11

25 4 0
                                    

Darah ku yang terus mengalir memancing nafsu jahat monster itu. Suara gemuruh semakin menguat di sekitar kami.

Keadaan kami benar benar parah kami semua terluka dan lemah untuk melawan lagi.

Kami berharap akan adanya bantuan namun sepertinya Mustahil.

!

"Apa ini?" Pikirku
Akar pohon yang menjalar melilit tubuh kami semua.

Aaaww.. pekikku

Akar pohon itu menarik kami semua ke arah dalam hutan.

Kami saat ini berada di pinggir hutan, akar pohon itu melepaskan lilitan nya.

Kami terbebas dari jeratan monster.
Hutan ini menolong kami.
Tapi monster tak tinggal diam ia terus menyerang kami dengan berbagai macam energi.
Namun hutan ini memiliki pelindung, serangan apa pun terpental dan kami tak tersentuh oleh

Kami bisa bernafas lega.

"Apa itu tadi?" Tanya kak Alvi

"Hutan ini membantu kita" ucapku

"Bagaimana kamu tahu?"taunya kak Alvi

"Sekilas aku melihat mahluk hijau yg kulihat di pinggir hutan ini" kataku

"Tapi mengapa?" Tanya kak Andra

"Satu hal yang pasti, kita harus mencari tahu sebenarnya apa yang terjadi di danau dan hutan ini" kata pak Danu

"Apa kalian baik baik saja?" Tanya nya lagi

Kami semua mengangguk

Hooek...

Darah keluar dari mulutku lagi

"Ryena!" Kak Andra mendekati ku

"Kamu kenapa?" Tanya kak Alvi

"Sebentar, ryena tunggu sebentar"kata pak Danu sambil mengeluarkan air suci di botol .

Darah segar masih saja keluar dari mulutku, pak Danu membersihkan darah di sekitar mulutku dan memberikan sebotol air suci pada ku.

"Minum ini ryena" ucapnya

aku pun meminumnya

"Perlahan ryena" ucap kak Andra

Ada yang aneh dengan tubuhku, terasa segar dan membaik.

"Bagaimana?"

"Rasanya udah baikan kok kak"

"syukurlah"

Darah berhenti keluar dari mulutku.

"Tapi apa semuanya baik baik saja?" Tanyaku pada mereka karena mereka juga terluka.

"Gak apa apa kok, ini cuma goresan" kata kak Andra

"Iya cuma perih doang" kata kak Alvi

"Nana kamu gak apa apa?" Tabayku menghampirinya

Nana mengangguk namun tubuhnya lemah

"Kamu harus minum darahku" ucapku

"Jangan , kamu terluka kamu sudah banyak kehilangan darah" jawab Nana

"Tidak apa apa, aku sanggup melakukan apa pun untukmu Nana"

"Tapi..."

"Ssstt..." Ucapku memotong ucapannya

Luka goresan tak cukup mengeluarkan darah untuk Nana
Aku harus membuat luka yang bisa mengeluarkan darah yang cukup untuk Nana.

Ku ambil sebuah pisau cutter di ransel yang ku bawa.

"Ryena tunggu!" Kata kak Andra mengentikan ku

"Ada apa kak?"

"Kamu masih terluka biar kan darah kakak saja untuk ryena" ucapnya

"Tidak kak, ryena masih bisa nana butuh darah ryena, karena darahku lebih kuat untuk membuat Nana membaik"

Aku segera menyayat goreng di pergelangan tangan ku.
Darah mengalir kembali ada aku menampungnya dengan telapak tangan ku.

"Nana minumlah sekarang" ucapku

"Baiklah kalau itu mau mu ryena"

Nana segera meminum darah ku.

Pak Danu tersenyum

"Dia memang keras kepala Andra"katanya

"Benar pak, sudah berapa kali dia melakukan ini dan saya sama sekali gak bisa mencegahnya" ucap kak Andra

"Wow, dia bikin aku penasaran ndra" ucap kak Alvi

"Apaan si" ucap kak Andra sambil menyikut Alvi.

Nana semakin membaik tubuhnya bercahaya tanda energinya terisi.

"Bagaimana?" Tanyaku

"Terima kasih ryena, kamu sudah banyak membantuku" Nana memeluk ku

"Itu karena aku sayang sama kamu Nana"

"Baiklah, kita tak bisa berdaya di sini seterusnya kita harus pulang dulu dan membuat sulebuh rencana yang matang dan meminta bantuan kepada Anggota exorcist lainnya"kata pak Danu

"Kita harus cepat pak" kata kak Alvi

"Ryena kamu melihat mahluk hijau itu?" Tanya pak Danu

"Tidak pak, mahluk itu menghilang setelah kita di tarik ke sini"

"Sepertinya memang hanya kamu yang bisa melihatnya dan saya kira mahluk itu adalah kunci dari permasalahan ini" kata pak Danu

"berarti kita harus cepat mencari tahu mahluk hijau itu" kata kak Andra

"Iya, sekarang ayo kita pergi dari sini dan memulihkan kondisi tubuh kita"

Kami pun berjalan bersama untuk mencari jalan keluar dan pergi dari danau yang berbahaya ini.

Beruntung, kami memarkirkan mobil di pinggir hutan sebelum pintu masuk danau, artinya serangan dari monster itu tak mengenai kami karena masih ada di area hutan kami masih terlindungi.

Kaki segera pergi dari sini.

Seperti biasa hanya aku yang dapat melihat mahluk hijau itu di pinggir hutan saat dalam perjalan pulang.

Ryena II [Completed]Where stories live. Discover now