5

29 6 0
                                    

"ryena kamu gak apa apa?"

"Iya kak gak apa apa kok" nafasku terengah-engah tubuhku basah dan pergelangan kakiku sakit.

"Ayo naik Dulu" kata kak Andra sambil memapahku keluar dari tepi danau.

"Coba kakak liat kakimu dulu"

Kak Andra melihat pergelangan kaki ku, terdapat bekas merah melingkar di pergelangan kakiku.

"Kakimu terluka" kata kak Andra

Akibat rumput berlendir itu kakiku tergores dan mengeluarkan darah.

Aku meringis kesakitan.
Luka goresan itu terasa sangat perih.

Kak Andra mengeluarkan kain putih dari ranselnya dan membasuhnya dengan air suci yang ia bawa.

Ia menempelkan kain itu dan mengikatnya di luka ku.

"Tahan ya"

Aku pun mengangguk berusaha menahan rasa sakitnya.

Aku takut bau darahku menimbulkan ketertarikan mahluk jahat itu

"Tenang saja ryena bau darah mu sudah hilang." Kata Nana seperti memahami ku

"Benar kata Nana, kain dan air suci ini meredam bau darahmu"kata kak andra

"Syukurlah kalau begitu, terima kasih kak" ucapku tenang.

"Masih sakit?" Tanyanya

"Udah gak, perihnya udah hilang"

"Rumput itu yang menarik para pengunjung ke dalam air danau ini"

" Kalau benar begitu, apa para pengunjung yang hilang itu masih hidup?"

"Kakak juga belum tau, kakak berharap mereka selamat"

"Ryena juga berharap begitu"

"Rumput itu hanya perantara saja tubuh asli nya belum terlihat"

"Apa kita harus memanggil nya hari ini?"

"Jangan hari ini kita hanya akan mencari informasi mahluk itu, kita akan melenyapkannya setelah mendapat perintah yang lebih lanjut"

"Baiklah ayo kita selidiki tempat ini lebih jauh"

Kami pun menyiapkan beberapa barang yang akan berguna nantinya

Danau ini begitu luas kami tak bisa mengelilingi nya kami hanya berjalan di tepi danau, melihat barang barang bawaan para pengunjung yang menghilang.

Tenda yang udah usang masih terpasang tegap berdiri di samping danau dan hutan rimbun di samping danau ini seperti menyimpan sesuatu yang penting tapi aku masih tidak tahu apa itu.

Srek.. srek..

Suara dari balik rimbun nya semak.

"Apa itu?" Tanyaku penasaran.

Aku pun mendekati semak semak.

"Ryena ada apa?" Tanya kak Andra

"Bentar kak" aku membuka perlahan semak semak itu.

Energi kuat mendorongmu.
Tubuhku terpental.

"Ryena " teriak kak Andra

Tubuhku terjatuh sakit menjalar di sekujur tubuh ku.

Hooek..

Darah keluar dari mulutku.

"ryena!" Teriak kak Andra dan segera memegang bahuku

"Kamu kenapa?" Tanya nya panik.

Aku ingin bicara tapi sepertinya suaraku menghilang

Darah terus keluar dari mulut ku.

Kak Andra berusaha membersihkan daraku Dengan kain dan air suci namun darah yang keluar terlalu banyak.

"Ryena apa yang kamu rasakan?"

Suaraku Masih belum terdengar olehnya.

"Ryena, jawab kakak, kita harus pulang sekarang keadaan kamu harus cepat di obati"

"Kak ada aura jahat mendekat" ucap nana

"Hati hati Nana"

Srek .. srek..

Suara itu lagi dari balik semak semak.

Tubuhku masih terasa sakit hingga aku sulit untuk menggerakkan nya.

"Ayo kita pergi sekarang" pinta kak Andra

Ia membantuku untuk bangun tapi kakiku terasa lemas aku pun jatuh dan kak Andra sigap menangkap tubuhku.

Raut wajah kak Andra terlihat cemas.

"Kakak gendong kamu ya?"

Kak Andra menggendong tubuhku
Tapi darah dari mulutku terus keluar dan membuat bajunya terkena darah.

Dalam hati aku merasa sangat tidak enak pada kak Andra karena terus merepotkan nya.

Nana mengikuti kami dari belakang sambil berjaga jaga.

Aku juga merasakan aura jahat itu semakin menguat.

Tiba tiba di tengah danau air yang semula tenang berubah menjadi berombak dan semakin kencang.

Sehingga membuat sebuah putaran air yang besar.

"Kak, dia muncul"

"Ini tidak seperti rencana, secepatnya kita harus pergi!"

Kak Andra berlari dengan menggendong ku.

Air danau itu naik dan membuat kami terjatuh.

"Kamu gak apa apa?" Tanya kak Andra padaku

Aku mengangguk

Tubuh kami basah akibat air danau yang meluap.

Monster itu keluar dari pusaran air.
Tubuhnya panjang hitam kehijauan.
Matanya merah menyala

Monster itu menatap kami.
Kami belum siap menghadapi monster itu.

Kak Andra mengambil panahku dan melepaskan anak panah itu tepat di monster itu namun tubuhnya kebal.

"Kita harus pergi dari sini sebelum terlambat!"

Aku mencoba berdiri dengan di papah oleh kak Andra
Kami menjauhi monster itu.
Namun monster itu malah mendekati kamu dengan air yang terombang-ambing di samping nya.

Ia melemparkan rumput berlendir kepada kami
Salah satu tangan kak Andra terjerat rumput itu dan tertarik ke arah danau.

Ku kumpulkan semua tenaga ku mencoba menahan tubuh kak Andra namun tarikannya semakin kuat.

Nana mengeluarkan energinya dan membantu menahan tubuh kak Andra namun tarikan rumput itu sangat kuat.

Kini tubuhku ikut terseret ke arah danau.

Aku kepikiran sesuatu.

Dengan satu tangan aliu ambil tongkat yang di berikan pak roby padaku.

Ku baca mantranya dan menancapkannya ke tanah. Seketika sebuah pelindung berwarna biru muncul di sekitar kami dan rumput itu terpotong dengan sendirinya.

Tubuh kak Andra terjatuh aku pun segera menangkap nya.

"Kak Andra gak apa apa?"

"Makasih ryena"

"Sama sama kak, ayo kita pergi dari sini"

Kqmi pun berdiri dan bersiap meninggalkan danau ini

"Tongkat itu bagaimana?" Tanya Nana

"Oh ya aku lupa" aku pun mencabut tingkat itu dari tanah dan memegangnya erat.

"Ini berguna untuk melindungi kita dari segala serangan jahat"

Kami pun keluar dari danau ini dan menuju tempat organisasi exorcist 9993 di kota xaintra.

Ryena II [Completed]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant