Happy reading✨...
"Kakak kamu gak egois, Ra!"
"Terus siapa yang egois? Aku?" tanya Aura dengan sedikit menentang membuat Serly nyaris tidak percaya. Apakah adiknya ini sudah berubah?
"Kakak punya alasan, Ra!" Aura memalingkan wajahnya saat Serly menatapnya tak percaya.
"Alasan apa kak?" Aura tersenyum remeh saat Serly hanya diam tanpa menjawabnya.
"Kakak cuman menilai melalui pandangan Kakak ajah, Kakak gak pernah mikirin aku,"
"Kakak tau? Selama aku hidup, aku gak pernah ngerasain kasih sayang dari ibu. Dan papa? Dia hidup, tapi bagiku dia berasa mati! 7 tahun papa hilang tanpa kabar, dan Kakak? 7 tahun juga Kakak berubah. Dari kecil cuman Kakak yang buat aku ngerasain harmonisnya sebuah keluarga. Kakak mampu ngegantiin posisi ibu sekaligus papa buatku. Bisa dibilang, Kakak satu-satunya yang aku punya. Tapi apa Kak? Bersamaan Kakak pisahin aku dari kak Ravin, bersamaan juga aku ngerasa kehilangan sosok seorang Kakak!"
"Kakak pernah mikir gak sih gimana di posisiku? Sekarang saat Kakak sibuk dengan dunia Kakak, cuman kak Ravin yang ku punya. Aku semangat check up karna siapa? Karna kak Ravin, dan Kakak dengan seenaknya mau misahin aku dengan dia? Kakak emang Kakak aku, tapi bukan berarti Kakak bisa ngatur aku sesuka hati,
"Bukan Kakak yang selalu temenin aku saat check up, melainkan Ravin. Bukan Kakak yang menutupi hampanya hidup aku, melainkan Ravin. Bukan Kakak, tapi Ravin!" Serly tercengang mendengar isi hati Aura, sedangkan Reta? Jangan tanyakan, dia sudah sangat emosi.
"Kamu bilang Kakak kamu cuman menilai dari pandangan dia, kan? Lantas apa bedanya dengan kamu?" ucap Reta dengan emosi, sedangkan Aura hanya diam mendengar.
"Udah Ret, gausah dijelasin. Kalau dia gak mau, yaudah ini hidupnya, dia berhak milih," ucap Serly berusaha menahan emosi Reta, tapi sayangnya Reta sulit ditaklukkan kalau sudah emosi.
"Kita udah berusaha sejauh ini, buat siapa? Buat dia, dan dia? Dengan seenaknya mau buat usaha hancur tanpa hasil?" Reta terdengar berucap dengan meremehkan membuat Aura sedikit emosi.
"Terus mau Kak Reta apa? Kakak sadar gak sih, hal ini bukan cuman buat aku hancur, tapi mereka yang punya sangkut paut pasti juga ikutan hancur! Kak Reta selalu bilang kalau gak akan dukung hal buruk Kak Serly, tapi ini apa?!" ucap Aura dengan emosi.
"Kamu mikirin diri sendiri, tapi gak mikirin Kakak kamu. Sebenarnya adik nya itu siapa sih? Saya atau kamu? Kamu bahkan cuman kenal Serly dari namanya, bukan kehidupannya. Dan satu hal juga, saya gak pernah biarin dia masuk ke jalan yang salah!"
"Lantas apa bedanya dengan Kakak? Emang Kakak tau apa?"
"Saya tau banyak. Perlu saya jelasin?" Aura sedikit mengernyit, apa yang Reta tau dari kakaknya?
"Gak usah perpanjang Ret."
"Lo diam Ser!" Ini pertama kalinya Reta membentak Serly, sahabat satu-satunya.
"Adek lo ini udah kelewat batas!"
"Dan kamu Aura, kamu tau siapa yang selama ini paling peduli sama kamu? Siapa yang selama ini biayain perawatan kamu? Siapa yang selama ini kerja keras buat kehidupan kamu? Kamu tau?" Reta tersenyum sinis saat Aura hanya diam.
"Serly Ra, Kakak kamu yang selama ini kerja buat kamu. 7 tahun ini dia berubah kan? Dia gak berubah Ra, cuman waktu memaksa keadaan untuk merubahnya. Dan perlu kamu tau, sesuatu yang terlihat jauh bahkan punya rasa perduli dibanding dia yang dekat denganmu. Dia peduli lebih dari yang kamu tau, tapi caranya mengekspresikan kepeduliannya itu, beda!
YOU ARE READING
My Selection (End)
Teen FictionBukan kisah seorang gadis yang mengejar cowok dingin. Melainkan kisah tentang seorang cowok yang mencintai sosok gadis dalam diam, dan memperjuangkan gadis itu dengan caranya sendiri. Sakit itu sederhana, tapi perihnya yang membahana. Sakit itu keti...
