PART 11 (Lanjutan ...)

4K 159 38
                                    

Hallo, selama #dirumahaja kalian pada ngapain neh?

Kalau author sih, lagi pusing mikirin gimana kelanjutan cerita ini. Kwkwkwkw...

Ngga kok, becanda.
Selamat membaca ya, ini ada sisipan sedikit konflik.

✖Plagiasi No, Imajinasi Yes✖

AUTHOR Pov

Linka telah keluar dari kamar mandi meggunakan setelan gamis bercorak bunga-bunga dan dipaduka dengan kerudung berwarna merah. Gamis yang dikenakan Linka bisa jadi sebagai simbol keadaan hatinya saat ini, ia merasa baru saja mendapati eloknya sebuah perasaan yang merekah penuh kesegaran.

Setelah cukup lama  ia tak mendapati hal tersebut. Entah dari beberapa menit yang lalu atau mungkin sejak ada seseorang yang mengucap ijab qaabul atas namannya. Entah dimulai sejak kapan, yang pasti sekarang ia mampu melupakan kesedihanya sejenak. Kesedihan yang diberikan seseorang yang bergelar mantan.

“ayook, Linka sudah siap nih” Linka berjalan mengghampiri Azka yang tengah tersenyum.

“Ngga sholat Dzuhur dulu sayang? Udah jam setengah 2 loh” tanya Azka yang masih memandang Linka dan senyum yang mengembang.

“Linka lagi ngga sholat nih bebbbsss” jawab Linka setenang mungkin.

Tanpa menjawab apapun, Azka langsung mengambil jari-jari Linka untuk digenggamnnya. Genggaman tangan Azka pada Linka hari ini menandakan bahwa mereka akan selalu menggenggam dan menguatkan di detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun tahun berikutnya pada takdir yang mungkin akan menguji keduanya.

Kembali Linka hanya merespon dengan senyuman yang sengaja ia tahan, dan hal itu tentunya menjadikan pipi nya menggelembung berwarna kemerah-merahan.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju ruang keluarga.Diruang keluarga tentunya masih ada beberapa kerabat yang datang dari  luar kota, sengaja meluangkan waktunya lebih lama untuk saling melepas rindu.

Selain keluarga besar Kyai Hanan, tampak pula keluarga Prakarsa Gunawan.

Melihat keluarganya yang masih berada disini, Linka melepas genggaman Azka dan melirik kearahnnya  “Itu masih ada Mama disini,tadi kok bilang mama udah pulang?”

Mendengar pertanyaan yang mungkin lebih mengarah pada tuduhan itu Azka tersenyum serasa membisikkan “iya, mama sendiri yang nyuruh bilang gitu. Soalnya anaknya ini sering bandel kalau dibilangin”

Linka memutar bolanya jengah, meninggalkaan Azka yang masih berada diambang pintu.

Kali ini ia berjalan kearah Umi Khadijah seraya mencium tanganya “Ass’salamu’aalaikum, Umi..”

Umi Khadijah membalasnnya dengan anggukan dan senyuman. Selanjutnya Linka beralih pada beberapa kerabat Azka untuk bersalaman. Terakhir ia menuju kedua orang tuanya.

“Lama amat dah dek,udah berjamur nih nungguin kamu nya keluar” suara kakak kedua Linka memecah keheningan.

Saat itu Linka hanya bisa mengernyitkan dahinya pertanda ketidakpahaman mengenai situasi yang dibicarakana oleh Arban.

“iya nih, mentang-mentang udah halal aja. Bawaanya pengen berdua mulu” kali ini kakak pertama Linka ikut menimpali pembicaraan adik-adiknya.

Linka yang masih tak paham kode pun hanya bisa menggaruk kedua tanganya pelan.

“Udah, udah, kalian ini kok senengane  gangguin Linka” interupsi papa  Prakarsa.

“Ada apaan dah ma?” tanya Linka setengah berbisik kepada mama nya sembari menyenderkan dagu nya pada lengan mamanya.

(Calon) Suami PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang