4 - Getting out of control🚫

1.4K 64 15
                                    

Ini masih pagi sekali, pukul enam dan si manis Jinyoung sudah terbangun karena ia teringat akan janji kekasihnya yang hendak mengajaknya marathon sekaligus jalan-jalan untuk sekedar refreshing. Namun, cuaca dingin di luar sana seolah menyuruh si manis untuk tetap bertahan di bawah gulungan selimut tebal bersama kekasihnya, saling berbagi kehangatan. 

Seulas senyum tercetak di bibir Jinyoung ketika dua maniknya senantiasa menatap wajah kekasih tampannya yang masih tertidur pulas diiringi dengan dengkuran halus. Sesekali Jinyoung akan terkekeh geli dan mencubit gemas hidung Jaebum kala si tampan merasa sedikit terganggu. Bukannya terbangun, malah si tampan semakin mempererat pelukannya pada tubuh kecil Jinyoung.

Tidak ada kata-kata lagi yang dapat mendeskrispikan betapa bahagianya seorang Park Jinyoung selain segalanya terasa begitu sempurna. Hari-hari yang mereka lalui berjalan begitu cepat. Dalam kehidupannya, selain Appa dan Eommanya, belum pernah Jinyoung merasa begitu dicintai oleh seorang lelaki.

Beruntungnya Jinyoung bisa dicintai oleh lelaki tampan yang di usia mudanya sudah sangat mandiri, dewasa, mapan pula.

"Bummie, bangun~ Buka matamu. Mataharinya sudah naik." Cicit Jinyoug pada pada telinga kekasihnya, sembari mengecupi rahang tegas kekasihnya.

Senyap-senyap Jaebum mendengar cicitan kekasihnya dan bibir tipis itu akan menjawab dengan gumaman yang tidak jelas. Alih-alih, ia malah semakin membenamkan hidung mancungnya pada pucuk surai kekasihnya, menghirup aroma manisnya dalam.

Jinyoung mencoba mengusap lembut dada bidang kekasihnya, tetapi dengan mulut kecil yang tak berhenti mendumal, "Ish, Bummie~ Bangun! Aku tahu kau pura-pura tidur, kan? Jangan katakan Bummie lupa pada janjimu yang mau mengajakku jalan-jalan!"

Jawaban Jaebum masih sama, gumaman dan geraman samar.

"Astaga! Bagaimana caranya aku membangunkan bayi besar ini, eoh?" Gerutunya.

Akhirnya dengan gerakan cepat, si manis berpindah posisi, naik ke atas Jaebum dan duduk di perut sixpack kekasihnya. Merunduk dan mendekatkan mulut kecilnya ke telinga Jaebum, "IM JAEBUM-SSI, BANGUUUN~!"

Dengan kondisi yang masih setengah sadar, tentu saja membuat Jaebum mau tidak mau berusaha membuka mata sipitnya.

"Demi Dewa, sayang, ini masih terlalu pagi untuk siap-siap. Aku bahkan sudah tahu di luar sana masih gelap."

'What? Sejak kapan dia tahu sekarang masih gelap? Apa jangan-jangan Bummie tahu bahwa aku memandanginya sedari tadi?'

Malu sekali.

"Tapi, nanti siap-siapnya lama, Bum. Ayolah, mumpung hari ini kita sama-sama libur!"

"Sayang, bahkan jika aku hendak lari pagi bukan sepagi ini juga siap-siapnya. Kita lanjutkan tidur sebentar, ne? Aku masih mengantuk. Kemarilah." Jaebum membawa tubuh kecil itu ke dalam pelukannya, mengelus lembut punggung si manis. Meski pun saat ini bibir itu terpout lucu, tetap saja Jinyoung membiarkan tubuhnya dipeluk lebih erat oleh Jaebum. Jangan lupakan bahwa keduanya kini masih dalam kondisi totally naked.

Jinyoung menggerutu sebal.

Padahal, semalam kekasih tampannya itu sendiri yang berpesan agar dibangunkan pagi sekali untuk bersiap, namun pria itu malah berulah sulit dibangunkan, tidak peduli bahwa sedari tadi mulut kecil kekasihnya sudah mendumal menyebut namanya.

Jinyoung tidak kehabisan akal dan alih-alih ingin mengerjai Jaebum, jemari lentiknya merambat menuju bagian bawah kekasihnya. Menggeser sedikit pinggulnya ke arah samping agar aksinya berjalan dengan mudah.

'Rasakan, Bummie. Aku tidak akan membiarkanmu melupakan janji begitu saja.' Pikir si manis sembari menyunggingkan seringaian atas rencana isengnya.

ADDICT (JJProject)Where stories live. Discover now