MY SECRET GUARDIAN |4| |DYING|

61.5K 4.2K 103
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Veina menghela napas. Ia bersyukur ia tidak mual hari ini. Jadi mungkin saja kemarin maagnya kambuh, tidak lebih.

Mata Veina memandang lima benda pipih di tangannya dengan ragu. Apakah ia harus mengetesnya? Lalu jika hasilnya tidak sesuai dengan yang ia harapkan, bagaimana? Apa yang harus ia lakukan?

Veina mulai sedikit bisa melupakan kejadian malam itu, hanya sedikit. Semua masih terekam jelas diotaknya namun masih bisa ia kontrol. Tapi jika perbuatan itu menghasilkan nyawa, maka Veina tidak tau apa yang harus ia lakukan. Seumur hidup, ia akan mengingat kejadian itu dan pria itu.

Veina tersentak saat mendengar dering ponselnya. Diletakkannya lima benda pipih itu sebelum melangkah ke kamar, di mana ponsel biasanya berada. Tertera nama Shiella di layar ponselnya.

"Hai Shie."

"Vei, are you okay?"

Veina tersenyum tipis mendengar kekhawatiran sahabatnya. "I'm okay, Shie. Don't worry."

"Baguslah. Besok aku akan ke sana okay?"

"Tidak perlu kalau kamu sibuk Shie. Aku tau awal karir seorang dokter tidak mudah."

"No. Aku masih memiliki waktu jika itu untuk Veina."

"Apalagi Owen."

Terdengar tawa disebrang sana. "Kau tau saja."

"Tentu saja. "

"Oke kalau gitu, Vei. Aku siap-siap bekerja dulu yaa. See you tomorrow."

"See you, Shie."

Klik.

Panggilan terputus. Veina menurunkan ponselnya.

Mata Viena membulat mendapati notifikasi diponselnya yang tidak ia cek dari kemarin. Notifikasi itu berisi balasan email dari VH Hotel yang memintanya untuk interview pukul 10 nanti. Wanita yang baru mandi itu segera melangkah mengganti pakaiannya, melupakan lima benda di kamar mandinya.

***

"Huek. Huek." Alex terus berusaha memuntahkan segala yang menganggu perutnya. Sarapannya berhasil ia muntahkan. Namun meskipun perutnya sudah kosong, ia terus mual yang berujung hanya cairan putih yang keluar dari mulutnya.

"Anda baik-baik saja, Sir? Apa perlu saya panggilkan dokter?" tanya Charles yang sudah berada di penthouse atasannya sejak setengah jam lalu. Saat sarapan, tiba-tiba atasannya itu berlari ke kamar mandi sambil menutup mulutnya.

Alex membersihkan mulutnya lalu menggeleng. "Tidak perlu." Pria dengan setelan resminya itu berbalik. "Apakah suami bisa mengalami morning sickness jika istrinya hamil?"

Wajah Charles berubah, pria berwajah datar itu sangat terkejut atas perkataan Alex. Apa atasannya benar-benar akan menjadi seorang ayah? Ia mengangguk ragu. "Sepertinya bisa, Sir. Saya sarankan anda bertanya ke dokter langsung."

Alex tersenyum tipis sebelum membenarkan jasnya. "Kita ke VH Hotel."

"Baik, Sir." Charles melangkah keluar mengikuti atasannya.

My Secret Guardian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang