5 - "What's wrong with you?"

1K 67 24
                                    

"Aku tidak mau makan, Bum. Mulutku terasa pahit sekali."

'Hah'

Untuk yang ke sekian kalinya Jinyoung menolak suapan dari Jaebum, membuat Jaebum mendesah gusar melihat kekasihnya yang sulit menurutinya. Sudah hampir seharian ini tidak ada satu makanan pun yang Jinyoung mau, membuat tubuh kecil itu semakin lemah dengan kondisi badan yang sedang tidak enak. Jaebum rasa, akibat kesibukan di kampus yang kekasihnya jalani, mengakibatkan Jinyoung melupakan kesehatannya dalam beberapa hari terakhir.

Jaebum meletakkan nampan berisi semangkuk bubur jagung dan bayam dengan segelas jus jambu biji yang telah ia siapkan tadi di atas meja. Ia berharap kekasihnya akan bersedia menghabiskan makanan yang ia buat, bukan hanya sekedar air mineral yang si manis minum dari pagi hingga malam yang sudah pasti tidak baik bagi pencernaannya.

Si tampan membenarkan posisi kain kompresan Jinyoung yang telah ia basahi air hangat, mencium pucuk kepala Jinyoung berulang kali.

Ia sudah mencoba membujuk Jinyoung untuk dibawa ke Rumah Sakit atau sekedar memeriksa kondisi kesehatannya dengan dokter pribadi keluarga Im, tetapi Jinyoung menolak dengan dalih bahwa itu demam biasa, hanya membutuhkan waktu istirahat yang cukup.

Bersyukur karena Jaebum masih bisa menghandle semua pekerjaan kantornya dari rumah dan sudah pasti dengan bantuan para staff. Dengan begitu, si tampan bisa menjaga Jinyoung.

Hati Jaebum tercubit ketika kekasihnya tertidur, ia mendengar berkali-kali si manis menggumamkan sosok Eommanya. Jaebum gelisah karena cemas memikirkan Jinyoung yang teringat ibunya. Melihat itu, tentu Jaebum tidak tahan untuk merengkuh tubuh kekasihnya dan mengucapkan kalimat sayang agar kekasihnya sedikit lebih tenang. Hati Jaebum sakit dibuatnya, melihat tubuh kecil Jinyoung terbaring lemah.

"Tidak, sayang. Kau sudah tidak makan seharian ini. Kau harus makan walau hanya tiga suap."

Jaebum kembali mengambil nampan berisi makanan dan diambilnya sesendok bubur yang ia layangkan di depan hidung mancungnya, "Ini enak sekali. Bubur buatanku yang terenak, sayang. Kau sudah mengetahuinya, bukan? Chef kelas dunia pun kalah."

Jaebum sudah berusaha untuk tidak menggoda kekasihnya. Tapi tetap saja, ia harus sedikit berusaha menghibur Jinyoungnya. Perbuatan dan perkataan Jaebum barusan, membuat bibir plum Jinyoung tertarik ke atas dan menampilkan senyum simpul tersirat lemahnya tubuh kecil itu. Ia tidak bisa tidak tersenyum bahkan sedikit terkekeh dengan sikap Jaebum yang sudah berusaha menghibur dan menjaganya hampir seharian.

Si tampan kembali melayangkan sesendok bubur hangat tadi pada hidung bangir kekasihnya, lantas membuat lidah Jinyoung mengecap air liurnya sendiri, sangat nikmat ia bayangkan lewat indra rasa dan penciumannya. Jinyoung mendudukan tubuhnya yang dibantu oleh Jaebum.

"Jja, ayo makan, sayang."

"Tapi suapi aku, Bummie." Jaebum tersenyum, menatap Jinyoung dengan tatapan lembut dibalas dengan Jinyoung yang merona melihat kedua mata elang itu menatapnya penuh sayang.

"Baiklah, Tuan putri. Manjanya kekasihku ini. Habiskan, ya, sayang?" Jaebum mengelus pipi kekasihnya yang masih terlihat chubby walau dalam keadaan sakit, menyuapinya dengan pelan dan sesekali Jaebum akan mengajak kekasihnya dalam obrolan ringan.

"Sesibuk itukah tugas kuliahmu, sampai kekasihku ini sakit? Hm?"

"Begitulah. Apa lagi semenjak Bu Yoona menyuruhku melanjutkan proyek penelitiannya di Labor. Tidak boleh ada satu prosedur pun yang terlewatkan. Pernah sekali Jie lupa mengurusi salah satu prosedur kerjanya, diakhiri dengan Bu Yoona yang menyelesaikan. Beliau bahkan tidak memarahiku, Bummie. Aku semakin tidak enak padanya. Bahkan semua biaya perlengkapan, beliau yang urus dan aku juga dapat persennya. Maka dari itu, Jie berusaha membuktikan bahwa Jie bisa dipercaya olehnya, Bummie."

ADDICT (JJProject)Where stories live. Discover now