah ke sebuah gudang kosong nan kumuh. Memastikan kembali, Dextier merasa tidak ada kesalahan terhadap petunjuk arahnya.

Apa yang Arume lakukan di tempat seperti ini? batin Dextier bertanya-tanya.

Dengan ragu ia turun dari mobil dan berjalan mendekati gudang tersebut. Udara lembab langsung terendus indera penciuman begitu Dextier membuka pintu susah payah karena kondisinya sudah berkarat. Anehnya, pintu itu terlihat sedikit rusak. Bukan karena dimakan usia, tapi terlihat seperti usai didobrak paksa seseorang.

Gudang itu terdiri dari dua lantai. Begitu masuk, Dextier langsung mengarah naik ke lantai dua--sebab di lantai dasar ia tak menemukan apapun selain keberadaan debu kotor. Mata elang lelaki itu seketika terbelalak saat sampai di lantai dua. Rahangnya menegang, diikuti napas Dextier yang memburu. Aroma anyir darah tidak lagi meninggalkan kesan menakutkan, tapi jajaran foto dirinya dalam berbagai penampilan di tempat berbeda-beda menjadi momok penting sekaligus aneh di sini.

Yang lebih mengejutkan lagi, tidak ada satu pun foto Dextier yang berjajar di tembok dalam keadaan utuh dan bersih. Beberapa di antaranya tertancap pisau, berlubang--mungkin--karena tembakan, disobek separuh, bahkan ada yang berlumuran darah--dari kekentalan dan warnanya yang pekat, Dextier yakin itu darah asli. Pria itu mengamati setiap fotonya lamat-lamat, tak lupa mengambil gambar beberapa menggunakan ponsel. Dan ketika berbalik, Dextier semakin terbelalak tidak percaya, mendapati fotonya dalam ukuran sangat besar tertancap pisau berlumuran darah lebih dari satu. Namun, yang membuatnya hampir menjatuhkan rahang adalah tulisan di foto tersebut; KAU AKAN MERASAKAN APA YANG AKU ALAMI!

The Masquerade PRINCE [COMPLETED]Where stories live. Discover now