Bab 17

1K 73 26
                                    

WKWKKWKWKWKWKWKW....Maap yah, se-abad kayaknya ngga up cerita ini. 

sampek lupa nihhhhh, nyampek mana cerita ini. 

Mau dibawa kemana cerita ini?????

tanyakan pada transformers kenapa ngga bisa joget dangdung!


udah yah, nikmatin aja author yang labil ini.

semoga ceritanya masih nyambung, kayak hubungan putus-nyambung 


-----

Linka POV

Setelah Umi meninggalkan kamar ini, kurasa hatiku mulai bergetar hebat.

Dosakah aku?

Mengecewakan kah aku?

Selama ini, toh ya gus Azka tidak pernah menyinggung apapun tentang hal itu.

Duhhh...

Apa yang harus aku lakukan?

Banyak sekali pertanyaan dalam fikiranku, banyak sekali hal yang terus kutanyakan pada diriku sendiri. Hingga aku tidak bisa menyadari kehadiranya disini.

"Yasudah, ayok ke rumah mama" ucapnya secara tiba-tiba hingga membuat aku menatapnya sekilas.

Disana, kulihat raut wajahnya begitu lelah. Untuk pertama kalinya dia tidak menampakkan senyumnya ketika berbicara denga ku. Selama 2 minggu, kita berbincang baru kali ini suamiku itu menggunakan nada yang sangat datar.

Yahhh...apa dia marah? Karna aku mengganggunya. Aku tidak memintanya untuk datang dan menyuruhnya mengantarku kan?

"Tidak usah, nanti Linka berangkat sendiri" ucapku pun tak kalah acuh.

"Jangan gitu, nanti dikira ngga nepatin janji lagi" ucapnya lagi, seolah mengingatkanku dengan kalimat yang kuucapkan beberapa jam lalu.

Tanpa banyak bicara, aku pun menyambar slingbag yang berada diatas ranjang. Lalu berjalan menuju teras depan. Sesampainya di teras depan, tak kujumpai gus Azka dibelakangku. Biarlah, mungkin dia lewat pintu samping.

Tak lama dari itu, kulihat mobil berwarna putih berhenti di halaman ndalem. Aku pun dengan segera masuk dan menduduki kursi yang ada di depan atau tepat bersebelahan dengan kursi kemudi.

Beberapa menit perjalanan yang dihiasi kesunyian, akhirnya aku pun sampai ditempat tujuan. Di tempat dimana aku bisa menemukan kedamaian dan juga kebebasan. Entahlah, mungkin aku yang belum bisa menyesuaikan dengan kedaan.

Buru-buru kubuka pintu mobil dan turun. Rasanya aku tidak sabar untuk memasuki rumahku. Dengan tanpa mengucap salam akupun membuka pintu. Tampak sepi dan sunyi seperti biasanya. Sedang gus Azka mengekor dibelakangku. Pasalnya, sejak kami menikah ini kali pertamanya kita berada disini.

"Lohh, linka... Kaget mama tuh. Masuk rumah ngga pake salam lagi" ucap mama sembari berjalan dari arah dapur.

"Hehehehe...iya mah. As'salamu'alaikum" ucapku mencium tangan mama.

"Waalaikumsalam, yang bener kalau jadi orang tuh. Kesini sama gus Azka yah?" Tanya mama

Belum sempat aku mengeluarkan kata-kata, gus Azka muncul sembari tersenyum lalu berjalan ke arah mama

"As'salamu'alaikum ma..." Ucapnya, seraya mencium tangan mama kuh.

"Wa'alaikumsalam...eh, gus e juga ikut toh" jawab mama sembari tersenyum juga.

(Calon) Suami PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang