17 (Last Chapter)

2.4K 178 24
                                    

Naruto melajukan mobilnya, ia mendapat restu dan Mikoto dan Itachi tapi tidak dari Sai. Sepertinya Sai sangat membenci Naruto.

Mikoto memberi tau keberadaan Sasuke, dan Naruto tak ingin membuang-buang waktu, ia segera pergi menemui Sasuke. Ia sudah sangat merindukan sang kekasih.

Hampir 2 jam Naruto mengendarai mobilnya. Akhirnya ia sampai ditempat tujuan.

Vila Hatake-Uchiha.

Vila yang terletak tidak jauh dari pantai, dan letaknya yang sangat strategis karena dapat menikmati indahnya sunset pada sore hari.

Naruto menarik nafas panjang sebelum ia mengetuk pintu yang sedari tadi tertutup itu.

Tak terlalu lama, pintu itu terbuka. Naruto tersenyum ketika mata sapphire jernih nya bertatapan langsung dengan onyx kelam milik sang pujaan hati.

"Suke, aku--" pintu itu kembali tertutup. Sasuke menutupnya dengan sedikit keras.

Kakashi yang ada di ruang tengah menatap Sasuke, dari tatapannya ia seakan bertanya siapa yang datang dan apa yang sedang terjadi?

Sasuke melangkah lebar kearah Kakashi. Kakashi sudah mengenakan jaket siap untuk kembali kerumahnya. Jika Kakashi membuka pintu itu sudah pasti Naruto akan menerobos masuk, Sasuke belum ingin bertemu dengan Naruto atau lebih tepatnya Sasuke tak ingin bertemu dengan Naruto.

"Jangan pulang! Aku akan hubungi Obito-nii." Sasuke hendak mengambil hpnya, ingin memberi tau Obito jika Kakashi tidak bisa pulang malam ini.

Tangan Kakashi menghentikan nya. Sasuke menatap Kakashi sedikit panik, mengapa Kakashi menghentikan nya?

"Kau ingin melihat ku mati lebih cepat?" Sasuke menghela nafas. Obito memang sangat mengerikan saat marah, tidak. Hampir semua keturunan Uchiha mengerikan saat marah, kecuali Sasuke. Sasuke itu tenang saat ia marah, tidak meledak-ledak seperti yang lain. Seakan ketika mereka marah, mereka siap membunuh siapapun yang ada dihadapannya. Mengerikan.

Kakashi sudah melangkah, memutar kenop pintu dan membuka pintu itu. Kakashi langsung berhadapan dengan Naruto. Kakashi pernah melihatnya, tapi dimana?

Berbeda dengan Kakashi yang menatap Naruto bingung. Naruto menatap tajam Kakashi, pemuda yang ada dihadapannya ini, orang yang sama dalam timeline nya. Mungkinkah Sasuke sudah berkencan dengan orang lain? Bagaimana bisa?

"Eh..? Hai?" Sapa Kakashi sedikit canggung karena tatapan yang di lontarkan Naruto padanya.

"Sasuke ada didalam, aku permisi." Kakashi hendak pergi sebelum tangan Naruto mencekal nya. Tatapan Naruto lebih tajam dari sebelumnya.

"Kau siapanya Sasuke?" Nada Naruto seakan mengancam Kakashi, sungguh mengerikan.

"Aku Kakashi, ipar Sasuke." Naruto menarik nafas lega. Hanya ipar, Naruto hanya salah paham rupanya.

Naruto melepas cengkraman tangannya dari tangan pemuda perak itu, ia tersenyum ramah yang malah membuat Kakashi merinding. Orang ini aneh, sangat aneh. Itu yang ada dalam benak Kakashi.

"Aku permisi." Naruto masih tersenyum melangkah masuk kedalam sana. Kakashi hanya mengangkat bahu acuh, biarkan Sasuke menyelesaikan masalahnya. Kakashi memiliki masalah sendiri karena pulang telat, sudah pasti Obito marah besar.

Naruto melihat Sasuke yang duduk disana, tangannya terlipat didepan dada dan pandangannya lurus ke depan.

Berlahan Naruto menghampiri Sasuke, berlutut dihadapan Sasuke. Tangan Naruto meraih tangan Sasuke, menggenggam tangan yang lebih kecil itu erat. Ia tatap wajah Sasuke, tak peduli jika Sasuke tak membalas tatapannya.

"Suke, dengarkan aku. Aku sungguh menyesal, aku menyesal karena membuatmu terluka, aku menyesal karena membuatmu menjadi seperti ini. Tapi, percayalah. Aku hanya mencintai mu. Aku tidak akan menikah dengan Hinata, aku tidak akan menikah dengan siapapun kecuali kau." Sasuke masih diam, ia seakan tidak mendengarkan perkataan Naruto.

"Aku sudah mendapat restu dari ibumu dan kedua kakak mu." Kini Sasuke mengalihkan pandangannya. Bagaimana mungkin Naruto mendapat restu semudah itu dari Itachi? Dan lagi, Naruto dalam keadaan sangat baik, tidak ada luka diwajah Naruto. Biasanya Itachi akan memukul sebelum menyetujui apa yang orang itu inginkan, tapi mengapa Naruto tidak mendapat satu pukulan pun? Apa Naruto sudah benar-benar mendapatkannya?

"Itachi-nii hampir memukuliku dua kali dan Sai-nii juga hampir memukuli ku." Naruto tertawa bodoh.

Kenapa hanya hampir? Kenapa tidak sekalian saja Naruto berakhir dirumahnya sakit? Hanya rumah sakit, jangan sampai peti mati atau semacamnya. Sasuke masih ingin melihat Naruto meski dari kejauhan.

"Apa yang dikatakan Hinata adalah kebohongan. Aku tak memiliki hubungan apapun dengannya, dan mengenai pernikahan itu, aku sudah membatalkannya. Aku hanya ingin menikah dengan mu." Naruto menatap dalam iris Sasuke, meyakinkan Sasuke bahwa ia serius dengan ucapannya.

Jantung Sasuke kembali berdebar, Naruto selalu berhasil membuat jantungnya menggila.

"Menikahlah dengan ku." Entah sudah berapa kali Naruto melamar Sasuke, tapi kali ini berbeda. Ditangan Naruto ada kotak cincin berwarna merah, ada cincin didalamnya, entah kapan Naruto membeli cincin itu.

"Suke, aku hampir gila saat tau jika kau pergi, aku ingin kau selalu disisi ku sekarang. Aku ingin kau yang menjadi pendamping hidup ku." Lanjut Naruto.

Sasuke sempat ingin menolak lamaran Naruto, Sasuke belum siap untuk menikah. Bagaimana jika setelah menikah Naruto hanya mempermainkannya saja?

"Aku tidak pernah main-main untuk melamar mu, jadi menikahlah dengan ku. Ku mohon." Mohon Naruto. Entah mengapa Naruto seakan bisa membaca pikiran Sasuke.

"Oh ayolah, Suke. Aku sudah melamar mu berulang kali, dan sekarang kau juga tak memberi jawaban. Aku sudah membelikan cincin dan sudah memesan baju pernikahan, kau masih ingin menolak ku?"

Tunggu! Apa?! Naruto sudah memesan baju pernikahan? Tidakkah ini terlalu buru-buru? Ini sama saja Sasuke dipaksa menikah dengan Naruto.

"Suke, katakan sesuatu."

"Baiklah." Sasuke memalingkan wajahnya. Ia yakin jika kini wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus yang tadi pagi ia santap.

"Baiklah apa?" Goda Naruto. "Aku menerima lamaran mu, bodoh!" Wajah Sasuke semakin memerah, belum lagi jantungnya yang berdebar tidak karuan. Naruto harus bertanggung jawab jika nanti Sasuke terkena penyakit jantung.

Naruto bangkit dan memeluk Sasuke erat, ia menciumi puncak kepala Sasuke berulang kali setelahnya ia menyematkan cincin itu dijari manis Sasuke, ukurannya sangat pas. Dan cincin itu tampak begitu indah menghiasi jari manis Sasuke.

"Aku mencintaimu, Suke." Naruto mencium sekilas bibir Sasuke. Kini Naruto memperlihatkan jari tangan nya yang juga sudah berhiaskan cincin, cincin yang sama seperti yang Sasuke kenakan.

"Aku juga." Bisik Sasuke. Naruto menangkap wajah Sasuke lalu mencium bibir Sasuke lembut, Sasuke tak menolaknya, bahkan ia membalas ciuman Naruto.

Tamat.

JeanTheRapper

Timeline🔚Where stories live. Discover now