3 - His everything

1.3K 76 28
                                    

Jaebum bersama kekasihnya kini tengah duduk di sofa balkon apartment mereka. Menikmati kebersamaan, diterangi indahnya cahaya temaram kota Seoul di bawah sana, setelah nyaris beberapa minggu belakangan disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Bahkan dalam sebulan ini, Jaebum selalu pulang agak larut karena kepentingan perusahaan yang tak bisa ditinggalkan.

Terkadang ketika tiba di apartment, si tampan mendapati Jinyoung sudah tertidur pulas di sofa dengan memeluk boneka pororo pemberiannya, menunggu kekasihnya pulang. Jaebum yang tak pernah tega pada kekasihnya, selalu memindahkan tubuh mungil itu ala bridal style ke kamar mereka.

Sepanjang jalan menuju kamar, berulang kali Jaebum merapalkan kalimat maaf dan sayang pada si manis, memberi kecupan pada pucuk kepala kekasihnya. Bahkan kekasihnya itu akan menggerutu samar seakan merasa terganggu oleh perlakuan Jaebum.

Sebenarnya Jaebum juga letih akibat beban yang begitu banyak di perusahaan, ingin segera beristirahat. Tetapi, ia tak akan pernah membiarkan kekasihnya tertidur dengan kondisi tidak nyaman. Ia selalu memprioritaskan kenyamanan Jinyoung. Merapikan posisi tidurnya, menyelimuti tubuh kecil itu dan tak jarang kekasihnya akan merengek kala terbangun dan si tampan harus memeluk kekasihnya sampai si manis kembali tertidur pulas. Barulah setelahnya ia membersihkan diri.

Jaebum merasa bersalah karena tak memberikan banyak waktu pada Jinyoung. Tidak seperti hari-hari biasanya yang selalu ia sempatkan untuk sekedar mengantar jemput kekasihnya, saling berpagut mesra di tengah kesibukannya.

Si tampan Jaebum berjanji akan segera menebus waktu yang tersita oleh pekerjaannya itu.

"Bagaimana bisa kekasihku ini begitu cantik, hm? Kau datang dari surga mana, sayang?"

So cheesy~

Sanjungan Jaebum pada Jinyoung jelas membuat Jinyoung tersipu malu. Jaebum membenamkan hidung mancungnya di antara surai hitam legam kekasihnya, berulang kali mengendusnya dan memberi kecupan-kecupan ringan pada pucuk kepala cantik itu.

Jinyoung yang berada di atas pangkuan Jaebum dengan lengan kecil yang melingkar erat pada leher kokoh itu menolehkan wajahnya untuk mengecup rahang tegas Jaebum, mengelus lembut rahang yang telah ditumbuhi rambut-rambut halus itu.

"Dan bagaimana bisa seorang Im Jaebum yang arogan ini menjadi begitu suka menggodaku, eoh?"

Bukan jawaban yang Jinyoung dapatkan melainkan seketika kedua mata Jinyoung terpejam kala Jaebum mulai bergerak menciuminya. Jaebum menarik bibirnya untuk memberi kecupan-kecupan ringan pada pucuk kepala kekasihnya, turun pada kedua kelopak mata indah itu, mengecupnya lama di sana. Lalu menggigit gemas hidung bangir Jinyoung dengan pipi yang mulai memerah.

Lengan kekar lelaki shirtless itu merengkuh pinggang Jinyoung yang berada di atas pangkuannya. Jinyoung meremat pundak tegap kekasihnya, lalu turun ke dada bidang Jaebum yang terukir jelas di sana sebuah tattoo bertuliskan satu kepemilikan, "Park Jinyoung's".

Tangan kecil Jinyoung sibuk bergerak meremat lengan Jaebum kala si tampan mulai menjilati leher jenjangnya yang membuat Jinyoung berdetak kencang dan bergerak gelisah. Bahkan detak itu seolah bisa didengar oleh Jaebum.

Kekasih manisnya itu terlampau indah di mata Jaebum.

Sempurna.

Perlahan kedua kelopak mata Jinyoung terbuka, menampakkan manik cokelat indah menatap kekasihnya. Jaebum memandang sayang peri indahnya itu, kembali mengecup berulang kali bibir plum kekasihnya dan membawa hidung mancungnya pada pipi chubby kekasihnya yang sudah bersemu.

"Bummie, rambut di rahangmu membuatku kegelian~"

Seketika Jaebum menghentikan kegiatannya, menatap Jinyoung sejenak dan menangkup kedua pipi kekasihnya, "Aku bersumpah demi Semesta, Jinyoung, aku cinta mati padamu. Aku akan melakukan apa pun asal kau tetap bersamaku. Tak ada selain diriku yang boleh menyentuh milik seorang Im Jaebum. Dewa sekali pun."

ADDICT (JJProject)Where stories live. Discover now