8 - Beautiful chaos🔞

1.8K 68 30
                                    

Baru selesai edit yang part ini dong~


Diingatkan kembali, silakan dibaca setelah berbuka bagi yang puasa. Happy reading!

*

Sepasang mata elang menatap lekat wajah manis wanita yang sekarang tengah memeluk tubuhnya posesif. Melihat wajah dengan mata yang terlihat sedikit sembab itu, membuat hatinya menjadi iba dicampur rasa bahagia. Bahagia karena ini bukanlah mimpi. Senyum kecil pun terpatri di wajah tampannya.

Hatinya terasa sangat lega. Ia berpikir bahwa Jinyoung sudah tidak marah lagi padanya sebab kini tubuh kecil itu semakin mengeratkan pelukan pada tubuhnya.

Kesadarannya sudah mulai terkumpul dan ia cukup mengingat kejadian semalam, di mana samar-samar ia melihat Jinyoung yang mengurusinya. Bahkan ingatan akan hal menjijikan bersama sang mantan di club pun terlintas di benaknya. Jaebum bersumpah, kejadian paling menjijikan di hidupnya itu akan menjadi hal terakhir yang pernah ia lakukan. Ia akan menyimpannya sendiri dan membiarkan itu menjadi pelajaran berharga baginya bahwa ia tidak boleh lagi melakukan hal konyol.

Larut menatapi dan mengecupi pucuk kepala kekasihnya, tiba-tiba ada yang bergejolak pada perutnya. Dengan terpaksa Jaebum melepas diri dari pelukan kekasihnya menuju wastafel kamar mereka, memuntahkan cairan di perutnya.

Jinyoung yang tadinya tertidur pulas, terbangun dengan perasaan khawatir dan dengan kondisi yang masih setengah sadar, berusaha menyesuaikan tubuh dan pikirannya.

Ia segera menyusul keberadaan Jaebum. Jinyoung mengurut punggung Jaebum yang sedang mengeluarkan seluruh isi perutnya, kemudian tangan mungil itu membasuh dan mengusap dengan handuk wajah Jaebum yang kini sudah bersandar pada dinding.

"Sebentar, aku ambilkan air hangat untukmu."

'Grep'

Jaebum menarik tubuh Jinyoung yang baru saja hendak melangkah, membawa tubuh kecil itu ke dalam pelukannya. Memeluknya erat, seolah sudah sangat lama tak merasakan tubuh hangat itu.

"Tetaplah di sini, sayang. Aku sungguh merindukanmu."

Jinyoung membalas pelukan Jaebum dan menghirup aroma tubuh yang masih terdapat sisa-sisa bau parfum bercampur rokok semalam. Jinyoung mengangguk sebagai jawaban untuk Jaebum.

"Sungguh, Jinyoung, dia hanya masa laluku. Maka dari itu aku tak pernah menceritakannya padamu karena bagiku itu bukan hal yang penting lagi. Maafkan aku."

Jinyoung kembali mengangguk sebagai jawaban.

"Dan soal telepon, aku benar-benar tidak mengetahuinya karena selama ini aku tak memperhatikan ponselku dengan baik. Aku tidak tahu dari mana dia mendapat nomorku. Maafkan aku yang buruk ini, sungguh."

Jinyoung mengerutkan alisnya, "Dari mana kau tahu tentang orang yang meneleponmu itu adalah mantan kekasihmu, Bum?"

Deg

Jaebum sungguh belum mendapat jawaban yang tepat atas pertanyaan Jinyoung yang membuatnya sangat berdegup kencang saat ini.

Jinyoung melepas pelukan Jaebum dan menatapnya, tersenyum dan menangkup kedua rahang tegas kekasihnya. Tubuhnya berjinjit kemudian mencium kening Jaebum lama.

"Sudahlah, lupakan saja. Maafkan aku juga, Bum. Ini salahku dan tidak seharusnya aku mendiami sesuatu."

Hati Jaebum kini menghangat. Semua kekacauan hatinya seketika menguap kala kekasihnya menyambut permintaan maafnya dengan baik. Buktinya, beberapa waktu yang lalu Jaebum merasa sangat kacau dan bersalah. Dengan sikap hangat dan senyuman Jinyoung, dalam sekejap ia kembali menjadi dirinya sendiri. Jaebum tak tahu jika seandainya kejadian semalam tidak terjadi, mungkin ia akan terus merasa kacau.

ADDICT (JJProject)Where stories live. Discover now