6 - "Tell me, did I make a mistake?"

868 71 42
                                    

Hal yang sangat langka terjadi lagi pagi ini.

Ketika laki-laki tampan itu terbangun, ia menemukan bagian sisi ranjang yang kosong dengan penuh perasaan yang berkecamuk. Si tampan tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi begitu saja dalam semalam. Mencoba membuka mata dan menyesuaikan pencahayaan lampu kamarnya, Jaebum meraih ponselnya di atas nakas, menyalakannya dan dilihatnya masih menunjukkan pukul enam.

Sudah ke sekian kalinya sejak ia terjaga, Jaebum mengusap kasar wajahnya dan menatap kosong ke arah depan.

Hal yang sangat tidak disukainya dari Jinyoung kembali terjadi, mendiaminya tanpa ada alasan yang tepat bagi dirinya.

Jaebum terbangun dengan kepala yang berdenyut. Ia bahkan tidak tidur hampir semalaman hanya untuk memandangi wajah damai kekasihnya yang terlelap, seolah tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Mencoba menebak-nebak dan bergelut dengan pikirannya sendiri, kesalahan apa yang sudah ia perbuat dalam semalam sehingga wajah damai itu memberikan tatapan dingin padanya.

Pria itu lalu bangkit merapikan ranjang kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dengan langkah sempoyongan. Perlahan, ia membiarkan tubuh atletisnya basah di bawah guyuran air shower yang hangat, berharap bisa sedikit meringankan pikirannya.

Selang beberapa menit, Jaebum keluar dengan mengenakkan handuk di bagian tubuh bawahnya, menampakkan dada bidang yang kekar dan berotot. Jaebum mengeringkan rambutnya dengan handuk sambil berjalan menuju dapur, sudah pasti mencari sosok kekasihnya.

Jaebum menyampirkan handuk tadi di pundaknya. Tepat sekali, mata elang itu menangkap sosok yang ia rindukan semalaman. Ia menemukan keberadaan kekasihnya yang tengah sibuk di dapur dengan beberapa helai roti tawar di depannya untuk menyiapkan sarapan.

Jinyoung tampak sudah sangat rapi, mengenakkan setelan square pattern dress berwarna putih dengan coat outer warna senada. Kaki jenjangnya pun juga dibalut dengan stocking berwarna hitam. Terlihat sangat cantik. Bahkan, jenis pakaian dengan gaya apa pun, Jinyoung akan selalu terlihat indah di mata Jaebum.

Jaebum memerhatikan tiap pergerakan kekasihnya yang berkutat mengolesi strawberry jam kesukaannya. Sekali pun bersikap dingin, Jinyoung tak pernah absen melakukan salah satu kegiatan rutinnya dalam menyiapkan sarapan sederhana untuk mereka.

Awalnya Jaebum ragu untuk mendekati kekasihnya itu, yang ia yakini masih kesal padanya. Tetapi, Jaebum mengkhawatirkan kondisi tubuh kekasih manisnya, ingin memastikan apakah hangat tubuhnya semalam sudah membaik atau belum.

'Tidak ada salahnya aku bersikap biasa saja, siapa tahu Jinyoung sudah tidak kesal lagi.' Bathinnya.

'Grep'

"Kenapa kau sibuk sekali, sayang? Apa demam tubuhmu sudah membaik?"

Seketika Jinyoung merasakan sepasang lengan kekar melingkar erat perutnya. Jinyoung dapat merasakan deru nafas Jaebum yang sibuk menghirup dalam surainya yang tergerai bebas.

Jaebum sangat merindukan sosok itu, lantas ia kecup berulang kali surai kekasihnya. Aroma peach yang manis dari tubuh Jinyoung membuat laki-laki itu merasa nyaman dan perlahan sakit kepala yang ia rasakan tadi pun hilang.

Meski Jaebum tak mendapat jawaban dari kekasihnya, wajahnya masih betah ia benamkan pada surai kekasihnya. Lagi pula Jinyoung tidak menolak.

Jinyoung menghentikan kegiatannya. Meletakkan roti yang sudah selesai ia susun di atas piring dan beberapa ia masukkan ke dalam kota bekal. Jaebum mengeratkan pelukannya dan membuat Jinyoung semakin bergelut antara perasaan dengan pikirannya. Dalam posisi seperti ini, membuat Jinyoung tak dapat bergerak untuk mengelak. Jujur saja, detak jantungnya berdebar kencang akibat perlakuan kekasih tampannya itu. Sedang pikirannya masih terjebak dengan segala macam prasangka yang membuatnya kalut hingga pagi ini.

ADDICT (JJProject)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora